• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Metropolis

Begini Tiga Poin Pesan Ketua IKA PMII Surabaya di Harlah ke-61

Begini Tiga Poin Pesan Ketua IKA PMII Surabaya di Harlah ke-61
Mahfudz, Ketua IKA PMII Surabaya. (Foto: NOJ/Totok)
Mahfudz, Ketua IKA PMII Surabaya. (Foto: NOJ/Totok)

Surabaya, NU Online Jatim

Ketua Ikatan Alumni (IKA) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Surabaya, Mahfudz mengucapkan selamat Hari Lahir (Harlah) PMII  ke-61. Banyak harapan Mahfudz terhadap hadirnya sumbangsih kader PMII. Apalagi saat ini, berbagai tantangan silih berganti menghadang bangsa ini. Menurutnya di sinilah peran penting hadirnya kader PMII sebagai generasi intelektual. 

 

"Hari ini bangsa kita menghadapi tantangan yang sangat besar selain pandemi Covid-19.  Kita juga di dihadapkan dengan radikalisme dan terorisme yang sangat merongrong terhadap NKRI. Sehingga PMII harus hadir ditengah masyarakat dalam bentuk penyadaran dan perlawanan terhadap perusak negara," kata Mahfudz, Sabtu (17/04/2021).

 

Anggota DPRD Jawa Timur ini pun mengungkapkan, kaderisasi yang diberikan PMII terhadap para kadernya cukup membentengi Indonesia dari berbagai ancaman yang dapat merusak kesatuan dan persatuan, khususnya terhadap paham radikal dan intoleran. 

 

"PMII merupakan organisasi mahasiswa yang berpondasi Ahlussunah wal Jamaah. Sehingga kita harus terus mendukung kaderisasi di kampus secara lebih massif dengan membumikan Islam yang damai dan Rahmatan lil 'Alamin di kampus dalam menangkal radikalisme dan terorisme atas nama agama," ungkapnya. 

 

Sebagai organisasi besar, Menurut Mahfudz arah kaderisasi PMII ke depan harus terus dimaksimalkan. Hal ini tidak luput dari pembentukan pribadi kader agar siap menghadapi semua tantangan yang akan datang. 

 

"Sebagai organisasi yang besar, PMII sudah sepatutnya menyiapkan instrumen kaderisasi yang dapat menunjang kemampuan operasional setiap kader. Bukan hanya di masa kini, tapi juga di masa yang mendatang. Mau tidak mau berpikir secara futuristic melalui analisis serangkaian kemungkinan atas situasi yang akan di hadapi masa yang akan datang yang akan di hadapi di setiap kader," paparnya. 

 

Legislatif asli Madura ini melanjutkan, dalam soal kebangsaan, PMII mengajarkan tentang arti pentingnya mencintai tanah air, rasa kebangsaan yang telah terpatri dalam diri kader PMII. 

 

"Islam sama sekali tidak bertentangan dengan konsep kebangsaan yang selama ini kita anut, bahkan Islam memadu kita untuk menjaga, merawat, dan mempertahankan bangsa dan tanah air dari berbagai gangguan. PMII mengajarkan untuk memahami secara baik sejarah bangsa ini, sejarah Islam Indonesia, sejarah NKRI hingga tercipta sebuah optimisme dalam diri kita, bahwa bangsa ini akan menjadi bangsa yang thayyibatun wa rabbun ghafur," lanjut politisi asal PDIP ini. 

 

Ada tiga aspek yang menurutnya menjadi pegangan fundamental bagi para kader PMII. Pertama, aspek tauhid atau ketuhanan. Di sini PMII harus mampu mengaplikasikan nilai-nilai tauhid dalam berbagai kehidupan.

 

"Kedua, hubungan manusia dengan tuhan (hablum minallah). Hubungan antara hamba dengan penciptaNya, tujuannya yaitu mengharapkan ridho Allah semata dalam setiap pergerakan. Ketiga, aspek kemanusiaan atau hubungan manusia dengan manusia (hablum mimannas)," ucapnya.

 

Kini PMII sudah berumur 61 tahun. Umur yang relatif dewasa dalam sejarah organisasi. Maka tuntutan ke depan PMII juga harus lebih dewasa dan berbuat secara dewasa untuk berkontribusi pada agama dan negara.

 

"Selamat ulang tahun pergerakan ku," pungkas Mahfudz.

 

Editor: Risma Savhira


Metropolis Terbaru