Khutbah

Khutbah Jumat Pilihan: Jadilah Pemimpin yang Adil

Kamis, 16 November 2023 | 06:30 WIB

Khutbah Jumat Pilihan: Jadilah Pemimpin yang Adil

Naskah khutbah Jumat pilihan ini mengingatkan untuk menjadi pemimpin yang adil. (Foto: NOJ/Syaifullah)

Islam mengingatkan bahwa setiap insan adalah pemimpin, sesuai dengan lingkungannya. Dan setiap pemimpin tentu saja akan dimintai pertanggung jawaban atas gaya dan model kepemimpinanya tersebut.

Bila dapat menunjukkan performa yang baik, maka ganjaran yang akan diterima. Namun kalau sebaliknya, maka yang akan diterima adalah keluh kesah dari anak buah, karyawan dan anggota keluarga. Ujungnya juga harus menerima balasan atas sikap tidak adil yang ditunjukkan.

Naskah khutbah Jumat pilihan ini mengingatkan siapa saja akan pentingnya menjadi pemimpin adil. Tidak semata berburu jabatan, namun bagaimana kepercayaan yang ada dapat dijalankan dengan amanah. (Redaksi)

 

Khutbah I


Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁ‰Ł’ Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų³ŁŽŁ„ŁŽ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŽŁ‡Ł ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ł‡ŁŲÆŁ‰Ł’ ŁˆŁŽŲÆŁŁŠŁ’Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ‚ŁŁ‘ Ł„ŁŁŠŁŲøŁ’Ł‡ŁŲ±ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ Ų§Ł„ŲÆŁŁ‘ŁŠŁ’Ł†Ł ŁƒŁŁ„ŁŁ‘Ł‡Ł ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁˆŁ’ ŁƒŁŽŲ±ŁŁ‡ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ“Ł’Ų±ŁŁƒŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ

 


Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ لآ Ų„ŁŁ„Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł


Ā 

Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ و Ų³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ ŁˆŁŽŲØŲ§Ų±ŁŁƒŁ’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†Ų§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ الِه ŁˆŁŽŲ£ŲµŁ’Ų­Ų§ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁŽŁ‘Ų§ŲØŁŲ¹ŁŠŁ†ŁŽ بِ؄حْسانِ Ų„Ł„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁŁ‘ŁŠŁ†


Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ اللهِ Ų§ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ų§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų­ŁŽŁ‚Ł‘ŁŽ ŲŖŁŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ„Ų§ŁŽ ŲŖŁŽŁ…ŁŁˆŁ’ŲŖŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽĀ Ā ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰:Ā ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁ‘ŁŽŲŖŁ‘ŁŽŁ‚Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ¬Ł’Ų¹ŁŽŁ„Ł’ Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł— Ł…ŁŽŲ®Ł’Ų±ŁŽŲ¬Ł‹Ų§. ŁˆŁ‘ŁŽŁŠŁŽŲ±Ł’Ų²ŁŁ‚Ł’Ł‡Ł مِنْ Ų­ŁŽŁŠŁ’Ų«Ł Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ­Ł’ŲŖŁŽŲ³ŁŲØŁŪ— ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁ‘ŁŽŲŖŁŽŁˆŁŽŁƒŁ‘ŁŽŁ„Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ اللّٰهِ ŁŁŽŁ‡ŁŁˆŁŽ Ų­ŁŽŲ³Ł’ŲØŁŁ‡Ł—Ū— Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽ ŲØŁŽŲ§Ł„ŁŲŗŁ Ų§ŁŽŁ…Ł’Ų±ŁŁ‡Ł–Ū— Ł‚ŁŽŲÆŁ’ Ų¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡Ł Ł„ŁŁƒŁŁ„Ł‘Ł Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų”Ł Ł‚ŁŽŲÆŁ’Ų±Ł‹Ų§

Ā 

 

Sidang Jumat Rahimakumullah

Sangat beruntung siang ini kita diberikan nikamt yang demikian bermakan. Yakni kesehatan dan kemauan untuk melaksanakan shalat Jumat, di tengah sibuk dan godaan malas untuk berangkat ke masjid. Percayalah bahwa hadir di masjid pada siang ini adalah di antara perwujudan takwallah. Yakni menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang.


