Metropolis

Hardiknas 2025, Pergunu Sidoarjo Soroti 5 Isu Kunci Pendidikan

Jumat, 2 Mei 2025 | 18:00 WIB

Hardiknas 2025, Pergunu Sidoarjo Soroti 5 Isu Kunci Pendidikan

Umi Salamah, Sekretaris PC Pergunu Sidoarjo. (Foto: NOJ/Boy)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Sekretaris Pimpinan Cabang (PC) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Sidoarjo, Hj Umi Salamah menyampaikan 5 poin dalam refleksi di Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Pertama, standarisasi akses peningkatan kapasitas guru, baik di sekolah maupun di madrasah.

 

“Guru adalah kunci utama dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Faktanya masih terjadi kesenjangan akses yang dimiliki oleh guru di sekolah dengan guru di madrasah. Kami berharap ada progam pelatihan bagi guru yang berkualitas dan terukur dan berkolaborasi dengan masyarakat seperti Pergunu,” katanya kepada NU Online Jatim, Jum’at (02/05/2025).

 

Kedua, implementasi pendidikan karakter yang integratif. Maraknya kasus kriminalitas yang dilakukan oleh para pelajar menjadikan pelaku dunia pendidikan miris melihatnya.

 

“Pemerintah harus terus mendorong 8 profil lulusan menjadi isu utama untuk diimplementasikan secara holistik baik oleh guru, orang tua dan masyarakat. Pergunu siap menjadi jembatan kolaboratif,” ujarnya.

 

Ketiga, guru harus melek digital. Bukan hanya guru yang harus terus belajar, tapi komitmen sekolah untuk terus melakukan inovasi. Salah satunya adalah menyediakan fasilitas bagi guru untuk upgrade tentang digitalisasi.

 

“Teknologi dapat menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan. Pergunu siap menjadi patner terbaik bagi sekolah dan pemerintah,” terangnya.

 

Keempat, meningkatkan budaya toleransi dan saling berempati. Maraknya kasus bullying dan tawuran antar pelajar harus mendapatkan atensi tersendiri. Solusinya adalah adanya integrasi kurikulum cinta dari Kemenag dan pendekatan pembelajaran deep learning yang digagas oleh Kemendikdasmen.

 

“Harapannya terwujudnya sekolah yang ramah bagi setiap potensi insani untuk tumbuh secara optimal,” terangnya.

 

Kelima, meningkatkan kesejarahteraan guru. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan guru akan selalu dinanti oleh banyak pihak. Bukan hanya sebatas pemberian insentif, tapi juga bagaimana jaminan pemerintah bagi para guru baik di sekolah dan di madrasah untuk mendapatkan akses dan kemudahan dalam hal kesehatam dan ekonomi.

 

“Faktanya masih banyak guru yang menerima upah jauh di bawah standar. Yang membuat para guru harus kerja serabutan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Jika sudah seperti ini bagaimana kita bisa berharap peningkatan kualitas pendidikan di negara kita,” pungkasnya.