Situbondo, NU Online Jatim

Ketua Aswaja NU Center Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Misbahul Munir menyampaikan sejumlah kriteria yang harus dimiliki oleh pemimpin Nahdlatul Ulama. Di antaranya, memiliki komitmen dan kemampuan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kekinian.

Penegasan tersebut disampaikan Kiai Misbahul Munir kepada awak media saat memantau kegiatan bazar pada Selasa (21/12/2021) di lapangan Sai Bhumi Ruwai Jurai (Saiburai) menjelang perhelatan Muktamar ke-34 NU. 

Dalam kesempatan tersebut, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Mullaf Nahdlatul Ulama PBNU ini juga menyampaikan mengenai pandangannya terhadap pelaksanaan Muktamar ke-34 NU di Provinsi Lampung, salah satunya soal keberadaan bazar.

"Pada prinsipnya, bazar ini sangat bagus. Karena NU itu berangkat dari Nahdlatut Tujjar atau persatuan dan kebangkitan para pedagang. Dari sanalah kemudian kekuatan dan kemandirian NU muncul, dan ini harus dibangkitkan," tegasnya.

Karena itu, kata Kiai Misbahul Munir, sudah selayaknya manusia yang notabene Khalifatullah fil ardi harus mmpu menerjemahkan tugas-tugas dari Allah SWT. "Yakni memberi rasa aman, rasa kenyang sejahtera," ucapnya.

Maka, Kiai Misbahul Munir pun berharap, agar perhelatan Muktamar ke-34 NU menjadi event yang bermartabat. Sehingga mampu menghasilkan kepemimpinan yang baik.

“Serta, program-programnya dapat dirasakan langsung oleh warga Nahdlatul Ulama di akar rumput," terangnya.

Sementara itu, saat ditanya mengenai calon yang berpotensi memimpin NU, KH Misbahul Munir enggan menjawab secara detail. Menurutnya, semua calon yang ada layak.

Namun demikian, yang terpenting bagi Kiai Misbahul Munir, ialah pemimpin yang memiliki komitmen yang salah satunya siap menyikapi setiap persoalan kekinian, di tengah era yang semakin global.

"Jadi, kita harus berbuat untuk dunia dan masyarakat global. Jadi, nanti kiprah yang diwujudkannya semakin jauh dan luas, tidak hanya untuk Indonesia saja," pungkasnya.
 

Seusai menghadiri peresmian bazar Muktamar NU, Kiai Misbahul Munir kemudian mengikuti kegiatan bedah kitab bersama KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq di tempat yang sama.