Pesan takwallah selalu disampaikan di awal khutbah tentunya memberikan pesan bahwa takut kepada-Nya demikian penting dalam perjalanan hidup manusia. Tanpa takwallah, maka sebaik apapun aturan tidak akan bermakna. Oleh karena itu marilah kita terus berupaya meningkatkan kadar dan kualitas takwallah dengan sebenarnya. Yakni menjalankan perintah dan menjauhi yang tekah dilarang.

 

Jamaah yang Berbahagia

Rasulullah SAW bersabda bahwa kelak pada hari kiamat Allah SWT akan memberikan perlindungan kepada tujuh (golongan) orang. Salah satunya adalah seorang pemimpin yang adil sebagaimana dikisahkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abi Hurairah RA berikut ini:

 

 عن أبي Ł‡Ų±ŁŠŲ±Ų© رضي الله عنه عن Ų§Ł„Ł†ŲØŁŠ صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł… قال Ų³ŁŽŲØŁ’Ų¹ŁŽŲ©ŁŒ ŁŠŁŲøŁŁ„Ł‘ŁŁ‡ŁŁ…Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł فِى ظِلِّهِ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ł„Ų§ŁŽ ŲøŁŁ„Ł‘ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ ŲøŁŁ„Ł‘ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ų„ŁŁ…ŁŽŲ§Ł…Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§ŲÆŁŁ„Ł

 

Artinya: Dari AbiĀ HurairahĀ RA, Rasulullah SAWĀ bersabda: Ada tujuh golongan orang yang akan mendapat perlindungan dari Allah (pada hari kiamat) di mana pada hari itu tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya. Salah satu dari ketujuh orang tersebut adalah pemimpin yang adil.


Hadits tersebut mengisyaratkan bahwa seorang pemimpin yang adil akan dicintai oleh Allah SWT, tidak saja di dunia tetapi juga di akhirat. PemimpinĀ yang adil sangat diperlukan untuk mewujudkan masyarakat yang adil, damai dan sejahtera. Pemimpin yang adil akan lebih menjamin ketentraman dalam masyarakat dibandingkan pemimpin yang tidak adil atau dzalim.


Banyak pemimpin yang kehilangan legitimasinya dan kemudian jatuh karena ketidakadilannya. Pemimpin yang tidak adil sudah pasti tidak disuka oleh rakyatnya sehingga berpotensi menimbulkan ketidakpatuhan sipil dan instabilitas. Dalam kaitan itu, Allah SWT dalam surat Al-Maidah, ayat 8:Ā 


Ā Ų§Ų¹Ł’ŲÆŁŁ„ŁŁˆŲ§ Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų£ŁŽŁ‚Ł’Ų±ŁŽŲØŁ Ł„ŁŁ„ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰

 

Artinya: Berlakulah adil karena adil itu lebih dekat kepada ketakwaan kepada Allah.


Ayat di atas menegaskan bahwa berlaku adil sangat dekat dengan ketakwaan kepada Allah SWT. Bukanlah orang bertakwa apabila seseorang tidak bisa bersikap adil dalam kepemimpinannya. Padahal setiap dari kita adalah pemimpin. Oleh karena itu siapa pun dituntut berlaku adil terhadap orang-orang yang dipimpinnya.


Dalam skala kecil, seperti keluarga, suami adalah pemimpin. Sebagai pemimpin, seorang suami harus berlaku adil kepada anggota keluarganya. Sebagai anak tertua dalam keluarga, seseorang harus adil terhadap adik-adik yang dipimpinnya.


Sebagai pemimpin dalam suatu lembaga atau wilayah tertentu seperti kota, provinsi atau negara, seseorang harus berlaku adil terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Salah satu contoh sikap yang bertentangan dengan prinsip keadilan adalah sikap pilih kasih. Sikap seperti ini tidak adil karena berarti bersikap diskriminatif kepada yang lain.


Islam menolak hal seperti itu sebab Islam menekankan keadilan meskipun terhadap orang yang kita benci sekalipun sebagaimana ditegaskan dalam Al Qur’an, surat Al-Maidah, ayat 8 sebagai berikut:Ā 


Ā ŁˆŁŽŁ„Ų§ ŁŠŁŽŲ¬Ł’Ų±ŁŁ…ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ Ų“ŁŽŁ†ŁŽŲ¢Ł†Ł Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰Ł° Ų£ŁŽŁ„Ų§ ŲŖŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŁ„ŁŁˆŲ§

 

Artinya: Janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum mendorongmu berlaku tidak adil.


