• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Tapal Kuda

Syahril Imron, Anak Petani Peraih Beasiswa Santri Kuliah ke Belanda

Syahril Imron, Anak Petani Peraih Beasiswa Santri Kuliah ke Belanda
Mohammad Syahri Imron peraih beasiswa LPDP. (Foto: NOJ/ Haris).
Mohammad Syahri Imron peraih beasiswa LPDP. (Foto: NOJ/ Haris).

Jember, NU Online Jatim

Muhammad Syahril Imron, anak petani di Dusun Wonorejo, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati Jawa Tengah. Meski tinggal di pedesaan tak menyurutkan semangatnya untuk menempuh pendidikan hingga ke Belanda.

 

Upayanya kini menuai hasil. Syahril telah dinyatakan lolos seleksi beasiswa santri kerja sama Kementerian Agama,Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP), Masjid Istiqal, dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa) tahun 2021 untuk kuliah di University & Research Wageningen University Belanda.

 

"Alhamdulillah saya sangat bersyukur bisa lolos kuliah di luar negeri dengan dibiayai full oleh pemerintah," ungkap Syahril kepada NU Online Jatim, Kamis (09/12/2021). 

 

Pemuda kelahiran 19 Mei 1999 tersebut tercatat pernah mengenyam pendidikan di Madrasah Ibtida'iyah (MI) Naba'ul Ulum Tlogowungu, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Salafiyah Kajen, Madrasah Aliah (MA) Raudlatul Ulum Guyangan dan melanjutkan jenjang pendidikan Strata satu (S-1) di Universitas Jember (Unej) program studi teknologi hasil pertanian.

 

Syahril juga pernah menempuh pendidikan agama di Pondok Pesantren Tarbiyatul Anam Kajen selama tiga tahun. Kemudian di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan tiga tahun serta pernah tabarukan di Pondok Pesantren Al-Anwar asuhan KH Maimoen Zubair Rembang, Jawa Tengah. 

 

Saat ini, ia sedang nyantri dan mengabdi di Pondok Pesantren Raden Rahmad Sunan Ampel, Antirogo, Sumbersari, Kabupaten Jember asuhan Kiai Ahmad Nafi'. Di sini, Syahril melanjutkan proses belajar ilmu agama sembari kuliah di Unej.

 

"Di Pondok Raden Rahmad saya belajar banyak hal tentang ilmu agama terutama tariqoh yang Kiai Nafi' ajarkan," jelas Syahril. 

 

Di organisasi, ia pernah menjabat sebagai Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Unej tahun 2018, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) tahun 2020, Wakil Ketua 1 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon FTP Unej,  Pengurus Cabang (PC) PMII Jember dan CO-Founder komunitas sosial "Menatap Indonesia".

 

Sederet prestasi pernah diraihnya. Antara lain menjadi finalis lomba karya tulis ilmiah nasional (LKTIN) Pekan Ilmiah dan Kreativitas Remaja (PIKIR) 2020, Best Poster LKTIN PIKIR 2020, Best Video LKTIN PIKIR 2020 di Universitas Muhammadiyah Makasar, juara 3 lomba essay Pemuda Mendunia 2020 dan Top 3 Ideanation 2020 National Essay Competition IPB University.

 

Motivasi dan Kunci Lolos Beasiswa LPDP Santri 

Syahril menyatakan, salah satu motivasinya kuliah di luar negeri adalah untuk membuktikan dan membanggakan kedua orang tuanya yang memiliki latar belakang pendidikan rendah dan ekonomi menengah. 

 

"Orang tua saya mempunyai pendidikan yang rendah, ayah saya hanya lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kemudian ibu saya hanya lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Jadi, saya ingin membuktikan bahwasanya untuk dapat kuliah, bahkan ke luar negeri tidak hanya orang-orang dari keluarga mampu (ekonomi), tapi dari keluarga kecil di desa juga mampu untuk meraihnya," ujarnya.

 

Selain itu, ia juga ingin berkontribusi nyata untuk Indonesia melalui pengetahuan yang nantinya di dapat dari kuliah di Belanda.

 

"Jurusan saya di sana mengenai food technology, karena saya melihat di Indonesia memiliki potensi pangan lokal yang sangat melimpah dan perlu dimanfaatkan dengan baik. Sehingga Indonesia bisa menjadi salah satu negara adidaya di bidang pangan di masa yang akan datang bersama para santri," ungkap kader PMII Jember tersebut. 

 

Selain itu, ia juga ingin memotivasi seluruh santri bahwasannya pelajar di pesantren juga bisa menempuh jenjang pendidikan hingga ke luar negeri. Tidak hanya pandai membaca kitab kuning, tetapi juga bisa menjadi seorang intelektual.

 

"Insyaallah diaspora santri sekarang sudah mendunia, dan santri milennial harus muncul untuk berkontribusi kepada agama, nusa dan bangsa," jelasnya. 

 

Syahrial berusaha lahir dan batin untuk lolos beasiswa LPDP. “Untuk ikhtiar sendiri saya terus belajar dengan giat dan sungguh-sungguh. Biasanya saya buat timeline target setiap harinya, dan saya terbiasa menulis target saya dalam kertas atau note kecil. Sehingga itu menjadi acuan saya dalam belajar dan sebagai pengingat bahwa saya punya tanggung jawab yang harus diselesaikan,” ungkapnya.

 

Pesan ibunda menjadi pengingat utama bagi Syahril untuk tidak melupakan ibadah. “Satu pesan dari ibu saya, ‘ojo lali shalat limang wektu lan posone nak, nggolek ilmu kui kudu tirakat’ (jangan lupa shalat lima waktu, mencari ilmu itu harus tirakat). Itu yang saya tanamkan pada diri saya sendiri untuk senantiasa berbuat baik dan bermanfaat,” jelasnya.

 

Ia berharap, santri dan para pemuda lainnya untuk saling gotong royong membangun dan memajukan negeri sesuai dengan bidangnya masing-masing. “Mari pemuda dan santri untuk saling gotong royong dan bersinergi memajukan negeri menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.

 

 

Adapun beasiswa Santri ini disediakan untuk jenjang pendidikan Magister Luar Negeri dan Doktor Luar Negeri. Untuk Magister satu gelar (single digree) dengan durasi studi paling lama 24 bulan (dua tahun). Sementara Doktoral satu gelar (single digree) dengan durasi studi paling lama 48 bulan (empat tahun). 

 

Editor: Romza

 


Editor:

Tapal Kuda Terbaru