• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Khutbah

Khutbah Jumat Aktual: Menjaga Lisan di Tengah Arus Politik

Khutbah Jumat Aktual:  Menjaga Lisan di Tengah Arus Politik
Saat berada di tahun politik, hendaknya umat Islam tetap menjaga lisan. (Foto: NOJ/DTk)
Saat berada di tahun politik, hendaknya umat Islam tetap menjaga lisan. (Foto: NOJ/DTk)

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي خَلَقَ الْإِنْسَانَ، وَجَعَلَ لَهُ اللِّسَان، وَفَجَّرَ مِنْهُ يَنَابِيعَ الْحِكْمَةِ وَالْبَيَان


أَشْهَدُ أَنْ لَا إلهَ إِلاَّ اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الدَّيَّان، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المُصْطَفَى سَيِّدُ وَلَدِ عَدْنَان


اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِي كُلِّ زَمَانٍ وَمَكَان


أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْن، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْن. وَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِي اْلقُرْآنِ الْكَرِيْم: مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْم

 

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Sudah sepatutnya bagi kita selaku hamba Allah yang masih diberi kesempatan hidup di dunia untuk selalu meningkatkan rasa syukur dan ketakwaan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tentu, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya lah, kita masih diberi usia yang berkah. Mudah-mudahan, kita senantiasa dalam lindungan Yang Maha Kuasa. Amin ya rabbal ‘alamin.


Jamaah Shalat Jumat yang Berbahagia

Di tahun 2024 ini, kita dihadapkan dengan musim politik. Di mana kita diberikan hak untuk memilih calon pemimpin yang akan memimpin negara ini menuju Indonesia yang lebih maju. Fenomena ini menjadikan semua kalangan masyarakat ikut berpartisipasi menyukseskannya dengan khidmat. Setiap orang memiliki jagoannya masing-masing. Namun mirisnya, masih sering kita jumpai lisan yang tidak bisa dikondisikan, lisan yang tak mampu dijaga, lisan yang selalu mengumpat dan mencaci maki saudara kita yang tak sejalan dengan pilihan kita. Ucapan-ucapan yang tidak pantas dikeluarkan, sehingga menjadikan dunia ini semakin tersulut api yang panas.

 

Jamaah Jumat yang Dirahmati Allah

Bukankah kita tahu, bahwa setiap dari kita selalu ada malaikat yang mengawasi dan mencatat seluruh amal ibadah kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan: 


مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ


Artinya: Tidak ada suatu kata yang diucapkan, melainkan di sisinya ada malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat). (QS Qaf: 18)


Pada ayat di atas, Allah menegaskan bahwa di setiap ucapan kita, semuanya akan dicatat dan dipertontonkan kelak di hari kiamat untuk dimintai pertanggung jawaban. Untuk itu, manusia seharusnya bisa berpikir, sebenarnya apa gunanya lisan itu?


Allah menciptakan lisan sebagai alat untuk berkomunikasi. Allah menciptakan lisan sebagai alat untuk berzikir dan mengucap kalimat-kalimat thayyibah. Allah menciptakan lisan agar memudahkan kita membaca Al-Qur’an. Tidak ada maksud yang buruk dari penciptaan lisan ini. Dengan lisan, kita sebenarnya diberikan petunjuk untuk bisa memahami mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah. Pada surat Al-Balad ayat 8 sampai 10, Allah memberikan isyarat kepada kita: 


أَلَمْ نَجْعَلْ لَهُ عَيْنَيْنِ (8) وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ (9) وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ


Artinya: Bukankah Kami telah menjadikan kepada manusia kedua mata, lisan dan dua bibir, dan telah Kami tunjukkan kepadanya dua jalan (jalan kebaikan dan jalan keburukan). (QS Al-Balad: 8-10)

 

Jamaah Shalat Jumat yang Berbahagia

Masing-masing dari kita, ketika dihadapkan dengan situasi politik, maka seakan menjadi pengamat politik ulung. Padahal kita sebenarnya hanyalah orang awam biasa. Setiap berita yang ada, kita komentari, baik melalui lisan secara langsung atau melalui tangan kita di sosial media. Namun tak sedikit dari kita, yang tidak bisa mengendalikan lisan. Sehingga seringkali, masing-masing dari kita menjelek-jelekkan calon lainnya yang tidak kita sukai, mencibir dan mencaci maki, bahkan menebar berita bohong tanpa dasar yang selalu membuat panas hati.


Sadarkah kita bahwa itu menyakitkan? Sadarkah kita sebenarnya kita sendiri yang membuat suasana menjadi memanas? Untuk itu, mari kita ubah dan kita koreksi bersama. Mari kita kembalikan fungsi lisan yang sesungguhnya, sebagai alat untuk mengeluarkan kata-kata yang baik dan terpuji.


Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Setidaknya, ada dua cara yang perlu kita terapkan bersama untuk menjaga lisan dari gencaran situasi politik ini.


Pertama, apabila kita tergolong orang yang ahli dan mampu untuk berpikir secara luas dan mendalam, maka seharusnya kita harus bijak dalam berbicara. Berpikir terlebih dahulu, menimbang terlebih dahulu, apakah ucapan yang akan dikeluarkan akan berdampak positif bagi orang lain atau justru sebaliknya. Untuk itulah, Imam Syafii telah mengingatkan kepada kita, agar berpikir dahulu dengan matang sebelum berbicara. Beliau memberi nasihat: 


إِذَا أَرَادَ أَحَدُكُمُ الْكَلَامَ، فَعَلَيْهِ أَنْ يُفَكِّرَ فِي كَلَامِهِ. فَإِنْ ظَهَرَتِ الْمَصْلَحَةُ، تَكَلَّمَ. وَإِنْ شَكَّ، لَمْ يَتَكَلَّمْ حَتَّى تَظْهَرَ


Artinya: Jika kalian ingin berbicara, maka berpikirlah terlebih dahulu tentang apa yang hendak kalian bicarakan. Jika mengandung kemaslahatan, maka bicaralah. Namun, jika masih ragu, maka janganlah berbicara sampai benar-benar nampak adanya kemaslahatan yang nyata.

 

Jamaah Shalat Jumat yang Berbahagia

Kedua, apabila kita tergolong orang yang awam, orang yang biasa-biasa saja dan tidak tahu menahu tentang perpolitikan, bahkan tidak pandai untuk berpikir, maka sebaiknya kita mengambil sikap untuk diam tanpa berkomentar. Inilah satu-satunya jalan yang dapat menyelamatkan kita dari bahaya lisan yang menyakitkan. Kita harus benar-benar mengingat pesan Rasulullah SAW dalam sabdanya: 


مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ


Artinya: Barang siapa yang mengimani Allah dan hari akhir, maka seharusnya ia berkata dengan perkataan yang baik atau hendaknya (mengambil sikap) diam. (HR Bukhari dan Muslim)


Kedua cara inilah, bentuk ikhtiar kita untuk selalu menjaga lisan dari segala hal yang tidak diinginkan. Turut andil memberikan rasa kenyamanan dan kedamaian kepada semua masyarakat untuk mewujudkan pemilu yang khidmat dan bermartabat.

 

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Oleh karena itu, mari bersama menjaga lisan di tengah situasi politik yang semakin memanas ini. Dan sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya menjadi figur yang dapat menyelamatkan saudara kita melalui lisan yang baik. Rasulullah SAW bersabda: 


المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ


Artinya: Seorang muslim adalah orang yang saudara-saudara muslim lainnya menjadi selamat dari lisan dan tangannya. (HR Bukhari dan Muslim)


Mudah-mudahan, kita selalu diberikan kedamaian di setiap tempat dan waktu. Kita selalu diberikan kesejahteraan untuk keluarga dan masyarakat sekitar kita. Menjadikan lisan senantiasa dapat mengeluarkan kalimah thayyibah sebagai pengingat kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta terhindar dari mengucapkan kalimat yang tidak bersahaja, untuk mewujudkan pemilu yang damai dan sejahtera, sehingga kita mendapatkan pemimpin yang adil dan amanah, mengantarkan Indonesia semakin unggul, maju dan sejahtera, menjadi negara yang sesuai digariskan oleh Allah: baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, amin, amin ya rabbal ‘alamin


بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْم. وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم. وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْم. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ، وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْن

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَر. أَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَر. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه، سَيِّدُ الْإِنْسِ وَالْبَشَر. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَأُذُنٌ بِخَبَر. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاس، اِتَّقُوا اللهَ، وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن. وَقَالَ تَعَالٰى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيّ، يَـآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا. اللهم صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

اللهم اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَات، وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَات، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَات، بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّات. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاء، وَالرِّبَا وَالزِّنَا، وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَن، وَسُوْءَ الْفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُوْنِيْسِيَا هٰذَا خَاصَّةً، وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. اللهم سَلِّمْنَا وَالْمُسْلِمِيْن، مِنْ آفَاتِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَة. اللهم اجْعَلْ صُمْتَنَا فِكْرًا وَنُطْقَنَا ذِكْرًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار. وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن

عِبَادَ الله، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَان، وَإِيْتَآءِ ذِي الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْن. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

*Ustadz Muhammad Fashihuddin, Dewan Asatidz Pondok Pesantren Terpadu Al-Kamal Blitar dan Aktif di PAC GP Ansor Kalidawir, Tulungagung.


Editor:

Khutbah Terbaru