Ayat di atas sangat jelas menekankan bahwa keadilan tidak boleh pandang bulu. Tidak dibenarkan seseorang hanya berlaku adil kepada diri sendiri dan keluarga, sementara kepada orang lain bertindak tidak adil. Dalam Islam, keadilan berlaku untuk semua tanpa memandang asal usul keturunan, sukuĀ  maupun golongan.


Seperti itulah yang diterapkan Rasulullah SAW dalam menangani masalah-masalah yang terjadi dalam masyarakat, seperti ketika menengahi ketegangan antar suku yang hampir menimbulkan pertumpahan darah diantara mereka. Waktu itu, orang-orang Quraisy di Mekah berselisih tentang suku mana yang akan meletakkan hajar aswad ke tempatnya di dekat Ka’bah setelah pindah dari tempatnya karena terbawa arus banjir. Masing-masing suku mengklaim paling berhak mendapatkan kehormatan mengembalikan hajar aswad ke tempat semula. Ancaman pertumpahan darah akhirnya bisa dihindarkan setelah Rasulullah SAW dipercaya menengahi persoalan di atas. Beliau meletakkan hajar aswad di atas kain serbannya. Kemudian meminta semua pemimpin suku ikut mangangkat bersama-sama dengan memegangi kain tersebut. Cara seperti ini memungkinkan semua pihak terlibat.


Keterlibatan semua pihak ini menjadikan mereka semua rukun dan bergotong royong untuk mencapai tujuan yang sama. Mereka semua puas dengan solusi yang ditawarkan Rasulullah SAW meski usia beliau waktu itu baru 35 tahun. Cara mengatasi persoalan seperti itu sekarang ini dikenal dengan win-win solution, dimana tidak ada satu pihak pun di antara pihak-pihak yang berselisih merasa dikalahkan. Sebaliknya mereka semua merasa menang meski tidak ada pihak yang mereka kalahkan. Win-win solution adalah salah satu contoh dari Rasulullah SAW tentang bagaimana menyelesaikan suatu persoalan secara adil.


Banyak kasus di dalam masyarakat, termasuk dalam keluarga, tidak bisa terselesaikan dengan baik atau mengalami kebuntuan karena memang penyelesaiannya tidak adil dan tidak pula memenuhi rasa keadilan. Memang keadilan hanya bisa diharapkan lahir dari para pemimpin,Ā  termasuk para hakim, yang adil.


Sidang Jumat Rahimakumullah

Rasulullah SAW sangat menekankan berlakunya prinsip keadilan di tengah-tengah masyarakat. Beliau menunjukkan kesalahan para pemimpin di zaman Jahiliyah yang tidak menghukum orang-orang elite yang mencuri. Tetapi apabila orang-orang rendahan atau rakyat jelata mencuri, mereka menjatuhkan hukuman. Beliau mengecam hal itu dan menyampaikannya dalam suatu khutbah sebagaimana tertuang dalam hadits yang diriwayatkan Muslim:

 

Ā Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ‡Ł’Ł„ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ł‚ŁŽŲØŁ’Ł„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŁˆŲ§ Ų„ŁŲ°ŁŽŲ§ Ų³ŁŽŲ±ŁŽŁ‚ŁŽ ŁŁŁŠŁ‡ŁŁ…Ł’ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŲ±ŁŁŠŁŁ ŲŖŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁˆŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŲ°ŁŽŲ§ Ų³ŁŽŲ±ŁŽŁ‚ŁŽ ŁŁŁŠŁ‡ŁŁ…Ł’ Ų§Ł„Ų¶Ł‘ŁŽŲ¹ŁŁŠŁŁ Ų£ŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł…ŁŁˆŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲÆŁ‘ŁŽ

 

Artinya: Wahai sekalian manusia, sesungguhnya yang membuat rusak orang-orang sebelum kalian adalah, ketika orang-orang terpandang mencuri, mereka tidak menghukumnya, sementara jika orang-orang yg rendahan dari mereka mencuri mereka menegakkan hukuman had.


