• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 23 April 2024

Khutbah

Khutbah Akhir Bulan Maulid: Memanfaatkan Sisa Usia dengan Khidmat Terbaik

Khutbah Akhir Bulan Maulid: Memanfaatkan Sisa Usia dengan Khidmat Terbaik
Manfaatkan sisa usia dengan khidmat terbaik. (Foto: NOJ/YTb)
Manfaatkan sisa usia dengan khidmat terbaik. (Foto: NOJ/YTb)

Khutbah Jumat kali ini mengingatkan nikmat umur yang diberikan Allah SWT. Bahwa diberikan umur panjang harus diisi dengan amal kebaikan terbaik. Apalagi keinginan memiliki umur panjang dan berkah selalu dipanjatkan saat doa usai shalat maktubah dan kesempatan lain.

Bagaimana dengan mereka yang usianya tidak panjang. Bahkan tidak sedikit tokoh panutan dengan karya monumental ternyata hanya diberikan umur pendek. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadikan yang bersangkutan sepi dari khidmat terbaik. Bahkan sejumlah pengarang kitab yang karyanya dikaji hingga kini juga ada yang usianya tidak panjang.

Karenanya pada kesempatan khutbah kali ini ada baiknya kita menyadari bahwa umur panjang yang diberikan Allah SWT hendaknya diisi dengan amal terbaik yang berhubungan dengan diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa. Dengan demikian, usia panjang dan kesempatan hidup di dunia dapat diisi dengan kiprah terbaik.
 

Momentum Jumat adalah kesempatan penting untuk dimanfaatkan sebagai sarana mengingatkan sekaligus meningkatkan takwallah dan berupaya menjadi muslim ideal.


Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di bawah artikel. Dan berikut contoh teks khutbah Jumat dengan judul: Memanfaatkan Sisa Usia dengan Khidmat Terbaik. Semoga memberikan manfaat. (Redaksi)

 

Khutbah Pertama


   اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ   


Jamaah Rahimakumullah
Nikmat terindah dan teramat mahal adalah diberikan umur panjang dengan sehat walafiat, serta terus memegang iman dan Islam. Dan, aneka kurnia tersebut kita terima hari ini, berada di masjid ini dengan tidak mengalami keluhan kesehatan berarti. 

Karenanya marilah beragam nikmat tersebut kita syukuri dengan meningkatkan takwallah. Yakni menjalankan segala yang diperintah, serta menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian kita termasuk hamba yang bersyukur dan selalu dalam rahmat Allah SWT.

 

Hadirin yang Berbahagia
Umumnya orang berdoa kepada Allah SWT agar diberi umur panjang. Sedikit sekali atau bahkan mungkin tidak ada orang yang menginginkan berumur pendek. Mereka tentu memiliki alasan masing-masing. Namun umumnya alasan mereka adalah karena ingin memiliki amal baik yang cukup semasa hidupnya sebagai bekal hidup abadi di akhirat. Hal ini memang memiliki dasar yang kuat sebagaimana ditegaskan dalam hadits Rasulullah sebagai berikut:



   يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ : مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ   
 

Artinya: Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia? Beliau menjawab: Orang yang umurnya panjang dan amalannya baik.(HR Tirmidzi)

 

 

Hadits itu telah menginspirasi banyak orang untuk senantiasa berdoa kepada Allah agar diberi umur panjang. Mereka telah meyakini bahwa salah satu tanda orang terbaik adalah apabila berumur panjang dan hidupnya penuh dengan amal-amal kebaikan. Mereka yang umurnya panjang tetapi amal-amal kebaikannya amat sedikit, tidak termasuk orang-orang terbaik, bahkan digolongkan sebagai yang merugi.    

 

Namun demikian adalah kenyataan bahwa tidak setiap orang berumur panjang meski mereka berdoa demikian. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana dengan mereka yang berumur pendek? Apakah mereka dengan sendirinya tidak termasuk orang-orang terbaik?   

 

Hadirin Rahimakumullah 
Untuk menjawab pertanyaan di atas kita dapat merujuk penjelasan dari Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam kitabnya berjudul Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr bimâ Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu minal A’mâr (Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal. 47) sebagai berikut:


    وَخَيْرُ الْعُمُرِ: بَرَكَتُهُ، وَالتَّوْفيْقُ فِيْهِ لِلْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ، وَالْخَيْرَاتِ الْخَاصَّةِ وَالْعَامَّةِ    

 

Artinya: Sebaik-baik umur ialah yang diberkati Allah Subhanahu Wa Ta’la, yang diberi-Nya taufik untuk mengerjakan amalan saleh dan kebajikan-kebajikan lain baik yang khusus maupun yang umum.   
 

Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa sebaik-baik umur ialah yang diberkati Allah, yang diberi-Nya bimbingan untuk melakukan berbagai kesalihan dan kebajikan. Jadi, kebaikan seseorang sebetulnya tidak semata-mata bergantung pada umurnya yang panjang, tetapi lebih pada seberapa banyak amal kebaikan yang dilakukannya semasa hidupnya.Penjelasan ini sesuai dengan hadits Rasulullah di atas.    

