• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Kata Alissa Wahid Soal Penyebab Aksi Terorisme

Kata Alissa Wahid Soal Penyebab Aksi Terorisme
Alissa Wahid, Koordinator Jaringan Gusdurian. (Foto: Istimewa).
Alissa Wahid, Koordinator Jaringan Gusdurian. (Foto: Istimewa).

Surabaya, NU Online Jatim

Aksi bom bunuh diri yang terjadi di depan pintu gerbang Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan beberapa hari lalu telah menuai berbagai reaksi. Salah satunya dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Dalam pernyataannya merespon aksi bom bunuh diri itu Presiden menyatakan aksi terorisme tidak ada hubungan dengan agama tertentu.

 

Pernyataan dari Presiden Jokowi ini kemudian direspon Alissa Wahid, Koordinator Jaringan Gusdurian. Alissa menilai tidak tepat jika mengatakan aksi terorisme tidak berkaitan dengan agama.

 

Menurut Putri Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut, aksi terorisme bersumber dari keyakinan beragama yang keliru dan berujung pada tindakan ekstremisme.

 

"Jadi saya berbeda pandangan dengan Presiden walaupun saya menduga bahwa maksudnya Presiden itu tidak melekat hanya pada satu agama, dia bisa datang dari kelompok agama yang berbeda, dan bukan agamanya, tapi umatnya, mungkin maksudnya Presiden begitu," kata Alissa dalam tayangan D'Rooftalk: 'Teror Bomber Milenial' sebagaimana dilansir detikcom, Selasa (30/03/2021).

 

Dalam pandangan Alissa, teroris itu merasa menjalankan agama berdasarkan pemahamannya. Teroris menganggap korban teror yang disasar adalah musuh.

 

"Tapi kalau kalimatnya adalah terorisme tidak ada kaitannya dengan agama, ini problematik menurut saya, kenapa? Karena kalau kita berpikirnya seperti itu kita tidak bisa merespons persoalan ini dengan lebih konkret. Karena teroris ini dia merasa menjalankan agama tentu dengan versi dia, tafsir dia, tetapi bahwa di atas nama agama bahwa itu yang dia pilih juga adalah tempat atau korban yang dia pandang sebagai musuh, itu harus diakui, kalau tidak kita bisa addressing di isu, tidak bisa mengelola atau merespons situasi ini dengan benar," ungkap Alissa.

 

Ia menilai bahwa anggapan teroris tidak terkait dengan agama tidak tepat. Dia menyebut ajaran agama tersebut yang akhirnya membuat mereka bergabung dengan kelompok teror.

 

"Menurut saya, tidak tepat untuk mengatakan bahwa terorisme itu tidak terkait agama itu kita nggak ada merespons yang ini loh tadi, yang ajaran-ajaran yang mempersiapkan orang untuk akhirnya masuk ke kelompok-kelompok teror ini," sebut Alissa.

 

 

"Pertama kan dari purifikasi dulu meyakini bahwa 'agama saya ini, kelompok saya ini yang paling pure', yang paling murni. Setelah itu superioritas, lalu naik lagi kepada ekstremisme. Superioritas ketika ketemu dengan ekstremisme ini dengan penggunaan kekerasan yang sudah jadi terorisme itu tadi," ungkapnya.


Editor:

Metropolis Terbaru