• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

Waspada Nahdliyin, Belasan Ternak di Tulungagung Mati Diduga karena Antraks

Waspada Nahdliyin, Belasan Ternak di Tulungagung Mati Diduga karena Antraks
Ilustrasi vaksin Antraks. (Foto: hallosehat.com)
Ilustrasi vaksin Antraks. (Foto: hallosehat.com)

Surabaya, NU Online Jatim

Virus Antraks dilaporkan menyerang dua dusun Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung pada 19 Februari lalu. Dinas Peternakan (Disnak) Jawa Timur pun melakukan pemetaan risiko agar virus tersebut tidak menyebar ke daerah lain. Posko terpadu didirikan, gugus tugas dibentuk, dan menambah Pusat Kesehatan Hewan (puskeswan).

 

Plt Kepala Disnak Jatim Mohammad Gunawan Saleh menjelaskan, berdasarkan informasi yang ia peroleh, Antraks pertama kali ditemukan di Dusun Toro dan Dusun Bulusari, Desa Sidomulyo. Saat itu, 27 ekor sapi dan kambing dilaporkan tertular.

 

"Terdiri dari 20 ekor sapi dan tujuh ekor kambing berasal dari 11 peternak. Para peternak ini menyebutkan, tanda-tanda yang ditemukan pada hewan ternaknya adalah nafsu makan rendah, nafsu minum tinggi dan mati mendadak," katanya kepada wartawan, Kamis (10/06/2021).

 

Dari ke-27 ekor hewan ternak itu, satu yang mula-mula tertular Antraks lalu menular ke lainnya. Tujuh sapi dan enam kambing mati lalu dikubur. Sementara 13 ekor dijual. Ada satu kambing justru dipotong lalu dikonsumsi. Nah, dari situlah kemungkinan Antraks kemudian menular ke manusia.

 

Dari temuan itu, Disnak kemudian bergerak dengan mendirikan posko terpadu, menambah puskeswan, dan menerjunkan tim kesehatan hewan ke pasar hewan setempat. Gunawan mengatakan, langkah itu tidak hanya dilakukan di Tulungagung, tapi juga di kabupaten/kota yang berbatasan, yakni di Trenggalek dan Blitar.

 

Posko terpadu diisi oleh tim kesehatan hewan dari Disnak, perangkat desa, perwakilan peternak dari gapoktan, serta unsur kepolisian dan TNI. Mereka bergerak dalam gugus tugas. Ketika diterima laporan hewan ternak mati, gugus tugas langsung ke lokasi untuk memeriksa.

 

Gugus tugas juga akan aktif melakukan desinfeksi di kandang-kandang ternak sapi. Tentunya sesuai permintaan peternak maupun berdasar evaluasi atas kandang-kandang yang diduga terkontaminasi antraks.

 

Gunawan menuturkan, saat ini Desa Sidomulyo masuk zona merah Antraks. Sebab, kemungkinan besar sebanyak 2.075 hewan ternak di sana tertular Antraks. Adapun zona terancam yakni di Desa Samar masuk zona terancam sebanyak 3.191 ekor ternak, Desa Kradinan 2.415 ternak, Desa Gondang Gunung 2.366 ternak, dan Desa Pagerwojo 1.828 ternak.

 

Tak hanya Tulungagung, beberapa wilayah Trenggalek yang berbatasan dengan Kecamatan Pagerwojo juga terancam penularan Antraks. Seperti di Kecamatan Bendungan yang terdiri dari Desa Depok, Suren Lor dan Botoputih. Gunawan menegaskan pemetaan risiko di Tulungagung, Trenggalek, dan Blitar kini sudah dilakukan.

 

Editor: Nur Faishal


Metropolis Terbaru