 

Oleh karena itu, bisa saja seseorang berumur pendek tetapi amal kebaikannya sangat banyak dan mungkin sama atau bahkan melebihi mereka yang berumur panjang. Orang-orang seperti ini termasuk kalangan terbaik karena mampu memanfaatkan umurnya yang pendek untuk berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya. Inilah umur yang penuh dengan berkah dari Allah.    

 

Dalam kaitan itu, Sayyid Abdullah al-Haddad menyebutkan contoh beberapa orang salih yang tidak berumur panjang namun amal kebaikannya sangat banyak dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. Di antara contoh itu adalah Abu Abdullah Muhammad ibn Idris asy-Syafi’i, atau yang lebih dikenal dengan nama Imam Syafií yang wafat dalam usia 54 tahun. Meski usia tidak panjang, namun semasa hidupnya mampu menghasilkan banyak kebaikan seperti karya-karya yang sangat penting bagi kaum muslimin.    

 

Jamaah Hafidhakumullah   
Di antara karya besar Imam Syafii adalah, kitab Ar-Risalah yang merupakan kitab tentang ushul fiqih. Kitab Al-Umm yang merupakan kitab tentang mazhab fiqihnya. Kitab Ikhtilaf al-Hadits yang merupakan kitab tentang hadits. Kitab Tafsir Al-Imam asy-Syafi’i yang merupakan kitab tentang tafsir Al-Qur’an, dan lain sebagainya. Beberapa sumber menyebutkan jumlah kitab karangan Imam Syafii lebih dari 120 buah, dan dikenal hafidz Qur’an dalam usia 7 tahun. 

 

Contoh lain orang salih yang tidak berumur panjang namun amal kebaikannya sangat banyak adalah Abu Hāmid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali, atau yang lebih dikenal dengan nama Imam al-Ghazali yang wafat dalam usia 55 tahun. Meski berumur pendek, namun begitu besar sumbangsihnya bagi masyarakat luas, khususnya kaum muslimin. Imam al-Ghazali dijuluki hujjatul Islam karena jasa-jasanya membela kebenaran Islam dengan mempertahankan prinsip-prinsip kebenaran dengan argumen yang sulit dipatahkan oleh lawan.    


Di antara karya besar Imam al-Ghazali adalah kitab Ihya Ulumiddin yang merupakan kitab tentang akhlak dan tasawuf. Juga kitab Jawahir al-Qur’an yang merupakan kitab tentang tafsir Al-Qur’an. Berikutnya kitab Al-Basith dan Al-Wasith yang merupakan kitab tentang ilmu fiqih dan ushul fiqih. Demikian juga kitab Maqashid al-Falasifah dan al-Arba’in fi Ushuluddin yang merupakan kitab filsafat dan ilmu kalam, serta lain sebagainya. Beberapa sumber menyebutkan jumlah kitab karangan Imam al-Ghazali lebih dari 200 buah.   

 

Jamaah Jumat yang Berbahagia
Dari apa yang dijelaskan dan dicontohkan oleh Sayyid Abdullah al-Haddad di atas sangatlah jelas bahwa pemahaman literal tentang umur yang baik hanyalah umur panjang yang dipenuhi dengan kebaikan masih memiliki kekurangan. Pemahaman ini memang tidak salah, hanya belum akomodatif terhadap fakta bahwa banyak orang salih tidak berumur panjang. Orang-orang seperti ini meskipun tidak berumur panjang, namun amal kebaikannya sangat banyak sebagaimana disebutkan di atas, yakni Imam Syafií dan Imam al-Ghazali.    

 

Oleh karena itu, sekali lagi, sebaik-baik umur adalah umur yang diberkati Allah Subhanu Wa Ta’la. Hal ini meliputi umur panjang dan banyak digunakan untuk melakukan amal-amal salih dan kebajikan-kebajikan lain. Selain itu adalah umur yang tidak panjang namun banyak digunakan untuk mengerjakan kesalihan-kesalihan hingga pada tingkat tertentu yang setara atau malahan lebih banyak dari mereka yang berumur panjang.    

 

Terhadap kelompok kedua, yakni mereka yang tidak berumur panjang namun banyak mengerjakan kesalihan dan kebajikan seperti Imam Syafii dan Imam al-Ghazali, Sayyid Abdullah al-Haddad menyebutnya sebagai hamba Allah terpilih dan diberkati. Sehingga amal kebaikannya sangat banyak dan mungkin lebih banyak dan lebih terasa manfaatnya dari pada yang dipanjangkan umurnya.    

 

Jamaah Jumat Rahimakumullah
Batasan umur panjang di kalangan umat Islam, memang tidak ada patokan khusus yang disepakati bersama. Hanya kebanyakan umat Islam menjadikan umur Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam yang mencapai 63 tahun sebagai standar. Artinya mereka yang mencapai umur di atas 63 tahun diyakini telah mendapatkan bonus umur dari Allah. Sedangkan mereka yang tidak mencapai umur 63 tahun, semisal 50-55 tahun, atau kurang dari itu seperti Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang wafat dalam usia kurang dari 40 tahun termasuk berumur pendek sebagaimana dijelaskan Sayyid Abdullah al-Haddad dalam kitab tersebut di atas.    

 

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang memiliki umur yang diberkati Allah. Amin ya rabbal alamin.


    جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا    باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ   

Khutbah Kedua


   اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا   أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ   اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


 


Editor:

Khutbah Terbaru