Khutbah

Khutbah Jumat: Bulan Rajab Kesempatan Menyempurnakan Shalat

Kamis, 11 Februari 2021 | 08:00 WIB

Khutbah Jumat: Bulan Rajab Kesempatan Menyempurnakan Shalat

Kwalitas shalat hendaknya terus ditingkatkan. (Foto: NOJ/PRt)

Khutbah JumatĀ NU Online JatimĀ kali ini mengangkat tema tentang bagaimana seharusnya kita memaknai bulanĀ Rajab. Bahwa bulan ini merupakan waktu yang sarat dengan makna. Karena itu, jangan sampai hadirnya ditanggapi biasa saja, apalagi tanpa kesan dan makna. Justru di momen inilah kaum musliminĀ dituntut untuk mengambilĀ hikmah dari aneka kebaikan yang tersaji. Salah satunya dan paling utama adalah memperbaiki kualitas shalat yang nota beneĀ sebagai tiang agama.Ā 

Pada momentum khutbah ini adalah saat penting untuk saling mengingatkan umat Islam agar terus menjaga takwa dan berupaya menjadi muslimĀ ideal. Salah satunya adalah dengan tetap berikhtiar agar perintah shalat dapat dijalankan dengan baik dan benar.

Untuk mencetak naskah khutbah Jumat, silakan klik ikonĀ printĀ berwarna merah di bawah artikel ini. Berikut teks khutbah Jumat tentangĀ "Bulan Rajab Kesempatan Menyempurnakan Shalat". Semoga bermanfaat.Ā (Redaksi)

 

Khutbah Pertama

Ā Ā 

Ā Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ ŁŁŽŲ¶Ł‘ŁŽŁ„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŲØŁŲ“ŁŽŁ‡Ł’Ų±Ł Ų±ŁŽŲ¬ŁŽŲØŁŽŲŒ ŁˆŁŽŁ‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ’ Ų§ŲµŁ’Ų·ŁŽŁŁŽŁ‰ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ ļ·ŗ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¬Ł’ŲŖŁŽŲØŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤ŁŽŁŠŁ‘ŁŽŲÆ. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŁŁŽŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų±ŁŁƒŁ’ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ±ŁŽŲ­Ł‘ŁŽŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ­ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŁ†Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł…ŁŽŁ†Ł’ بِهِ ŲŖŁŲ±Ł’Ų¬ŁŽŁ‰ Ų“ŁŽŁŁŽŲ§Ų¹ŁŽŲŖŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ¢ŲØŁ. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ų§ŁŽ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų±ŁŽŲØŁ‘Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲØŁ’Ų¹ŁŁˆŁ’Ų«Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ų¬ŁŁ…Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ±ŁŽŲØ. أما ŲØŲ¹ŲÆ

ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’Ł†ŁŁ‰Ł’ Ł†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ ŁŁŽŲ§Ų²ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰ ŁŁŁŠŁ’ ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ بِسْمِ اللهِ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ Ų³ŁŲØŁ’Ų­ŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠ Ų£ŁŽŲ³Ł’Ų±ŁŽŁ‰ ŲØŁŲ¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł Ł„ŁŽŁŠŁ’Ł„Ł‹Ų§ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ³Ł’Ų¬ŁŲÆŁ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ±ŁŽŲ§Ł…Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ³Ł’Ų¬ŁŲÆŁ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ‚Ł’ŲµŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠ ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁ’Ł†ŁŽŲ§ Ų­ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŁ†ŁŲ±ŁŁŠŁŽŁ‡Ł مِنْ Ų¢ŁŠŁŽŲ§ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ…ŁŁŠŲ¹Ł Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŲµŁŁŠŲ±Ł

 

Hadirin Hafidlakumullah

Saya berwasiat kepada pribadi saya sendiri, juga kepada hadirin sekalian, marilah tingkatkan takwa kita kepada Allah dengan cara berusaha semampunya untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.Ā  Ā 

 

Sidang Jumat yang Berbahagia Ā 

Sekarang kita telah memasuki bulan Rajab. Salah satu dari empat bulan yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Keempat yang dimuliakan tersebut adalah bulan Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram.Ā  Ā 

 

Firman Allah menegaskan hal tersebut:

