• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

Mengenal Buna’ie, Spesialis Pengrajin Ukiran Lambang NU di Sumenep

Mengenal Buna’ie, Spesialis Pengrajin Ukiran Lambang NU di Sumenep
Buna'ie, pengrajin ukiran lambang NU asal Sumenep. (Foto: NOJ/ Firdausi)
Buna'ie, pengrajin ukiran lambang NU asal Sumenep. (Foto: NOJ/ Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim
Setiap kedatangan tamu kehormatan, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep mempercayai Buna'ie membuat ukiran lambang NU sebagai hadiah kenang-kenangan. Salah satu tokoh yang pernah mendapatkan hasil kreasi tangan Buna’ie adalah Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar sebanyak dua kali dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf sebanyak satu kali.


"Saat mendapatkan kepercayaan dari Rais PCNU Sumenep, kami menjalankan amanah tersebut. Mungkin kami dipercayai lantaran bagian dari pengurus lembaga NU, sehingga bisa mempermudah komunikasi," ujarnya saat dikonfirmasi NU Online Jatim di kediamannya Desa Karduluk, Pragaan, Sumenep, Selasa (01/11/2022).


Pria yang merupakan anggota Pengurus Cabang (PC) Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Sumenep itu mengatakan, di Karduluk banyak sekali pelaku seni ukiran kayu. Namun, untuk ukiran lambang NU dirinyalah spesialisnya.


"Tentunya murah harganya. Karena kami ingin ngalap berkah. Harga yang awalnya mahal, kami menurunkan harganya. Kami ini santri yang selalu mengharap keberkahan, tentu harga bukan barometer untuk meraup keuntungan," tuturnya.


Dijelaskan, harga pajangan lambang NU di dinding rumah bervariatif. Tergantung pada tingkat kesulitan dan ukurannya. Baginya, semakin lama proses pembuatan, maka hasilnya akan memuaskan secara estetika.


"Telaten, teliti, sabar bagian dari cara menghasilkan sebuah karya yang sempurna. Jadi, pemesan harus bersabar saat memesan ukiran lambang NU," pintanya.


"Ukuran kecil, diselesaikan 6 hari. Ukuran sedang 10 hari. Ukuran besar dan super besar, finishingnya hingga 20 hari. Adapun tarif untuk ukuran kecil Rp1 juta, sedang Rp2 juta, dan ukuran besar Rp3 juta. Namun jika untuk tamu besar PCNU Sumenep, kami tidak mematok harga tersebut," imbuhnya.


Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk itu mengatakan, saat membuat lambang NU dirinya dibantu oleh beberapa karyawan. Untuk lambang NU berukuran besar dilakukan tiga orang dan ukuran sedang dua orang. Sementara ukiran lambang dengan ukuran kecil ia kerjakan sendiri.


Disebutkan, tokoh-tokoh yang pernah memesan hasil ukirannya adalah Bupati Sumenep, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Kepala Desa, guru, hingga dosen. Paling banyak yang pesan adalah kalangan kiai, pengurus NU, dan badan otonom.


"Rais PBNU KH Abd A'la Basyir pernah pesan. Begitu pula pengurus NU di Jakarta Timur, Pamekasan, Sampang, Bangkalan juga memesan. Yang paling banyak peminatnya adalah Muslimat NU," ungkapnya.


Tak hanya itu, di zaman digital ini, dirinya mengenalkan karyanya lewat media sosial, seperti facebook, instagram dan lainnya. Jika tidak mengikuti perkembangan zaman, maka tidak laku terjual, seperti lambang NU, kursi, meja, lemari, pintu, jendela, dan perabot atau furnitur pelengkap rumah lainnya.


"Penghasilan kami sifatnya musiman. Paling laris saat musim pernikahan dan Hari Lahir (Harlah) NU," ungkapnya.


Diceritakan, tahun 2003 ia merintis bisnis mebel dengan modal 30 juta. Modal yang ia pinjam dari sanak familinya itu diperuntukkan membeli kayu dan peralatan mebel. Namun demikian, hingga saat ini ia mengaku Belum pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah setempat.


"Sebenarnya sudah lama dilirik oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdperindag) dan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Namun, saya belum pernah memperoleh bantuan apapun. Alhamdulillah, kami bisa tetap survive dengan kondisi seperti ini," tandasnya.


Madura Terbaru