Pendidikan

Unisma Gelar Pengajian Mbalah Aswaja di Pesantren Gus Baha

Kamis, 21 Agustus 2025 | 11:00 WIB

Unisma Gelar Pengajian Mbalah Aswaja di Pesantren Gus Baha

Pengajian Mbalah Aswaja bersama Gus Baha di pesantrennya. (Foto: NOJ/malangtimes.com)

Malang, NU Online Jatim

Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar pengajian Mbalah Aswaja di pesantren Gus Baha, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Lembaga Pembinaan Pendidikan Pengembang Ilmu Al-Qur’an (LP3IA), Desa Narukan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Rabu (20/08/2025).


Forum ini diarahkan untuk memperkuat karakter Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) melalui pendalaman Al-Qur’an dan hadist bersama KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. 


Rektor Unisma, Prof Junaidi Mistar mengatakan, kehadiran sivitas akademika ke pesantren merupakan bagian dari adab mencari ilmu. “Santri itu yang sowan ke kiai. Kami hadir untuk ngaji dan menepati kaidah santri, belajar memperkokoh karakter keaswajaan melalui Al-Qur’an dan hadist. Semoga majelis ini diridhai Allah SWT dan menjadi ilmu yang manfaat serta barokah,” ujarnya yang dikutip dari malangtimes.com.


Pengajian Mbalah Aswaja di LP3IA Rembang ini menjadi ruang refleksi bagi rombongan Unisma dan jamaah yang hadir: menghidupkan tradisi ngaji, menjaga etika keilmuan, sekaligus mengaplikasikan nilai Aswaja dalam keseharian kampus dan masyarakat.


“Kami datang untuk belajar dan terus berusaha menghadirkan ilmu yang membentuk karakter, bukan sekadar pengetahuan," jelasnya.


Dalam tausiyahnya, Gus Baha menekankan bahwa, ilmu agama harus mudah diakses dan tidak dibatasi birokrasi. Ia mencontohkan praktik Nabi Muhammad SAW yang melayani pertanyaan umat secara langsung di ruang publik.


“Kalau semua harus menunggu ‘semester’ atau jenjang tertentu, orang awam akan kesulitan. Di kampus ada jalur struktural, di masyarakat ada jalur kultural. Keduanya harus saling menguatkan agar ilmu agama bisa dijangkau semua,” ungkap Gus Baha.


Menurutnya, adab sosial dalam Islam turut digarisbawahi seperti pemisahan ruang privat, publik Nabi, etika bertanya, serta kepekaan terhadap kebutuhan keagamaan perempuan. Pengelolaan ilmu Islam yang luwes, baik melalui lembaga pendidikan maupun majelis taklim adalah ciri Aswaja yang mengedepankan kemaslahatan.