Ā  Ā  Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų¹ŁŲÆŁ‘ŁŽŲ©ŁŽ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŁ‡ŁŁˆŲ±Ł Ų¹ŁŁ†Ł’ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų§Ų«Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ“ŁŽŲ±ŁŽ Ų“ŁŽŁ‡Ł’Ų±Ł‹Ų§ فِي ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų®ŁŽŁ„ŁŽŁ‚ŁŽ Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų¶ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ±Ł’ŲØŁŽŲ¹ŁŽŲ©ŁŒ Ų­ŁŲ±ŁŁ…ŁŒ Ų°ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ†Ł Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ…Ł ŁŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲøŁ’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŲ§ ŁŁŁŠŁ‡ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŁ†Ł’ŁŁŲ³ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁŁ„ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ“Ł’Ų±ŁŁƒŁŁŠŁ†ŁŽ ŁƒŁŽŲ§ŁŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŁŠŁŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁŁ„ŁŁˆŁ†ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁƒŁŽŲ§ŁŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŲ§ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ Ł…ŁŽŲ¹ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁŠŁ†ŁŽ

 

Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (QS At-Taubah: 36) Ā 

  

Hadirin Rahimakumullah

Ayat di atas menjelaskan tentang kemuliaan empat bulan dibanding bulan lain dalam setahun. Apakah mungkin Allah yang menciptakan semua bulan itu sendiri, tapi ada yang lebih mulia daripada bulan yang lain?Ā  Ā 

 

Jawabnya mungkin-mungkin saja. Kita bisa melihat, ada hari-hari dalam sepekan, namun dibandingkan yang lain, hari Jumat merupakan hari paling mulia. Ada bulan-bulan dalam setahun, Ramadlan yang paling mulia, di situ orang-orang diwajibkan berpuasa. Hari Arafah lebih mulia daripada hari-hari lain dalam setahun, lailatul qadar lebih utama daripada malam-malam lain, dan Nabi Muhammad lebih utama daripada semua makhluk, dan seterusnya.Ā  Ā 

 

Artinya meskipun masing-masing diberi kemuliaan oleh Allah, atas kehendak-Nya membuat kemuliaan antara yang satu lebih tinggi dari lainnya karena memang kehendak-Nya demikian. Termasuk bulan Rajab beserta tiga bulan lainnya, Allah lebih memuliakan dibandingkan bulan lain.Ā  Ā 

 

Di bulan ini orang-orang dilarang melakukan peperangan dan mengangkat senjata. Jadi siapa pun merasa aman. Bahkan para pakar fiqih memperberat sanksi diyat bagi siapa pun yang membunuh seseorang pada bulan-bulan ini dengan hukuman yang lebih berat.Ā  Ā 

 

Al-Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsirnya menjelaskan tentang empat bulan yang dimuliakan tersebut dengan kalimat berikut:

 

Ā Ā  ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ¹Ł’Ł†ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŲ±ŁŁ…Ł: Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ¹Ł’ŲµŁŁŠŁŽŲ©ŁŽ ŁŁŁŠŁ‡ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ“ŁŽŲÆŁ‘Ł Ų¹ŁŁ‚ŁŽŲ§ŲØŁ‹Ų§ŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų·Ł‘ŁŽŲ§Ų¹ŁŽŲ©ŁŽ ŁŁŁŠŁ‡ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁƒŁ’Ų«ŁŽŲ±Ł Ų«ŁŽŁˆŁŽŲ§ŲØŁ‹Ų§

 

Artinya: Yang dimaksudkan dengan bulan-bulan yang dimuliakan di sini, sesungguhnya maksiat dalam bulan ini siksanya lebih berat. Jika menjalankan ketaatan, pahalanya dilipatgandakan. (Tafsir Ar-RĆ¢zi) Ā 

  

Pada bulan Rajab ini perlu menjadi pengingat untuk pribadi kita, supaya membersihkan diri dari kotoran maksiat. Mari hentikan caci maki, menyebar kabar bohong, hoaks, fitnah menggunjing sesama warga negara dan bentuk perilaku yang tidak pantas dilakukan oleh seorang muslim. Ingatlah, dosanya dilipatgandakan.Ā  Ā 

 

