Metropolis

Gusdurian Mojokerto Terima Penghargaan Gusdurian Award 2025 di Jakarta

Senin, 1 September 2025 | 15:00 WIB

Gusdurian Mojokerto Terima Penghargaan Gusdurian Award 2025 di Jakarta

Penerimaan Gusdurian Award 2025 yang diterima oleh salah satu perwakilan dari Gusdurian Mojokerto. (Foto: NOJ/ISt)

Mojokerto, NU Online Jatim

Gusdurian baru saja menggelar Temu Nasional (Tunas) Jaringan Gusdurian 2025 bertajuk ‘Meneladani Gusdur Merawat Indonesia’ di ⁠Asrama Haji, Pondok Gede Jakarta mulai Jum’at hingga Ahad (29-31/08/2025). Temu Nasional ini menjadi ajang berkumpulnya ribuan aktivis Gusdurian dari seluruh Indonesia.


Ajang ini tidak hanya menjadi wadah silaturahim, tetapi juga momentum untuk mengevaluasi, merumuskan dan mengapresiasi kerja-kerja nyata komunitas Gusdurian di berbagai daerah.


Koordinator Gusdurian Mojokerto, M Kholilullah mengatakan, dalam agenda tersebut Gusdurian memberikan sebuah penghargaan Gusdurian Award 2025 dengan tujuan untuk mengapresiasi komunitas. Salah satu sorotan utama adalah kiprah komunitas Gusdurian Mojokerto.


“Ini kami persembahkan kepada seluruh penggerak Gusdurian Mojokerto yang telah mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran demi menghidupkan nilai-nilai Gus Dur di tengah masyarakat,” ujarnya kepada NU Online Jatim, Senin (01/09/2025).


Gusdurian Mojokerto juga mendedikasikan penghargaan ini untuk seluruh sahabat, mitra, dan komunitas yang selalu berjalan beriringan, bergandengan tangan dalam menjalankan misi kemanusiaan, mendampingi masyarakat, serta memperjuangkan hak-haknya tanpa lelah.


“Penghargaan ini bukanlah akhir, melainkan pengingat bagi kami untuk terus melanjutkan perjuangan Gus Dur dengan menjaga kemanusiaan, merawat keberagaman, dan memperjuangkan keadilan sosial di Mojokerto,” terangnya.


Penghargaan tersebut berdasarkan informasi dari panitia penyelenggara, Gusdurian Mojokerto dinilai berhasil mengimplementasikan nilai-nilai Gus Dur, khususnya humanisme dan pluralisme dalam program-program mereka.


Menurut panitia, Gusdurian Mojokerto aktif mendampingi kelompok minoritas, masyarakat adat, serta kelompok rentan lainnya. Berbagai kegiatan mulai dari advokasi hak-hak sipil, pengobatan gratis, rumah belajar untuk anak-anak, hingga program pemberdayaan ekonomi telah mereka jalankan secara konsisten.


“Salah satu bentuk advokasi yang menonjol adalah penolakan terhadap diskriminasi terkait pemakaman beda agama,” ungkapnya.


Gusdurian Mojokerto secara aktif menyuarakan pentingnya hak setiap individu untuk dimakamkan sesuai keyakinan atau berdampingan dengan keluarga tanpa terhalang perbedaan agama. Mereka mendampingi keluarga-keluarga yang menghadapi kesulitan dalam mencari lahan makam yang inklusif, bahkan hingga mengadvokasi pemerintah daerah untuk menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) tentang pengelolaan makam yang berperspektif keadilan dan keberagaman.


“Upaya ini membuahkan hasil, di mana beberapa daerah di sekitar Mojokerto mulai mempertimbangkan regulasi yang lebih inklusif,” jelasnya.


Diketahui, hadir dalam kegiatan ini Kader Penggerak Gusdurian se-Indonesia, Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian Jay Akhmad, Direktur Jaringan Gusdurian Ning Alissa Wakhid, dan tokoh-tokoh lintas agama kategori, individu dan komunitas.