• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Syaikh Abdul Aziz Kagumi Masyarakat Indonesia yang Cinta Ulama

Syaikh Abdul Aziz Kagumi Masyarakat Indonesia yang Cinta Ulama
Guru Besar Madzhab Syafii Universitas Al-Azhar Mesir, Syaikh Abdul Aziz al-Syahawi al-Husaini. (Foto: NOJ/A Husain F)
Guru Besar Madzhab Syafii Universitas Al-Azhar Mesir, Syaikh Abdul Aziz al-Syahawi al-Husaini. (Foto: NOJ/A Husain F)

Mojokerto, NU Online Jatim
Guru Besar Madzhab Syafii Universitas Al-Azhar Mesir, Syaikh Abdul Aziz al-Syahawi al-Husaini kagum dengan masyarakat Indonesia karena begitu mencintai para ulama, khususnya ulama dari Al-Azhar. Syaikh Abdul Aziz terheran-heran dengan sambutan keramahan dan penghormatan masyarakat Indonesia kepadanya maupun ulama Al-Azhar lain. 


Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Umum Organisasi Internasional Ikatan Alumni Al-Azhar Indonesia (IAAI) Jawa Timur, Muhammad Al-Barra kepada NU Online Jatim. Yang bersangkutan ditemui di Masjid Kampus Institut Pesantren KH Abdul Chalim (Ikhac) Pacet, Mojokerto, Senin (18/07/2022)..


“Penghormatan dari masyarakat Indonesia tidak pernah didapatkan oleh Syaikh Abdul Aziz saat mengunjungi negara-negara lain. Beliau berterima kasih kepada KH Asep Saifuddin Chalim yang telah memfasilatasi untuk bertemu dengan santri-santrinya,” kata Gus Barra sapaan akrabnya yang sudah menemani Syaikh Abdul Aziz sejak Ahad (17/07/ 2022).


Lebih Lanjut, Gus Barra menuturkan bahwa Syaikh Abdul Aziz melihat santri adalah penerus yang akan mendakwahkan Islam di masa depan. Oleh karena itu ia berharap mereka terus belajar dan meningkatkan keilmuan lantaran kelak mendapatkan kemuliaan. 


“Yang perlu diambil dari Syaikh Abdul Aziz adalah semangat mengajar, keikhlasan dan kesederhanaannya. Di mana antara rumah dan masjid Al-Azhar tempatnya mengajar jaraknya 100 KM. Tiga hari mengajar di Kairo itu tinggal di rumah mahasiswa karena tidak punya rumah atau kontrakan di dekat kampus,” kisahnya.


Pria yang juga Wakil Bupati Mojokerto itu kemudian mengatakan keunikan lain. Bahwa Syaikh Abdul Aziz saat mengajar di Dar al-Ifta al-Mishriyyah‎ (salah satu institusi keagamaan di Mesir) maupun di Masjid Al-Azhar tidak mendapat gaji. 


Sebagai ketua alumni Al-Azhar, Gus Barra tidak lupa memberi pesan kepada mahasiwa Al-Azhar yang masih di Mesir untuk memaksimalkan waktu dalam menambah khazanah keilmuan di negeri seribu menara itu.


“Saya merasa, tempat yang nyaman untuk belajar itu di Mesir karena di sanalah sumber keilmuan. Ambil ilmu itu semua kemudian aplikasikan setelah kembali ke Indonesia,” pungkasnya. 


Editor:

Metropolis Terbaru