NU Online

Langkah Baru di Kancah Internasional, PBNU Luncurkan Institute for Humanitarian Islam

Selasa, 5 November 2024 | 09:30 WIB

Langkah Baru di Kancah Internasional, PBNU Luncurkan Institute for Humanitarian Islam

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Menteri Agama Prof KH Nasaruddin Umar, dan Direktur Eksekutif Institute for Humanitarian Islam Yaqut Cholil Qoumas saat peluncuran Institute for Humanitarian Islam di Jakarta, Senin (4/11/2024).. (Foto: NU Online/Suwitno)

Surabaya, NU Online Jatim

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) resmi meluncurkan sebuah lembaga baru bernama Institute for Humanitarian Islam.

 

Pembentukan lembaga ini merupakan tindak lanjut dari konferensi internasional yang sebelumnya diselenggarakan oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang pada tahun 2017.

 

Dalam konferensi yang melibatkan sejumlah akademisi internasional tersebut, GP Ansor menghasilkan deklarasi tentang pandangan Islam yang menghargai dan memperlakukan seluruh umat manusia secara humanis.

 

Hal tersebut disampaikan oleh Gus Yahya dalam sambutannya di Hotel JW Marriott, Jakarta, pada Ahad (4/11/2024) malam.

 

Gus Yahya menambahkan, konsep Humanitarian Islam yang berkembang pesat hingga kancah internasional ini menjadi alasan dibentuknya lembaga baru yang akan mempererat hubungan NU dengan berbagai jaringan di dalam dan luar negeri.


“Fungsi dari lembaga ini nantinya menjadi simpul hubungan dengan jaringan-jaringan yang kita miliki, baik dalam negeri maupun luar negeri yang telah kami kembangkan,” terang Gus Yahya. 


Lebih lanjut, Gus Yahya menjelaskan bahwa wacana humanitarian Islam merupakan kumpulan potret pengalaman bangsa Indonesia dalam menyikapi keberagaman. 


Dengan keragaman bahasa, agama, etnis, suku dan sebagainya, Indonesia mampu bertahan hingga sekarang. Untuk itu, Gus Yahya memperkenankan untuk menyebarkan wacana tersebut di berbagai belahan dunia. 


“Kisah pengalaman keberhasilan Indonesia ini cukup berharga untuk diperkenalkan, disumbangkan ke tengah-tengah masyarakat internasional, dengan harapan semoga menjadi inspirasi untuk menemukan jalan keluar dari berbagai masalah,” harap Gus Yahya.


Sebelumnya, Gus Yaqut mengatakan bahwa lembaga baru yang dinakhodainya akan selalu mengutamakan inklusifitas dalam tiap keputusan yang akan diambil.


Selepas sambutan-sambutan, Menag RI bersama Direktur Eksekutif Institut for Humanitarian dan Ketum PBNU secara simbolis meluncurkan lembaga baru itu. Hal ini ditandai dengan penekanan tombol digital oleh ketiganya secara bersamaan.