Blitar, NU Online Jatim
Kendati masih berstatus sebagai mahasiswa, wajah Muhammad Rafli Zulfikar terlihat berwibawa, serta memiliki segudang prestasi. Keahliannya adalah di cabang olahraga pencak silat dengan medali dari tingkat provinsi sampai internasional.
Sejak duduk di bangku madrasah tsanawiyah, laki-laki kelahiran Siraman, Kesamben, Kabupaten Blitar ini sudah mengikuti ilmu bela diri. Saat itu Rafli mengikuti ilmu bela diri karate.
Namun bakatnya sementara terpendam saat nyantri di Pondok Pesantren Nurul Ulum Blitar. Karena pada saat itu di lingkup pesantren tidak ada pelatihan ilmu bela diri karate.
Keadaan tersebut tidak membuatnya patah semangat. Dirinya tetap mengikuti ilmu bela diri yang ada di pesantren yaitu Pencak Silat Pagar Nusa. Hal itu membuatnya seolah banting setir, karena mengharuskan belajar dari awal.
Keputusannya untuk mengikuti cabang olahraga pencak silat berbuah manis. Terbukti sejak mengikuti berbagai latihan, pelatih menilai Rafli memiliki bakat dan potensi tinggi.
Tidak disangka, gemblengan dan latihan ketat yang diarahkan padanya menorehkan hasil membanggakan. Beragam kompetisi telah diikuti Rafli dengan mengantongi tropi terbaik.
"Saya sempat gagal berkompetisi. Momentum itu selalu saya kenang untuk dijadikan evaluasi ke depannya,” katanya kepada NU Online Jatim, Kamis (09/09/2021).
Berangkat dari kegagalan tersebut, membuatnya berlatih dengan sungguh-sungguh. Dan dari sekian banyak pertandingan, mengantarkan mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ini tidak hanya untuk kejuaraan lokal, bahkan dunia.
“Pada turnamen selanjutnya mendapat kategori atlet pencak silat terbaik di kancah internasional," terangnya.
Selain berprestasi di cabang olahraga, Rafli ternyata juga menonjol dalam di bidang akademik. Hal tersebut dibuktikannya sebagai mahasiswa berprestasi. Raihan ini tentu membanggakan kedua orang tua, Pemerintah Kabupaten Blitar, kampus tempatnya studi dan teman.
Sejumlah juara yang pernah diraih Rafli antara lain, juara 1 seni tunggal putra internasional yang diselenggarakan Internasional Pandu Samudra (IPS). Juara 1 seni tunggal putra kejuaraan internasional pandu samudra II.
Pernah dinobatkan sebagai pesilat terbaik kejuaraan internasional di Tegal, Jawa Tengah. Juara 3 bupati cup tahun 2018, juara 2 porseni tahun 2019.
“Pandemi ini bukan alasan untuk tidak berkarya. Kesuksesan itu akan ada pada yang mau berusaha,” tegasnya.
Hal tersebut sebagaimana dirinya yang dipercaya menjadi pelatih di berbagai madrasah. kehadirannya untuk melatih pencak silat pada santriwan dan santriwati antara lain di Pondok Pesantren Nurul Ulum Blitar.
Penulis: Pransiska Anggraeni
Editor: Syaifullah
