Pesantren Kejar Pasar Halal Internasional melalui Tiga Pilar OPOP
Jumat, 13 November 2020 | 14:00 WIB
Surabaya, NU Online Jatim
Indonesia dikenal dengan jumlah penduduk muslimnya yang terbanyak di dunia. Dengan kondisi tersebut, tentunya permintaan produk-produk halal pun meningkat. Selain itu, pesantren di Jawa Timur yang jumlahnya menembus angka 4.718 dengan 938.000 santri merupakan potensi strategis untuk memenuhi permintaan produk halal. Hal tersebut mengingat pesantren sebagai lembaga pendidikan yang memegang kuat syariat Islam di dalamnya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Harapan tersebut selaras dengan pernyataan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak. Dirinya mengatakan bahwa Jawa Timur sebagai gudangnya pesantren diharapkan mampu menjadi pusat pasar halal.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Jawa Timur sebagai gudangnya pesantren, diharapkan mampu menjadi pusat dan penguasa pasar halal hingga level internasional,” katanya pada Kamis (12/11/2020).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Emil optimis bahwa cita-cita tersebut bisa tercapai dengan menerapkan tiga pilar utama yang dicetuskan One Pesantren One Product (OPOP).
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Dengan keadaan pesantren yang sedemikian rupa, saya optimis harapan kita bersama bisa tercapai. Tentunya dengan mengusung tiga pilar diantaranya santripreneur, pesantrenpreneur, dan sosiopreneur,” ujarnya.
Wakil Gubernur yang juga pernah menjabat sebagai Bupati Trenggalek tersebut memaparkan bahwa, untuk santripreneur OPOP akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, akan memperkuat program pemberdayaan santri. Harapannya bisa menambah pemahaman dan keterampilan para santri menghasilkan produk yang bernilai jual lebih,” terangnya.
Sedangkan program pesantrenpreneur akan berada di bawah naungan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Nantinya Dinas Koperasi dan UMKM dapat membantu dalam pemberdayaan koperasi pondok pesantren,” tambahnya.
Dan pada sosiopreneur program yang akan dilakukan adalah mengembangkan potensi alumni pesantren agar bisa berkolaborasi dengan masyarakat.
“Dengan sosiopreneur kita bisa mengembangkan potensi alumni dengan inovasi sosial berbasis digital secara inklusif,” jelasnya.
Di akhir penjelasannya, Emil berpesan agar masyarakat Jawa Timur senantiasa bergandengan tangan dalam rangka pemulihan ekonomi melalui program-program OPOP.
“Dengan berbagai program strategis OPOP ini, semoga bisa membantu pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Dan masyarakat Jawa Timur bisa berjuang bersama-sama dalam membangkitkan perekonomian,” pungkasnya
Editor: Risma Savhira
ADVERTISEMENT BY ANYMIND