Kader NU Kencong Belajar Cara Mengelola Sampah di Surabaya
Ahad, 12 September 2021 | 18:00 WIB

Kader NU Kencong, Jember, belajar mengelola sampah di tempat pengelolaan sampah di Surabaya dan Sidoarjo. (Foto: NOJ/Sufyan Arif)
Jember, NU Online Jatim
Sejumlah kader NU Kencong, Kabupaten Jember, melakukan studi banding ke Surabaya dan Sidoarjo untuk mengetahui cara mengelola sampah agar menjadi barang produktif Sabtu (11/09/2021). Kegiatan diikuti perwakilan dari LAZISNU, RMI, dan IPNU.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Di Surabaya, mereka mendatangi rumah Arya Kesyandria Ali Yasha di Jalan Ketintang Timur. Arya adalah finalis Pangeran Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur Tahun 2020. Arya terpilih sebagai juara karena terobosannya mengelola sampah organik dengan media urai berupa maggot, sejenis pupa dari serangga.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Arya mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan untuk mengurangi sampah organik dari limbah sayuran rumah warga dan pasar. "Limbah itu sangat melimpah, saya gunakan untuk pakan maggot," Tuturnya sambil menunjukan proses penguraian sampah organik.”
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Kemudian, maggot yang dihasilkan digunakan sebagai pakan ikan. Tidak hanya itu, sisa makanan maggot yang sudah mengering masih bisa dikelola menjadi pupuk organik. Dengan begitu, kata Arya, tidak ada limbah atau sampah yang tidak berguna.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Kunjungan kedua dilakukan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Guna Lestari di Desa Tambakrejo, Kecamatan Waru. Di sana, sampah yang berasal dari rumah warga disortir dan dipilah sesuai jenisnya. Sampah seperti, kantung plastik, botol plastic, dan kardus dikelola kembali agar memiliki nilai guna lebih.
Misbahul Ulum, Pembina TPST KSM Guna Lestari mengatakan, pengelolaan sampah tersebut sudah dilakukan mulai tahun 2017. Upaya tersebut selain mengurangi sampah juga untuk membuka lapangan kerja bagi warga sekitar. Tercatat ada 70 orang bekerja sebagai pemilah sampah.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Dari hasil studi banding itu, PCNU Kencong berencana menerapkan ilmu yang sudah diserap di pondok pesantren di Kencong. Mengingat, banyak pondok pesantren besar di sekitar Kencong kurang memahami pengelolaan sampah. Hasilnya, sampah menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
"Akhirnya dapat menimbulkan polusi udara dan kurangnya kebersihan lingkungan, dampak (buruk) nya langsung pada masyarakat," ujar Ali Wafa, Ketua PC RMI Kencong.
Penulis: Sufyan Arif
Editor: Nur Faishal
ADVERTISEMENT BY ANYMIND