Kita perlu waspada, perilaku dosa di bulan ini tidak main-main. Kalau perang yang jelas-jelas membela agama Islam di masa Rasulullah saja disuruh berhenti karena menghormati bulan mulia, apalagi caci maki, memang seharusnya untuk dihentikan sekarang juga. Tidak usah menunggu besok-besok. Apalagi di bulan mulia, mari mulai konsentrasi memikirkan akhirat yang abadi, menyambut bulan Ramadlan yang suci tinggal sebentar lagi.Ā  Ā 

 

Al-Imam Dzun Nƻn Al-Mishriy mengatakan:

 

Ā  Ā  Ų±ŁŽŲ¬ŁŽŲØŁŒ Ų“ŁŽŁ‡Ł’Ų±Ł Ų§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŲ±Ł’Ų¹ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ“ŁŽŲ¹Ł’ŲØŁŽŲ§Ł†Ł Ų“ŁŽŁ‡Ł’Ų±Ł Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ‚Ł’ŁŠŁŲŒ ŁˆŁŽŲ±ŁŽŁ…ŁŽŲ¶ŁŽŲ§Ł†Ł Ų“ŁŽŁ‡Ł’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲµŁŽŲ§ŲÆŁ

 

Artinya: Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan menyiram, sedangkan Ramadlan adalah bulan menuai. Ā 

 

ŁˆŁŽŁƒŁŁ„Ł‘ŁŒ ŁŠŁŽŲ­Ł’ŲµŁŲÆŁ Ł…ŁŽŲ§ Ų²ŁŽŲ±ŁŽŲ¹ŁŽŲŒ ŁŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ Ų¶ŁŽŁŠŁ‘ŁŽŲ¹ŁŽ Ų§Ł„Ų²ŁŁ‘Ų±ŁŽŲ§Ų¹ŁŽŲ©ŁŽ Ł†ŁŽŲÆŁŁ…ŁŽ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲµŁŽŲ§ŲÆŁ

 

Artinya: Setiap orang akan mengunduh atas apa yang ia tanam. Barangsiapa yang tidak merawat tanamannya, ia akan menyesal saat musim panen.Ā  Ā 

 

Hadirin yang Dirahmati Allah

Pada bulan Rajab sebagai bulan menanam ini, jangan sampai kita bercocok tanam keburukan. Minimal, jika kita tidak bisa menanam dengan membantu atau membuat orang lain tersenyum, setidaknya jangan sampai kita merugikan orang lain. Jangan sakiti siapa pun. Mari kita mulai dari bulan Rajab yang mulia ini.Ā  Ā 

 

Menurut mayoritas ulama, termasuk di antaranya adalah Imam Nawawi dalam kitabnya Ar-Raudlah menyatakan pada malam tanggal 27 Rajab, dahulu Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam diisra’kan atau dititahkan oleh Allah melaksanakan perjalanan malam dari Baitul Haram, Makkah menuju Baitul Maqdis, Palestina.Ā  Ā 

  

Setelah itu, Rasulullah dinaikkan dari Baitul Maqdis, Palestina menuju Sidratil Muntaha dengan ditemani malaikat Jibril. Singkat cerita, di situlah Nabi Muhammad mendapatkan mandat shalat lima waktu yang diwajibkan kepada semua umat Muhammad SAW.Ā  Ā 

 

Dengan momentun Isra’ Mi’raj ini, marilah kita mengingat kembali betapa dimuliakan oleh Allah, kita sewaktu-waktu minimal dipanggil menghadap kepada-Nya dalam sehari semalam, diperbolehkan bahkan diwajibkan menghadap penguasa alam semesta sebanyak minimal lima kali.Ā  Ā 

 

Orang biasa yang ingin bertemu menteri tentu tidak mudah. Bisa jadi waktu yang dibutuhkan sampai seminggu baru bisa bertemu. Apalagi presiden, mungkin bisa sampai sebulan baru bisa bertemu. Ini kita disuruh menghadap kepada presidennya presiden dalam sehari semalam selalu dipersilakan ā€˜open house’. Bukankah ini sebuah penghormatan dari penguasa jagat raya? Ā 

 

Anehnya, atas penghormatan itu, banyak orang yang tidak dapat memanfaatkan kesempatan dengan sebaik mungkin. Ada yang belum mau shalat, atau mau shalat tapi masih bolong-bolong. Naudzu billah, allahu yahdina, amin.Ā  Ā 

 

Melalui mimbar khutbah ini kami mengajak, marilah tata shalat kita. Yang belum jamaah rutin di masjid, jika ada panggilan adzan, panggilan menghadap kepada-Nya, mari kita gumregah, cepat-cepat mendatangi panggilan tersebut.Ā  Ā 

 

Orang yang ingin doanya terkabul, hendaknya jika Allah memanggil segera mengabulkan undangan Allah yang berupa shalat. Dengan shalat di awal waktu insyaallah doa-doa akan mudah diijabah oleh Allah.Ā  Ā 

 

Shalat merupakan ibadah yang paling utama. Rasulullah SAW pernah ditanya:

 

Ā Ā  Ų§ŁŽŁŠŁ‘Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁ…ŁŽŁ„Ł Ų§ŁŽŁŁ’Ų¶ŁŽŁ„ŁŲŸ

 

Artinya: Kegiatan apa yang paling utama, ya Rasul? Ā 

 

Kemudian Rasul menjawab:

 

Ā  Ų§ŁŽŁ„ŲµŁ‘ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ©Ł Ł„ŁŲ§ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŁ„Ł ŁˆŁŽŁ‚Ł’ŲŖŁŁ‡ŁŽŲ§

 

Artinya: Shalat di awal waktunya.Ā  Ā 

 

Hadirin, sangat banyak hadits yang menyebutkan keutamaan shalat. Di antaranya adalah sabda Rasulullah:

 

Ā  Ā  Ā Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŁ„ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ ŁŠŁŲ­ŁŽŲ§Ų³ŁŽŲØŁ بِهِ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŁŠŁŽŲ§Ł…ŁŽŲ©Ł مِنْ Ų¹ŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŁ‡Ł ŲµŁŽŁ„ŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡Ł ŁŁŽŲ„ŁŁ†Ł’ ŲµŁŽŁ„ŁŲ­ŁŽŲŖŁ’ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ Ų£ŁŽŁŁ’Ł„ŁŽŲ­ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ†Ł’Ų¬ŁŽŲ­ŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲ§ŁŁ†Ł’ ŁŁŽŲ³ŁŽŲÆŁŽŲŖŁ’ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ Ų®ŁŽŲ§ŲØŁŽ ŁˆŁŽŲ®ŁŽŲ³ŁŲ±ŁŽ. .... Ų§Ł„Ų­ŲÆŁŠŲ«

 

Artinya: Sesungguhnya yang pertama kali dihisab pada diri seorang hamba pada hari kiamat dari amalnya adalah shalat. Jika shalatnya baik, sungguh ia beruntung dan sukses. Jika rusak shalatnya sungguh ia menjadi orang yang merugi. (HR Abu Dawud, An-Nasai dan At-Tirmidziy).Ā  Ā 

 

Jamaah yang Berbahagia

Yang perlu menjadi catatan adalah, bahwa shalat tidak dapat berdiri sendiri. Ia harus dilengkapi syarat, rukun. Wudlunya harus sesuai aturan, mandinya bagaimana, bacaan Fatihah-nya bagaimana, ini yang perlu kita introspeksi pada diri kita masing-masing. Sudah sesuai aturan syara’ atau belum? Kalau belum, jangan sungkan-sungkan mendatangi kiai atau ustadz untuk belajar.Ā Carilah guru yang benar-benar bisa membimbing kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Jangan cari ustadz yang justru menjauhkan diri kita kepada Allah SWT.Ā  Ā 

Semoga kita dan keluarga kita senantiasa diberi pertolongan oleh Allah subhanahu wa taala agar diberi pertolongan menjadi orang baik, mudah melaksanakan shalat dan amal-amal baik yang lain. Amin.

Ā Ā  ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ فِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ†ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¢ŁŠŁŽŲ§ŁŲŖ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų°ŁŁ‘ŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…Ł. Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„ŲØŁŽŲ±Ł‘Ł Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ¤ŁŁˆŁ’ŁŁ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…Ł. Ų£Ų¹ŁŁˆŲ°Ł بِاللهِ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŁŠŁ’Ų·Ų§Ł†Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ¬ŁŁŠŁ’Ł…ŲŒ بسم الله الرحمن Ų§Ł„Ų±Ų­ŁŠŁ…ŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲµŁ’Ų±Ł (Ł”) Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų„ŁŁ†Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ł„ŁŽŁŁŁŠ Ų®ŁŲ³Ł’Ų±Ł (Ł¢) Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ„ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲ§Ł„ŁŲ­ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲŖŁŽŁˆŁŽŲ§ŲµŁŽŁˆŁ’Ų§ ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ‚Ł‘Ł ŁˆŁŽŲŖŁŽŁˆŁŽŲ§ŲµŁŽŁˆŁ’Ų§ ŲØŁŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲØŁ’Ų±Ł (Ł£) ـ  ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ„Ł’ Ų±ŁŽŲØŁ‘Ł اغْفِرْ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŽ Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘Ų§Ų­ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ

