Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network

Madura

Ketua PCNU Sumenep: Bersyukurlah Anda Bisa Mengenal NU Melalui Pendidikan

KH. A. Panji Taufiq, Ketua PCNU Sumenep saat menyampaikan sambutan saat temu KPNU Guluk-Guluk, Sabtu (12/ 09). (Foto : NOJ/ Firdausi).

Sumenep, NU Online Jatim

Setiap individu memiliki pengalaman yang berharga. Jika tidak diceritakan maka generasi milenial tidak akan bisa meneladaninya.

 

Seperti halnya KH. A. Panji Taufiq mengulas kembali pengalaman tebaiknya saat berkhidmat di NU. Beliau menyatakan langsung kepada ratusan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (KPNU) Guluk-Guluk saat acara temu kader di sekretariat Mejelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU), Sabtu (12/9).

 

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep tersebut menceritakan bahwa dirinya pertama kali masuk ke NU berkat ajakan KH. Abd A'la Basyir pada tahun 1987 silam.

 

"Kala itu kami dirawuhi Almaghfurlah KH. M. Tsabit Khazin ke rumah. Beliau meminta kepada kami untuk menjadi pengurus Tanfidziyah di MWCNU Guluk-Guluk," kenangnya.

 

Saat itu KH. M. Hamdi Siraj sebagai Rais, KH. Abd A'la Basyir sebagai Ketua, dan dirinya sebagai sekretaris.

 

Berselang kemudian, masa kepemimpinan Kiai A'la digantikan oleh KH. A. Mujtaba karena guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya tersebut melanjutkan pendidikannya hingga meraih gelar doktor dan profesor.

 

"Ketika Almaghfurlah KH. Moh Ishomuddin menjabat sebagai Rais Syuriyah PCNU Sumenep, kami diperintahkan untuk menemaninya di cabang. Saat itu kami mendampingi KH. M. Ilyasi Siradj sebagai ketua Tanfidziyah. Sedangkan kami sendiri menjabat sebagai wakil ketua,” lanjutnya.

 

Selanjutnya, puncak pengabdian kiai Panji  ketika Almaghfurlah KH. Ahmad Basyir AS menjabat sebagai Rais Syuriah PCNU dan dirinya terpilih sebagai ketua Tanfidziyah.

 

"Mestinya kalian bersyukur, karena para kader mengenal NU lewat pendidikan dan pelatihan. Sedangkan kami pribadi mengenal NU karena pakonan (Red. Madura) atau instruksi kiai sepuh," ungkapnya.

 

Pada saat yang sama KH. Abd A'la Basyir yang kebetulan hadir menyatakan bahwa dirinya tak sehebat ketua PCNU. Karena ketika diperintah oleh Kiai Tsabit dirinya tidak sehebat kiai Panji dalam pengabdiannya yang sangat lama.

 

"Setelah mendapatkan gelar guru besar, barulah saya bisa berkecimpung lagi di NU pada tahun 2010-an. Saat itu kami diangkat menjadi A'wan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan sekarang dipercayai menjabat sebagai wakil ketua PWNU Jawa Timur," ulas mantan rektor UIN Sunan Ampel Surabaya.

 

Apresiasi untuk MWCNU

Walaupun K. M. Ainul Yaqin Basyir dan KH. Md Widadi Rahim belum dilantik atau menunda pelantikannya karena pandemi, beliau secara pelan-pelan menjamiyahkan jamaah walaupun terdapat kendala.

 

Penegasan ini disampaikan langsung oleh Kiai Panji bahwa kondisi MWCNU Guluk-Guluk semakin maju dari tahun lalu. Hal ini dibuktikan bahwa pondok pesantren Annuqayah daerah Latee dan Lubangsa Selatan memproklamirkan dirinya sebagai pesantren NU dan  menunjukkan bahwa NU lahir dari rahim pesantren.

 

"Belum dilantik, kantor MWCNU sudah direhab oleh kepengurusan terpilih bahkan sudah melakukan penguatan ranting," ujarnya.

 

Tak lupa juga, dirinya mengucapkan terimakasih kepada wakil ketua PWNU Jawa Timur yang sudi hadir di tengah-tengah kader.

 

"Semoga kehadiran beliau bisa memompa jiwa militansi kader dalam berkhidmat di NU secara kaffah," pungkasnya.

 

Editor : Romza

Firdausi
Editor: Romza

Artikel Terkait