Kisah Menara Masjid Jamik Al-Anwar dan Doa Mbah Hamid Pasuruan
Selasa, 2 September 2025 | 10:00 WIB
Mokhamad Faisol
Kontributor
Masjid Jamik Al-Anwar merupakan pusat peribadatan terbesar di Kota Pasuruan. Setiap hari, jamaah tidak pernah surut untuk beritikaf, melaksanakan shalat berjamaah, maupun ibadah lainnya.
Masjid ini memiliki hubungan erat dengan makam para ulama, habaib, dan pemerintah Pasuruan di masanya. Di antaranya, KH Mas Imam bin Thohir, KH Abdul Hamid, Habib Ja’far bin Syaikhon As-Segaf, KH Ahmad Djufri, Mbah Surga Surgi, dan banyak tokoh lainnya.
Sejarah masjid ini tidak bisa dilepaskan dari peran para wali dan ulama, khususnya KH Abdul Hamid atau Mbah Hamid Pasuruan. Hampir setiap persoalan umat selalu dirujukkan kepada Mbah Hamid, termasuk ketika Masjid Jamik Al-Anwar hendak membangun sebuah menara.
Awalnya, pembangunan menara sempat menimbulkan kegelisahan. Setelah penggalian pondasi dilakukan, ada usulan agar tanahnya diperiksa ke laboratorium di Surabaya untuk memastikan kekuatan tanah terhadap guncangan gempa.
Namun, hasil uji laboratorium gagal karena tanah yang dibawa sudah bercampur udara sehingga tidak bisa diteliti lebih lanjut. Akhirnya, pembangunan pun tetap dilanjutkan, tanpa uji laboratorium.
Setelah rampung, keresahan kembali muncul karena menara terlihat miring ke arah selatan. Para takmir masjid pun bermusyawarah, bahkan sempat berdebat panjang apakah menara itu perlu dibongkar atau tetap dibiarkan. Namun, musyawarah tidak menghasilkan keputusan.

Dalam kebimbangan itu, beberapa takmir sowan kepada KH Abdul Hamid untuk meminta petunjuk. Dengan penuh ketenangan, ia berpesan; “Wes, sampean moleh, engkok tak donga’no (Sudah, kalian pulang saja, nanti saya doakan).
Keesokan harinya, Pasuruan diguncang gempa bumi sekitar tiga menit. Warga semakin panik karena khawatir menara masjid yang miring itu akan roboh menimpa rumah penduduk. Akan tetapi, sebuah peristiwa menakjubkan terjadi, menara Masjid Jamik Al-Anwar yang semula miring justru berdiri lurus seketika, dan hingga kini tetap kokoh.
Kisah ini menjadi bukti betapa kuatnya doa seorang wali. Menara Masjid Jamik Al-Anwar tidak hanya menjadi simbol kebesaran Islam di Pasuruan, tetapi juga menjadi saksi karomah Mbah Hamid, yang hingga kini terus hidup dalam ingatan masyarakat.
Terpopuler
1
PWNU Jatim Minta Pemerintah-DPR Terbuka, Ajak Rakyat Jaga Persatuan
2
Jejak Demo di Surabaya: Gedung Grahadi hingga Polsek Tegalsari Dibakar
3
Nabawi Award, Cara LTMNU Standardisasi Masjid di Tulungagung
4
Kunjungi Keluarga Affan Kurniawan, Tim NU Peduli Berikan Santunan
5
Dalil Merayakan Maulid Nabi Berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits
6
3 Keutamaan Membaca Shalawat di Bulan Maulid
Terkini
Lihat Semua