Pesantren Modern Al-Amanah Junwangi Bertekad Perluas Kontribusi untuk Umat
Sabtu, 16 Agustus 2025 | 19:00 WIB

KH Nurcholis Misbah (kanan), Pengasuh Pesantren Modern Al-Amanah Junwangi, Krian, Sidoarjo. (Foto: NOJ/ Dok. Humas Pesantren)
Boy Ardiansyah
Kontributor
Sidoarjo, NU Online Jatim
Pondok Pesantren Modern Al-Amanah Junwangi, Krian, Sidoarjo menggelar peringatan milad ke-33 pada Jumat (15/08/2025) malam. Di momen ini, Pengasuh Pesantren Al-Amanah Junwangi KH Nurcholis Misbah, berharap agar pesantren semakin berkontribusi untuk umat dan bangsa.
Kiai Nurcholis mengatakan, gedung Pondok Pesantren Modern Al-Amanah Junwangi tidak serta merta menjadi sebuah gedung. Namun, melalui proses pembangunan panjang oleh tukang.
“Maka, layaknya seorang pelajar, hari demi hari yang berlalu saling terkait. Seperti layaknya tukang saat membangun gedung,” katanya.
Disebutkan, hidup adalah pembelajaran dari Allah. Menurutnya, semua sedang dalam situasi belajar, dan yang memberi pelajaran Allah SWT. Dalam proses pembelajaran hidup ini pasti akan ditemui kesulitan dan kebahagiaan.
“Kesulitan-kusulitan yang dialami oleh santri nantinya akan membentuk karakter. Ibu saya dulu sibuk dengan ekonomi yang belum matang, akhirnya saya dididik oleh lingkungan,” ucapnya.
Ia menceritakan, dirinya mendapat pendidikan dari wayang yang ia tonton, komik, hingga seni ludruk, yang kesemua ceritanya tentang sejarah. Hidup di desa membuatnya bisa berpikir luas dengan segala pengalaman masa kecilnya.
“Bagi saya tidak ada pendidikan buruk di desa kala itu. Apa yang terjadi pada diri kita dilihat dan diproses oleh Allah. Dalam keadaan yang paling sulit, saya tidak minder,” ungkapnya.
Dirinya menyebutkan, para santri hendaknya dapat terus menikmati proses belajar yang dijalani. Semakin tidak menyenangkan proses belajar itu, maka semakin bagus. Begitu pula, ketika proses belajar semakin berat, maka akan semakin bagus manfaatnya untuk diri sendiri.
“Jika proses berat, ada kemungkinan akan disiapkan oleh hal-hal berat atau tanggung jawab yang berat. Bisa jadi berat karena menjadi pimpinan, bisa berat dalam hal spiritual,” tuturnya.
“Untuk sukses menjadi seorang atlet, maka akan melewati latihan bertahun-tahun, untuk menyiapkan pertandingan yang hanya berlangsung satu jam,” pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 3 Nilai Utama dalam Memaknai Hari Kemerdekaan
2
Khutbah Jumat: Melaksanakan 3 Amal Baik di Momen Rebo Wekasan
3
Kado Kemerdekaan, Umaha Luncurkan Mesin CNC Nusantara Karya Anak Bangsa
4
Karnaval Kemerdekaan: Antara Hiburan dan Etika
5
HUT ke-80 RI, PCNU Nganjuk Serukan Nahdliyin Kibarkan Bendera dan Tahlil untuk Pahlawan
6
LPBINU Pasuruan Gelar Rakor untuk Perkuat Kelembagaan di MWCNU
Terkini
Lihat Semua