Demisioner Ketua Fatayat NU Blitar: Pondasi Gerakan Ada di Demokrasi yang Sehat
Selasa, 26 Agustus 2025 | 11:00 WIB

Hj Diana Dwi Oktafia Safitri, Demisioner Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Blitar periode 2020–2025 saat menyampaikan sambutan prosesi demisioner. (Foto: NOJ/Ika Nur Fitriani)
Ika Nur Fitriani
Kontributor
Blitar, NU Online Jatim
Konferensi Cabang (Konfercab) XIX Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Blitar tahun 2025 menjadi momentum bersejarah bagi perjalanan organisasi. Pada forum tersebut, masa kepemimpinan Hj Diana Dwi Oktafia Safitri sebagai Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Blitar periode 2020–2025 resmi berakhir.
Dalam sambutan prosesi demisioner, Hj Diana menegaskan bahwa, pondasi gerakan Fatayat NU terletak pada demokrasi yang sehat, lahirnya inovasi, serta penguatan ukhuwah di antara kader. Menurutnya, Fatayat NU adalah rumah bersama.
“Dengan demokrasi yang sehat, semangat inovasi, dan ukhuwah yang kokoh, saya yakin Fatayat NU Blitar akan terus tumbuh menjadi organisasi perempuan yang berpengaruh, bermanfaat, dan menginspirasi,” ungkapnya, Senin (25/08/2025).
Selama lima tahun kepemimpinannya, Fatayat NU Blitar tercatat semakin solid dan berdaya. Organisasi perempuan muda NU ini telah menghimpun lebih dari 9.500 kader yang tersebar di seluruh ranting se-Kabupaten Blitar. Melalui program kerja yang menyentuh kebutuhan nyata masyarakat, PC Fatayat NU Blitar hadir dengan wajah kepemimpinan yang penuh inovasi.
Program unggulan ‘Fatayat Mempesona’ menjadi ikon tersendiri pada masa kepemimpinannya. Berbagai kegiatan penguatan kapasitas kader telah digelar, antara lain Latihan Kader Dasar (LKD) di 22 kecamatan dengan melahirkan 718 kader baru, serta Latihan Kader Lanjutan (LKL) untuk memperkuat barisan kepemimpinan organisasi.
Tidak hanya di bidang kaderisasi, Fatayat NU Blitar juga aktif menginisiasi program sosial dan kesehatan masyarakat. Beberapa di antaranya ialah Gerakan Peduli Sahabat Anak (GPSA), pengembangan kader Tuberkulosis (TB) sebagai pendamping pasien, hingga berbagai kerja sama kolaboratif yang semakin mendekatkan Fatayat NU dengan masyarakat.
Menurutnya, kepemimpinan yang mempesona bukan soal menonjolkan diri, tetapi memberi ruang bagi seluruh kader untuk berproses dan berkarya. “Yang terpenting, Fatayat NU harus selalu hadir sebagai organisasi yang tumbuh bersama masyarakat dan memberi manfaat seluas-luasnya,” jelasnya.
Demisioner ini menandai berakhirnya satu periode kepemimpinan yang penuh prestasi dan pengabdian. Warisan kepemimpinan yang ia tinggalkan diharapkan menjadi teladan sekaligus energi baru bagi generasi penerus Fatayat NU Blitar untuk terus hadir menginspirasi serta menebar manfaat bagi umat.
Terpopuler
1
Sinergi LPBINU Jatim dan MMB SPS Unair, Bersatu Hadapi Bencana
2
Gerakan Koin sebagai Pilar Kemandirian dan Konsolidasi NU
3
Menata Ulang Relasi Kiai dan Santri Ndalem
4
20 Dai Muda Jatim Resmi Jadi Kader Kemenag RI, Siap Berdakwah di Era Digital
5
Mengenal Kudapan Jalabiya, Jajanan Tradisional Kue Manis Khas Dungkek Madura
6
LF PBNU Tetapkan 1 Rabiul Awal 1447 H Jatuh pada Senin, 25 Agustus 2025
Terkini
Lihat Semua