Apa yang dikecam Rasulullah SAW pada zaman jahiliyah di atas terulang kembali di zaman kita, bahkan mungkin lebih parah. Di zaman kita sekarang, ada koruptor yang merugikan negara miliaran rupiah bebas dari hukuman karena tidak diproses sebagaimana mestinya, sementara rakyat jelata yang hanya mencuri seekor ayam atau kambing harus mendekam di penjara selama beberapa lama setelah menjalani proses hukum. Ini pertanda buruknya kepemimpinan di bidang penegakan hukum dimana hukum lebih ditegakkan untuk kalangan bawah, dan tidak untuk kalangan atas. Keadaan seperti itu bisa meresahkan masyarakat yang berdampak pada instabilitas negara.


Imam Ibnu Taimiyah pernah mengatakan: Seorang raja atau pemimpin yang adil akan bertahan dalam kepemimpinannya meskipun dia seorang kafir. Sedangkan raja atau pemimpin yang tidak adil atau dzalim tidak akan bertahan walau dia seorang muslim.


Jamaah JumatĀ Rahimakumullah

Dalam hubungannya dengan keluarga terkait prinsip keadilan, Rasulullah SAW pernah bersabda:Ā 


Ā ŁˆŁŽŲ§ŁŠŁ’Ł…Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŁˆŁ’ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ ŁŁŽŲ§Ų·ŁŁ…ŁŽŲ©ŁŽ ŲØŁŁ†Ł’ŲŖŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ Ų³ŁŽŲ±ŁŽŁ‚ŁŽŲŖŁ’ Ł„ŁŽŁ‚ŁŽŲ·ŁŽŲ¹Ł’ŲŖŁ ŁŠŁŽŲÆŁŽŁ‡ŁŽŲ§

 

Artinya: Demi Allah yang memegang jiwa Muhammad di dalam tangan-Nya! Jika seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri pasti aku akan memotong tangannya.


Hadits di atas merupakan komitmen beliau untuk tidak pandang bulu dalam menegakkan keadilan sekalipun terhadap anak turun beliau sendiri seperti Fathimah binti Muhammad. Beliau bersumpah akan memotong tangan Fatimah jika terbukti melakukan pencurian demi tegaknya keadilan dalam masyarakat yang beliau pimpin.


Hadirin Rahimakumullah

Menjadi pemimpin yang adil memang tidak mudah karena berat sekali tantangannya. Tantangan bisa berasal dari dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Justru karena itulah maka Allah SWT akan memberikan perlindungan kepada setiap pemimpin yang bisa menegakkan keadilan dengan baik kelak di hari Kiamat. Di saat itu, tidak ada perlindungan dari siapapun kecuali perlindungan yang diberikan oleh Allah SWT.

 

Naskah diambil dari:Ā Pemimpin yang Adil

 

Mudah-mudahan apa yang telah khatib sampaikan di atas, dapat menginspirasi kita semua bagaimana menjadi pemimpin yang adil. Setiap orang adalah pemimpin, maka setiap orang akan dimintai pertanggung jawabannya dalam menegakkan keadilan.

 



بِسْمِ اللهِ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­Ł’Ł…Ł†Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ…Ł. ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲµŁ’Ų±Ł (1) Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų„ŁŁ†Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ł„ŁŽŁŁŁŠ Ų®ŁŲ³Ł’Ų±Ł (2) Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ„ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲ§Ł„ŁŲ­ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲŖŁŽŁˆŁŽŲ§ŲµŁŽŁˆŁ’Ų§ ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ‚Ł‘Ł ŁˆŁŽŲŖŁŽŁˆŁŽŲ§ŲµŁŽŁˆŁ’Ų§ ŲØŁŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲØŁ’Ų±Ł (3)


ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁŽ الله Ł„ŁŁŠ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŁŠ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁŽŁ‘Ų§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¢ŁŠŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…Ł. Ų£ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł„Ł Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁŠ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ ŁŁŽŲ£ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲŒ Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„ŲŗŁŽŁŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų±ŁŽŁ‘Ų­ŁŁŠŁ’Ł…

 

