• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Metropolis

NU Jatim: Jangan Terprovokasi Kasus Pembakaran Al-Qur’an

NU Jatim: Jangan Terprovokasi Kasus Pembakaran Al-Qur’an
Katib PWNU Jatim, KH Syafrudin Syarif. (Foto: NOJ/Tgr)
Katib PWNU Jatim, KH Syafrudin Syarif. (Foto: NOJ/Tgr)

Surabaya, NU Online Jatim

Protes keras terkait pembakaran kitab suci al-Qur’an di Swedia, terus bergulir. Giliran berikutnya, terjadi peludahan kitab suci di salah satu kawasan di Norwegia. Terkait sejumlah hal ini, sejumlah warga dari negara lain melakukan reaksi karena segala tindakan tersebut sebagai pelecehan.

 

Terkait hal ini, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengimbau umat Islam menyikapi berbagai hal tersebut secara proporsional.

 

"Saya berharap Muslim di Indonesia sudah dewasa, kita sudah tahu bahwa memang hal-hal seperti ini tidak baru saja terjadi,” kata KH Syafrudin Syarif, Senin (31/8/2020).

 

Katib PWNU Jatim tersebut menjelaskan bahwa sejak dulu telah banyak kalangan yang membenci Islam dan umat Islam. Mereka tidak suka ayat-ayat Al-Qur'an dan termakan provokasi maupun isu negatif tentang Islam yang tidak benar.

 

Lebih lanjut, Kiai Syafruddin mengimbau jangan sampai di Indonesia terjadi aksi serupa, dari mulai membakar kitab agama lain atau kitab para pelaku yang membakar hingga meludahi.

"Kita juga jangan termakan isu, kalau membalas dengan membakar kitab suci mereka, jangan,” tegasnya.

 

Justru dengan kondisi tersebut harusnya membesarkan hati kaum Muslimin, termasuk warga Nahdlatul Ulama untuk menunjukkan Islam yang sesungguhnya.

 

“Tunjukkan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, agama yang mampu membalas sesuatu kejahatan dengan kebaikan. sehingga mereka pada akhirnya akan sadar karena ini dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW," terangnya.

 

Lebih lanjut, alumnus Pesantren Lirboyo Kediri ini menjelaskan suasana saat awal dakwah nabi Muhammad. Bahwa saat itu dilempari batu, justru dibalas dengan mendoakan kebaikan untuk penduduk Thaib.

“Nabi mendoakan mereka mendapatkan hidayah dan mendoakan agar Allah memaaafkan mereka karena mereka belum tahu kebenaran Islam dan keindahan Islam," jelas kiai yang tinggal di Kota Probolinggo tersebut.

 

Tak hanya itu, Kiai Safruddin juga menyebut para pelaku pembakaran hingga pelaku yang meludahi Al-Qur'an merupakan kalangan yang termakan provokasi. Sehingga belum menyadari apa yang telah dilakukan.

 

"Lebih baik dibalas dengan kebaikan karena saya yakin orang-orang yang meludahi dan membakar al-Qur’an itu adalah korban provokasi medsos dan sebagainya,” pungkasnya.


Editor:

Metropolis Terbaru