Sidoarjo, NU Online Jatim
Pondok Pesantren Modern Al-Amanah Junwangi Krian, Kabupaten Sidoarjo menggelar acara ‘Silaturrahmi Nasional ke-1’ pada Sabtu (13/08/2022) sore di lingkungan pesantren setempat.
Pengasuh pesantren, KH Nurkholis Misbah menyampaikan, pelajaran berharga yang dapat diambil dari tiga puluh tahun perjalanan pesantren adalah semua yang menjadi tidak mungkin menjadi mungkin, tergantung keyakinan masing-masing.
“Kalau kita tidak cukup punya keyakinan, semua hal menjadi tidak mungkin. Tetapi kalau kita punya keyakinan, semuanya menjadi mungkin. Pesantren ini dibangun pada keadaan semua tidak mungkin. Membeli tanah setengah meter saja tidak mungkin. Untuk memperpanjang kontrakan rumah saja harus berfikir sangat keras,” katanya.
Disebutkan, semua menjadi mungkin karena keyakinan. Dan keyakinan yang kuat memiliki proses tersendiri. Oleh karena itu, pada tiga puluh tahun berdirinya pesantren ini yang dapat diambil adalah keyakinan.
“Karena begini, di dalam Al-Qur’an dijelaskan Allah akan memberikan sesuatu sesuai keinginanmu. Namun yang pertama Allah ingin melihat semangat juangmu. Yang kedua Allah ingin melihat kesabaranmu,” tuturnya.
Menurut Kiai Misbah, sebenarnya kesuksesan mudah diraih. Tinggal seseorang itu mempunyai kesungguhan dan kesabaran atau tidak. Problemnya adalah banyak orang yang mudah patah saat sedang berproses.Sementara pembina alumni, Moh Ulil Albab pada sambutannya memberikan pengakuan betapa pentingnya silaturrahim alumni.
“Alumni sangat penting untuk menjalin hubungan di luar pesantren guna bersinergi dalam mengembangkan Pesantren Modern Al-Amanah,” tuturnya.
Gus Uli sapaan akrabnya berharap, silaturrahim nasional ini dapat dilaksanakan minimal dua tahun sekali. Hal tersebut karena melihat pentingnya silaturrahim alumni dapat saling bertukar pikiran dan ide.
“Terima kasih kepada panitia karena sudah berusah payah menghadirkan para alumni dengan tujuan mengeratkan lagi alumni yang tersebar memberi manfaat di seluruh Indonesia,” tandasnya.
Ruslin Gunawan mewakili puluhan alumni yang belajar di Mesir turut hadir dan memberi sambutan melalui zoom meeting. Ia senang dapat bersilaturrahim dengan pengasuh pesantren meski diikuti secara virtual.
“Kami berharap silaturrahim ini tidak berhenti hanya sampai di sini. Tetapi terus berlanjut sampai kapan pun. Sehingga dapat mengambil kemanfaatan dari romo kiai,” ucapnya.
