• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

Banser di Papua, Naik Motor Dua Hari Demi Hadiri Muktamar 

Banser di Papua, Naik Motor Dua Hari Demi Hadiri Muktamar 
Kiai Nursalim Arrozy bersama Rozaq Yelipele (kiri) Irfan Yelipele dan Akbar Kurita hadir pada Muktamar ke-34 NU di Lampung. (Foto: NOJ/ISt)
Kiai Nursalim Arrozy bersama Rozaq Yelipele (kiri) Irfan Yelipele dan Akbar Kurita hadir pada Muktamar ke-34 NU di Lampung. (Foto: NOJ/ISt)

Bandar Lampung, NU Online Jatim

Perjuangan tanpa kenal lelah ditunjukkan anggota Satuan Koordinator Cabang (Satkorcab) Barisan Ansor Serbaguna atau Banser Kabupaten Wamena, Papua.
 

Pada momentum Muktamar ke-34 NU yang dipusatkan di Lampung, beberapa anggota Banser dari kawasan tersebut rela menempuh perjalanan darat. Perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan Banser ini demikian mengharukan. Bagaimana tidak? Setidaknya Akbar Kurita, Irfan Yelipele dan Rozaq Yelipele rela datang ke lokasi melewati perjalanan darat yang cukup menantang.
 

“Saya terharu hingga meneteskan airmata mendengar kisah perjalanan adik-adik saya anggota Satkorcab Banser Wamena,” kata Kiai Nursalim Arrozy kepada NU Online Jatim, Rabu (22/12/2021). 
 

Disampaikan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Keerom ini bahwa demi tekad menghadiri muktamar di Lampung, mereka rela bersusah payah dari pedalaman Walesi menuju Jayapura.
 

“Itu mereka lakukan melalui jalan darat dan mengendarai motor selama 2 hari 1 malam,” ungkap Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Keerom tersebut. 
 

Berikutnya, ketiganya melanjutkan perjalanan ke Jakarta menggunakan pesawat selama 6 jam. Dan sebenarnya masih banyak lagi yang akan ikut, akan tetapi karena keterbatasan tiket, maka harus merelakan gagal berangkat ke Jakarta.
 

“Masih ada beberapa sahabat Banser dari Walesi yang tertinggal di Jayapura karena tidak mendapatkan flight pesawat,” ungkapnya menyayangkan.
 

Setelah itu perjalanan dilanjutkan lewat darat melalui pelabuhan Merak menuju Bakauheni untuk sampai menuju lokasi muktamar. “Waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan tersebut selama kurang lebih 8 jam perjalanan,” terang dia. 


Menurutnya, apa yang dilakukan oleh anak muda ini tentu saja tidak ada niatan lain, kecuali sebagai bentuk kecintaan kepada NU.
 

“Semuanya mereka lakukan demi cintanya kepada NU, begitu cintanya kepada para ulama juga pada Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI,” tegasnya. 
 

Melihat ikhtiar yang demikian tulus tersebut, Nursalim berharap Allah akan memberkahi upaya yang dilakukan. 
 

“Mereka adalah santri-santri Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari atau Mbah Hasyim yang sejati,” tutupnya.
 


Editor:

Metropolis Terbaru