• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Madura

Jelang Konfercab dan Pilkada, Kader Penggerak di Sumenep Harus Jaga Marwah NU

Jelang Konfercab dan Pilkada, Kader Penggerak di Sumenep Harus Jaga Marwah NU
Kader Penggerak Nahdlatul Ulama di Guluk-guluk Sumenep mencium bendera merah putih dan NU. (Foto: NOJ/Firdausi)
Kader Penggerak Nahdlatul Ulama di Guluk-guluk Sumenep mencium bendera merah putih dan NU. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (KPNU) adalah Nahdliyin yang punya komitmen tinggi terhadap jamiyah dan penganut Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Bisa dikatakan orang yang pernah ikut pendidikan kader adalah menjaga nama besar organisasi beserta ulamanya hingga menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

 

Hal inilah yang mengemuka pada pertemuan di bawah koordinasi Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Guluk-guluk Sumenep. Kegiatan dikemas dalam temu kader sekaligus pemberikan ijazah kepada seluruh kader di berbagai angkatan.

 

Ketua Koordinator Bidang Pengkaderan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep menyerahkannya secara simbolis kepada koordinator KPNU, Sabtu (12/9/2020).

 

KH Md Widadi Rahim mengutarakan bahwa jumlah KPNU di Kecamatan Guluk-guluk adalah 236. Yang terdiri dari 74 kader yang berada di jajaran struktural baik di tubuh kepengurusan harian, lembaga, ranting, badan otonom NU. Sisanya 163 kader yang dari kalangan santri Annuqayah.

 

Ketua MWCNU Guluk-Guluk tersebut mengingatkan bahwa masalah kader adalah tugas pengurus harian dan para kader untuk mengevaluasi.

 

"Ini tugas kita bersama agar kader lebih banyak di lingkungan struktural daripada bersegmen santri," tegasnya.

 

Selanjutnya, dirinya menunjuk Kiai Moh Ilyas Naufal sebagai Koordinator KPNU Guluk-guluk yang sebelumnya dijabat oleh dirinya sebelum terpilih menjadi Ketua MWCNU.

 

"Mudah-mudahan koordinator terpilih bisa melaksanakan amanah," harapnya.

 

Ingatkan KPNU

Sebelum Koordinator Bidang Pengkaderan PCNU Sumenep menyampaikan pengarahan, para masyaikh dihibur dengan penampilan yel-yel KPNU yang dipimpin oleh sahabat Badrul selaku ketua kelas angkatan 36.

 

"Terima kasih atas sambutannya. Karena yel-yel merupakan tradisi yang selalu ditampilkan dalam setiap pertemuan kader," ujar Kiai Zainul Hasan.

 

Tak sampai di situ, salah satu out put KPNU militan adalah memompa semangat lewat yel-yel tersebut yang telah lama menjadi hizib kader dan selalu diingat.

 

Wakil Ketua PCNU Sumenep ini berharap agar pertemuan rutin KPNU terus diadakan. Artinya bukan hanya dilakukan pada malam ini saja. Jika perlu dijadwal dan diadakan setiap setengah bulan atau satu bulan.

 

"Jika tidak ada pertemuan kader, kemungkinan semangat yang sudah tertanam saat mengikuti PKPNU akan lemah," ungkapnya.

 

Jika istikamah digelar, maka soliditas antara kader akan betul-betul tertata dan akan memompa militansi kader sehingga tidak akan mudah diterpa angin.

 

"Mudah-mudahan para kader tidak masuk angin," harapnya disambut tawa undangan.

 

Selain itu, kader diajak terlibat memikirkan dan menguatkan struktur NU, mulai dari lembaga, ranting, Banom NU. Terutama bagi yang belum kuat.

 

Dirinya yang didaulat sebagai instruktur wilayah PKPNU meningatkan kader untuk menjaga marwah organisasi. Karena NU laksana lembah yang suci.

 

"Kesucian NU harus dijaga. Jangan kotori dan menjadikan NU sebagai batu loncatan atau tunggangan untuk kepentingan pragmatis," tegasnya.

 

Menjelang momentum pemilihan kepala daerah dan konfernsi cabang, para kader harus memberikan contoh. Jangan sampai, misalnya membuat poling khusus untuk calon ketua PCNU.

 

"Ini bukan tradisi NU. Karena NU memiliki mekanisme tersendiri dalam menentukan calon. Pergantian kepemimpinan dalam tubuh organisasi sakral. Seperti halnya bil istisyarah dan istikharah." 

"Walaupun beliau melakukan hal-hal yang tidak dinginkan oleh kita, tolong jaga marwah dan jangan sampai terlontar ke media sosial," pungkasnya.

 

Acara diakhiri dengan pemberian sertifikat KPNU sambil mencium bendera merah putih dan NU.

 

Editor: Syaifullah 


Editor:

Madura Terbaru