• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Nusiana

Vespa Ngadat Kaji Leman

Vespa Ngadat Kaji Leman
Butuh keahlian khusus untuk dapat mengendarai vespa. (Foto: NOJ/HRO)
Butuh keahlian khusus untuk dapat mengendarai vespa. (Foto: NOJ/HRO)

Tidak ada yang dicari dari para pengabdi di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur yang kala itu berada di Raya Darmo 96 Surabaya, selain keberkahan hidup.

 

Bisa melayani dan bersalaman dengan ulama maupun kiai, serta aktivis NU adalah nilai lebih. Tentu saja pengalaman seperti itu tidak gampang didapat saat berada di rumah. Bahkan mereka yang menjadi pengurus di tingkat kabupaten dan kota juga langka bisa bertemu dengan para kiai NU kenamaan saat itu.

 

Sebuh saja allahumma yarham, KH Mahrus Ali, KH Imron Hamzah, KH Masduqi Mahfudz, KH Wahid Zaini dan nama lain.

 

Karenanya meskipun dengan bayaran seadanya, tidak menyurutkan tekad untuk terus mengabdi dan melayani kebutuhan ulama idaman Nahdliyin tersebut. Termasuk sosok H Sulaiman.

 

Setiap hari dia membawa vespa kesayangan dari kediamannya ke Raya Darmo 96.

 

Namun ada kejadian aneh kala akan masuk halaman kantor karena posisi jalan yang menanjak.

 

Sudah dicoba dengan beragam cara, ternyata motornya tidak bisa melewati tanjakan. Mesin motor kerap kali mati saat berada di tengah jalan yang meninggi tersebut.

 

Saat itu Samaji selaku Ketua Ikatan Sopir Nahdlatul Ulama (ha ha) yang tengah memandikan mobil datang menghampiri. Diperhatikan bagaimana H Sulaiman yang lebih akrab disapa Kaji Leman berupaya menaiki tanjakan. Karena tahu masalahnya, dia memberikan saran.

 

“Ji, perseneling-nya diturunkan satu, jangan gigi empat,” katanya.

 

Sontak jawaban ini membuat Kaji Leman tersenyum kecut.

 

“Ini masuk empat saja tidak bisa naik, apalagi gigi satu. Kamu ada-ada saja,” gerutunya.

 

Samaji hanya bisa mengelus dada.

 

Dan untuk almarhum H Sulaiman, alfatihah.


Editor:

Nusiana Terbaru