Khutbah II



Ų§ŁŽŁ„Ų­Ł…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ‹Ų§ ŁƒŁ…Ų§ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽ. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ لآ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ؄ِرْغامًا Ł„ŁŁ…ŁŽŁ†Ł’Ā Ų¬ŁŽŲ­ŁŽŲÆŁŽ بِه ŁˆŁƒŁŽŁŁŽŲ±ŁŽŲŒ ŁˆŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†ŁŽŁ‘Ā  Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŲÆŁŽŁ†Ų§ Ł…Ų­Ł…ŁŽŁ‘ŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŲ±Ų³ŁŁˆŁ„ŁŁ‡Ł Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁ الْ؄ِنْسِ ŁˆŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŲ“ŁŽŲ±Ł. Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł…ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ على Ų³ŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…Ų­Ł…ŁŽŁ‘ŲÆŁ ŁˆŲ¢Ł„ŁŁ‡ ŁˆŲµŁŽŲ­Ł’ŲØŁŁ‡ Ł…ŁŽŲ§ Ų§ŲŖŁŽŁ‘ŲµŁŽŁ„ŁŽŲŖŁ’ Ų¹ŁŽŁŠŁ†ŁŒ ŲØŁŁ†ŁŽŲøŁŽŲ±Ł ŁˆŲ£ŁŲ°ŁŁ†ŁŒ ŲØŁŲ®ŁŽŲØŁŽŲ±Ł Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ: ŁŁŠŁŽŲ¢ Ų£ŁŽŁŠŁŁ‘Ł‡Ų§Ų§Ł„Ł†Ł‘Ų§Ų³ŁŲŒ Ų§ŲŖŁŽŁ‘Ł‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§ŁŽŁ„Ł‰.ŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽ Ł…ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘Ł ŁŠŁ°Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų£Ł°Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽ Ų³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§ Ų§ŁŽŁ„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł…ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ ŁˆŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†Ų§ Ł…Ų­Ł…ŁŽŁ‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…Ų­Ł…ŁŽŁ‘ŲÆŁ


Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†Ų§ŲŖŁŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų£ŁŽŲ­Ł’ŁŠŲ§Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŲ§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ…Ł’ŁˆŲ§ŲŖŁŲŒ ŲØŁŲ±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲŖŁŁƒŁŽ ŁŠŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ§Ł‡ŁŲØŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ·ŁŁŠŁŽŁ‘Ų§ŲŖŁ. Ų§ŁŽŁ„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł…ŁŽŁ‘ Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†ŁŽŁ‘Ų§ Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŲ§Ł„ŁˆŁŽŲØŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų±Ł‘ŁŲØŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų²ŁŁ‘Ł†ŁŽŲ§ ŁˆŲ§Ł„Ų²ŁŽŁ‘Ł„ŁŽŲ§Ų²ŁŁ„ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ų”ŁŽ Ų§Ł„Ł’ŁŁŲŖŁŽŁ†Ł Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ مِنْها ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ų®ŁŽŲ§ŲµŁŽŁ‘Ų©Ł‹ŲŒ ŁˆŲ¹ŁŽŁ†Ł’ سائِرِ ŲØŁŁ„ŁŽŲ§ŲÆŁ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŲ§Ł…ŁŽŁ‘Ų©Ł‹ يا Ų±ŁŽŲØŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ†ŁŽ. Ų±ŁŽŲØŁŽŁ‘Ł†Ų§ آتِنا في Ų§Ł„ŲÆŁ‘Ł†ŁŠŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁŁŠ Ų§Ł„Ł’Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų§Ų±Ł


Ā 

Ų¹ŁŲØŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŲ§Ł„Ł’Ų„ŁŲ­Ł’Ų³Ų§Ł† ŁˆŲ„ŁŁŠŲŖŲ§Ų”ŁŽ ذِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁŽŁ‰ ŁˆŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’ŁŁŽŲ­Ł’Ų“Ų§Ų”Ł ŁˆŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‘ŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁŽŁ‘Ų±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. ŁŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ‡Ł Ų¹Ł„Ł‰Ā Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ²ŁŲÆŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ų³Ł’Ų¦ŁŽŁ„ŁŁˆŁ‡Ł مِنْ ŁŁŽŲ¶Ł’Ł„ŁŁ‡Ł ŁŠŁŲ¹Ł’Ų·ŁŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŲ¹ŁŽŲ²ŁŽŁ‘ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ¬ŁŽŁ„ŁŽŁ‘ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł