• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Khutbah

Khutbah Jumat: Menangkap Makna dari Perkembangan Alam Raya

Khutbah Jumat: Menangkap Makna dari Perkembangan Alam Raya
Perkembangan alam raya hendaknya jadi sarana meningkatkan takwallah dan kepedulian. (Foto: NOJ/KTl)
Perkembangan alam raya hendaknya jadi sarana meningkatkan takwallah dan kepedulian. (Foto: NOJ/KTl)

Alam akan berjalan sesuai dengan ketentuan dari Allah SWT. Sejumlah kejadian yang melingkupi alam raya ini sarat dengan pesan moral. Tidak berhenti pada sunnatullah atau berjalannya hukum alam semata. Dan hal tersebut yang hendaknya terus ditangkap manusia di bumi ini.
 

Pada momentum khutbah ini adalah saat penting kepada umat Islam agar dapat menjadikan fenomena alam ini sebagai ikhtiar memperbaiki kualitas ibadah. Baik yang menyangkut hubungan dengan Allah SWT, manusia dan lingkungan sekitar. 

Untuk mencetak naskah khutbah ini, silahkan klik ikon print berwarna merah di bawah artikel. Dan berikut contoh teks khutbah Jumat berjudul "Menangkap Makna dari Perkembangan Alam Raya". Semoga memberikan manfaat. (Redaksi)



Khutbah Pertama

 

   اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اَلَّذِي خَلَقَ اْلإِنْسَانَ خَلِيْفَةً فِي اْلأَرْضِ وَالَّذِي جَعَلَ كُلَّ شَيْئٍ إِعْتِبَارًا لِّلْمُتَّقِيْنَ وَجَعَلَ فِى قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةً وَّسُرُوْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحـْدَهُ لاَشـَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَأَفْضلِ اْلاَنْبِيَاءِ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَاِبه أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ . خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ . اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. وقال أيضاً: هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ . مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ . يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

 

Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

Siang ini demikian istimewa karena dalam sepekan kita dipertemukan dengan tetangga, kawan dan orang baru yang memiliki semangat sama. Yakni keinginan kuat untuk meningkatkan takwallah yakni menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Semoga perjumpaan di tempat sarat berkah ini akan terus menyemangati kita untuk semakin dekat kepada Allah, pada saat yang sama juga peduli dengan sesama.

 

Hadirin yang Berbahagia

Sebagian besar kita kerap salah paham, begitu kata ‘ayat-ayat Allah’ disebutkan maka yang tergambar hanya teks Al-Qur’an. Padahal, Allah menciptakan ayat bukan semata huruf-huruf atau lafal-lafal suci. Ayat secara bahasa berarti tanda. Apa itu tanda? Tanda adalah sarana yang dianggap representasi dari kehadiran sesuatu. Allah menciptakan tanda akan keberadaan Diri-Nya bukan melalui Al-Qur’an saja. Alam semesta dan diri kita pun adalah bagian dari tanda alias ayat-Nya.

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

 

   سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

 

Artinya: Kami (Allah) akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (ayat) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? (QS Fushshilat [41]:53).  

 

 

Dari sinilah kemudian muncul istilah ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Ayat qauliyah berupa ayat Al-Qur’an yang bisa kita baca dan ucapkan, sementara ayat kauniyah berupa realitas ciptaan di luar itu, seperti penciptaan manusia dan hewan, pergantian siang dan malam, serta fenomena alam lainnya. Termasuk segenap hal yang ada dalam diri manusia: tentang metabolisme tubuh, emosi, pikiran, perasaan, dan lain-lain.

 

Ayat atau tanda yang disebutkan terakhir ini bisa dibaca jika dan hanya jika kita merenungkan dan menghayatinya secara mendalam.

 

   إنَّ فِي خَلْقِ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ  الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya, Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS Ali Imran [3]:190-191).

 

Jamaah Shalat Jumat yang Terhormat

Tadi malam kita sudah menyaksikan gerhana bulan total, dan itu adalah bagian dari ayat kauniyah tersebut.  Penanda tentang keagungan dan kekuasaan Allah SWT. Peristiwa ini merupakan momentum tepat bagi kita semua untuk merenungkan dahsyatnya kekuasaan penguasa alam raya ini. Ini juga momentum seorang hamba untuk mengagungkan Tuhannya, meningkatkan kualitas penghambaan, dan membantu sesama.

 

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda:

 

   إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ الله لاَ يَنْخَسَفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللهَ وَكَبّرُوْا، وَصَلُّوا ، وَتَصَدَّقُوْا

 

Artinya: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah bagian dari tanda-tanda (keagungan) Allah. Keduanya tidak memunculkan gerhana lantaran peristiwa kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat gerhana itu, lekaslah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dan dirikanlah shalat, dan bersedakahlah. (HR al-Bukhari).  

 

Mari kita gunakan kesempatan langka ini untuk bermuhasabah, menginstropeksi diri sendiri. Sudahkah doa, takbir, dan sedekah kita berada di jalan yang benar?   Apakah kita berdoa sebagai wujud ketawadukan kepada Sang Khaliq atau keserakahan kita sebagai manusia yang serba ingin? Berdoa karena kita membutuhkan Allah atau sekadar memenuhi nafsu diri sendiri? Pernahkah kita tidak meremehkan doa sebagai perintah dari Allah SWT?  

 

Lalu bagaimana dengan takbir kita? Sudahkah ia lebih mendalam dan bermakna dari sebatas kata-kata? Apakah kita bagian dari sebagian orang yang bertakbir membesarkan nama Allah tapi di saat bersamaan juga membesarkan ego pribadi dan kelompoknya sendiri? Bagaimana pula dengan sedekah kita? Seberapa besar manfaat yang dibawa harta dan kehadiran kita untuk orang-orang sekitar? Masihkah kita membeda-bedakan dalam bersedekah orang yang kita senangi dan orang yang kita benci? Sudah kita tak mengharap pamrih dari jasa-jasa yang kita buat meskipun sekadar pujian dan terima kasih?  

 

Jamaah Rahamakumullah

Apapun momentumnya, sudah selayaknya hal itu menjadi bahan memperbaiki kualitas kepribadian kita. Semakin dekat kepada Allah dari hari ke hari, kian bersahabat dengan alam dan manusia lainnya dari waktu ke waktu. Hal itu bisa dilakukan hanya dengan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dan Dzat yang diagungkan, melebihi apa saja, tak terkecuali jabatan, gelar, harta, atau lainnya.  

 

Iman Al-Ghazali pernah bertanya: Apa yang paling besar di dunia ini? Murid-muridnya yang menjawab: Gunung, matahari, hingga bumi. Imam Al-Ghazali berkata: Semua jawaban itu benar, tapi yang jauh lebih besar adalah hawa nafsu. Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka.  

 

Dengan demikian, marilah di kesempatan istimewa ini kita terus berupaya meningkatkan penghambaan kepada-Nya dengan menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang. Demikian pula fenomena alam yang ada semakin mendorong untuk peduli dengan sesama. Bila itu yang dilakukan, dari hari ke hari kita akan semakin dekat kepada Allah SWT dan alam semesta.

 

 

Khutbah Kedua

 

 اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ  

 


Editor:

Khutbah Terbaru