• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 19 Januari 2025

Rehat

Kenangan bersama KH Imam Haromain: Sosok Alim, Lembut, dan Penuh Canda

Kenangan bersama KH Imam Haromain: Sosok Alim, Lembut, dan Penuh Canda
Dokumentasi saat pemakaman KH. Bisri Syansuri, 26 April 1980. Tampak Gus Dur, Mbahyai Imam Haromain di sampingnya, dan di belakang tampak pula KH. MA. Sahal Mahfud. (Foto: NOJ/Rijal)
Dokumentasi saat pemakaman KH. Bisri Syansuri, 26 April 1980. Tampak Gus Dur, Mbahyai Imam Haromain di sampingnya, dan di belakang tampak pula KH. MA. Sahal Mahfud. (Foto: NOJ/Rijal)

Saat nyantri di Denanyar selama Ramadan 2001, dan menempati kamar Ibnu Sina di Asrama Sunan Ampel Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, saya menyaksikan kealiman KH. Imam Haromain Asy'ari, juga kedisiplinan dan suara beliau yang merdu saat menjadi imam shalat. Kalau ngimami subuh di masjid induk, seingat saya, beliau membaca Surat Ar-Rahman di rakaat pertama, dilanjut Surat al-Waqiah di rakaat selanjutnya. Bacaan yang merdu dan fasih. 

 

Waktu itu beliau memberi ceramah saat kajian malam. Namanya Nadwah Ilmiyyah. Semacam seminar setelah tarawih bagi santri kelas Aliyah. Materinya lumayan berat, semacam pengenalan wacana-wacana akademik yang akan dijumpai santri ketika kelak kuliah. Salah satu materi yang masih melekat dalam ingatan, adalah kajian tentang Orientalisme-oksidentalisme, Fiqh Sosial, dan Feminisme dalam Islam. 

 

Selain Kiai Imam, pemateri lain adalah KH. Ahmad Wazir Aly, Ustadz Muhammad Zunin, Lc, dan beberapa pengajar lain: Ustadz Muhammad Ilyas, Ustadz Mughni Ilyas, Ustad Masyhur Hari, dll. Ada pemateri dari Tebuireng juga, Kiai Nur Hannan dan lainnya.

 

Selain tampan dan lembut, ciri khas beliau lainnya adalah semanak, grapyak, akrab walaupun baru berjumpa pertama kali. 

 

Terakhir kali berjumpa beliau tahun 2017, di Pondok Pesantren al-Aziziyyah Denanyar, saat peringatan 7 hari wafatnya KH. Abd Aziz Masyhuri. Waktu itu saya datang bersama Ahsanul Fuad yang juga alumni Denanyar. 

 

Setelah mencium tangan beliau, Kiai Imam tanya, "Saking pundi?"

"Jombang, Jember Yai. Kulo keponakannya KH. Nurul Huda Syafawi,"

"Oh nggih, Gus Nur itu teman saya saat nyantri di sini (Denanyar),"

Lantas beliau mengelus jenggot saya. "Iki jenggote larang (mahal) iki. Piroan nek didol iki? Hehehe." 

Beliau memang gemar bercanda dengan para santri. 


Selamat jalan, KH Imam Haromain Asy'ari. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan maghfirah bagi beliau, dan menjadikan khidmah beliau di dunia keilmuan sebagai amal jariyah. Alfatihah.


Rehat Terbaru