 

Khutbah Kedua

 

Ā Ā  Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų“Ł‘ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ ŲŖŁŽŁˆŁ’ŁŁŁŠŁ’Ł‚ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§ŁŁ…Ł’ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł


ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ų§ŁŽ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„Ų§ŁŽ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£Ł†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŲ§Ų¹ŁŁŠ Ų„Ł„Ł‰ŁŽ Ų±ŁŲ¶Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŽŁ„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§ ŁƒŁŲ«ŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§


Ā Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ ŁŁŽŁŠŲ§ŁŽ Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų§ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲŖŁŽŁ‡ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŁ‡ŁŽŁ‰ ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ£ŁŽŁ…Ł’Ų±Ł ŲØŁŽŲÆŁŽŲ£ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł ŲØŁŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ«ŁŽŁ€Ł†ŁŽŁ‰ ŲØŁŁ…ŁŽŁ„Ų¢ Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŁ‡Ł ŲØŁŁ‚ŁŲÆŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲŖŁŽŲ¹Ų§ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų¢Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁ‰ يآ Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁŲŒ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†Ų§ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŲØŁŁŠŲ¢Ų¦ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ±ŁŲ³ŁŁ„ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų¢Ų¦ŁŁƒŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŁ‚ŁŽŲ±Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„Ų®ŁŁ„ŁŽŁŁŽŲ§Ų”Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ§Ų“ŁŲÆŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų£ŁŽŲØŁŁ‰ ŲØŁŽŁƒŁ’Ų±Ł ŁˆŁŽŲ¹ŁŁ…ŁŽŲ± ŁˆŁŽŲ¹ŁŲ«Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł† ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŁ‰ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ‚ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲ­ŁŽŲ§ŲØŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠ Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ¹ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲŖŁŁƒŁŽ ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…ŁŽ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ§Ų­ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ


Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ­Ł’ŁŠŲ¢Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁŲŒ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŲ¹ŁŲ²Ł‘Ł Ų§Ł’Ł„Ų„ŁŲ³Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ°ŁŁ„Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŲ±Ł’ŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ“Ł’Ų±ŁŁƒŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲµŁŲ±Ł’ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŁˆŁŽŲ­Ł‘ŁŲÆŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲµŁŲ±Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł†ŁŽŲµŁŽŲ±ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų®Ł’Ų°ŁŁ„Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų®ŁŽŲ°ŁŽŁ„ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽ ŲÆŁŽŁ…Ł‘ŁŲ±Ł’ Ų£ŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽŲ§Ų¦ŁŽŁƒŁŽ Ų£ŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽŲ§Ų”ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ¹Ł’Ł„Ł ŁƒŁŽŁ„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁŁƒŁŽ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł


Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł’Ł„ŲØŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ²ŁŁ„ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ų”ŁŽ Ų§Ł’Ł„ŁŁŲŖŁŽŁ†Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŲŒ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽŲŒ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų§ŁŁ†Ł’ŲÆŁŁˆŁ†ŁŁŠŁ’Ų³ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ Ų®ŁŽŲ¢ŲµŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§Ł’Ł„ŲØŁŁ„Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹Ų¢Ł…Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų¢ŲŖŁŁ†Ų§ŁŽ فِى Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁŁŁ‰ Ų§Ł’Ł„Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±Ł. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŁŁŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†Ł’ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł’ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŁƒŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų®ŁŽŲ§Ų³ŁŲ±ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ


Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł ! Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ’ŲŖŲ¢Ų”Ł ذِي Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁ‰ŁŽ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„ŁŁŽŲ­Ł’Ų“Ų¢Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ²ŁŲÆŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł’

 

Ustadz Ahmad Mundzir, Pengajar di Pesantren Raudhatul Quran an-Nasimiyyah, Semarang.Ā  Ā