Keislaman

Sekelumit Biografi Sayyid Ja'far Pengarang Kitab Maulid Barzanji

Kamis, 4 September 2025 | 14:00 WIB

Sekelumit Biografi Sayyid Ja'far Pengarang Kitab Maulid Barzanji

Kitab Maulid al-Barzanji karya Sayyid Ja‘far bin Ḥasan bin ‘Abdul Karim bin Muḥammad bin ‘Abd ar-Rasul al-Barzanji al-Husaini asy-Syarif. (Foto: NOJ/ Istimewa)

Ada banyak kitab yang menjelaskan kisah-kisah Nabi Muhammad SAW, mulai dari kelahirannya, perjalanan dakwahnya, hingga khosois (keistimewaan khusus yang dimiliki Rasulullah SAW). Salah satu yang populer yaitu kitab Maulid Al-Barzanji.

 

Kitab ini dikarang oleh Sayyid Ja'far al-Barzanji, yang berisi kisah perjalanan Rasulullah SAW, puji-pujian, serta doa-doa. Maulid Barzanji disusun untuk meningkatkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

 

Tidak hanya dijadikan bacaan ketika merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, kitab Maulid Barzanji juga dijadikan rutinan setiap malam Jumat atau malam Senin oleh mayoritas masyarakat di Indonesia, terutama kalangan Nahdliyin.

 

Kitab Maulid Barzanji memiliki nama khusus, yaitu ‘Iqdul Jauhar fî Maulidin Nabiyyil Azhar. Namun seiring perkembangan zaman, kitab ini kemudian lebih masyhur dengan sebutan Maulid Barzanji dengan penisbatan kepada penulisnya.

 

Biografi Sayyid Ja'far al-Barzanji 

Nama lengkapnya as-Sayyid Ja‘far bin Ḥasan bin ‘Abdul Karim bin Muḥammad bin ‘Abd ar-Rasūl al-Barzanji al-Husaini asy-Syarīf. Ia lahir di Madinah pada Kamis awal Dzulhijah 1128 H/1716 M. Julukan al-Barzanji dinisbatkan kepada sebuah desa bernama Barzanji di Irak. (Muhammad al-Qhat’ani, Maulidul Barzanji Tashih wa I’tinâ’, [Libya: Tajoura, 2013 M/1434 H], halaman 12). 

 

Lebih jauh, Muhammad al-Qhat’ani juga menjelaskan bahwa Sayyid Ja'far al-Barzanji tumbuh di Madinah, serta menghafal Al-Qur’an kepada Syekh Isma'il al-Yamani, dan memperdalam ilmu qira'at bersama Syekh Yusuf as-Sa‘idi. Ia mulai menuntut ilmu kepada para ulama di Masjid Nabawi, hingga mahir dan mendapat ijazah dari guru-gurunya.

 

Setelah perjalanan panjang dan melelahkan dalam menuntut ilmu, Sayyid Ja’far menjadi pengajar di Masjid Nabawi dan mufti (ahli fatwa) mazhab Syafi’iyah di Madinah, yaitu saat usianya mencapai 31 tahun, sebagaimana disampaikan oleh Syekh Muhammad al-Qhat’ani:

 

وَجَلَسَ لِلتَّدْرِيسِ فِي الْمَسْجِدِ النَّبَوِيِّ الشَّرِيفِ وَعُمْرُهُ إِحْدَى وَثَلَاثُونَ عَامًا، ثُمَّ صَارَ مُفْتِيَ الشَّافِعِيَّةِ فِي الْمَدِينَةِ الْمُنَوَّرَةِ، وَبِحُكْمِ كَوْنِهِ خَطِيبًا مَفُوَّهًا فَقَدْ كَانَ يَخْطُبُ فِي الْمَسْجِدِ النَّبَوِيِّ الْمُشَرَّفِ.

 

Artinya: "Pada usia 31 tahun, ia sudah mengajar di Masjid Nabawi, kemudian diangkat menjadi Mufti (ahlu fatwa) mazhab Syafi‘iyyah di Madinah, dan karena kefasihan retorikanya, ia pun menjadi khatib di Masjid Nabawi". (Muhammad al-Qhat’ani, Maulidul Barzanji Tashih wa I’tinâ’, [Libya: Tajoura, 2013 M/1434 H], halaman 12). 

 

Keistimewaan dan Karekteristiknya

Syekh Abil Fadl Muhammad Khalil dalam kitab Silkud Durar fi A'yanil Qurunits Tsani 'Asyar, menyifati bahwa Sayyid Ja'far sebagai figur kharismatik yang sangat mulia dan sangat alim, serta satu-satunya ulama luar biasa pada zamannya. Sebagaimana penjelasan berikut:

 

(جَعْفَرُ) بْنُ حَسَنِ بْنِ عَبْدِ الْكَرِيمِ بْنِ السَّيِّدِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّسُولِ الْبَرْزَنْجِيِّ الْمَدَنِيِّ الشَّافِعِيِّ، الشَّيْخِ الْفَاضِلِ الْعَالِمِ الْبَارِعِ، الْوَاحِدِ الْمُفْتَنِ، مُفْتِي السَّادَةِ الشَّافِعِيَّةِ بِالْمَدِينَةِ النَّبَوِيَّةِ، وُلِدَ وَنَشَأَ نَشْأَةً صَالِحَةً، وَبَرَعَ فِي الْخُطَبِ وَالتَّرَسُّلِ، وَصَارَ إِمَامًا وَخَطِيبًا وَمُدَرِّسًا بِالْمَسْجِدِ النَّبَوِيِّ، وَأَلَّفَ مُؤَلَّفَاتٍ نَافِعَةً، وَإِنْشَاءَاتٍ رَائِعَةً، مِنْهَا رِسَالَةٌ سَمَّاهَا جَانِيَةُ الْكُرَبِ بِأَصْحَابِ سَيِّدِ الْعَجَمِ وَالْعَرَبِ، وَهِيَ فِي أَسْمَاءِ الْبَدْرِيِّينَ وَالْأُحُدِيِّينَ. وَكَانَ فَرْدًا مِنْ أَفْرَادِ الْعَصْرِ

 

Artinya: “(Ja‘far) bin Hasan bin ‘Abd al-Karīm bin as-Sayyid Muḥammad bin ‘Abd ar-Rasūl al-Barzanjī al-Madanī asy-Syafi'i. Ia adalah seorang syekh yang mulia, alim, mumpuni, seorang yang cerdas lagi berbakat, dan muftinya para ulama Syafi‘iyyah di Madinah an-Nabawiyyah.

 

Ia dilahirkan dan dibesarkan dengan pendidikan yang baik. Ia unggul dalam berkhutbah dan menyusun tulisan, juga menjadi imam, khatib, sekaligus pengajar di Masjid Nabawi. Ia menyusun karya-karya yang bermanfaat dan tulisan-tulisan yang indah.

 

Di antaranya sebuah risalah yang ia beri nama “Jāniyatul-Kurab bi-Aṣḥābi Sayyidil-‘Ajami wal-‘Arab”, yaitu tentang nama-nama para sahabat yang ikut serta dalam perang Badar dan Uhud. Ia merupakan salah satu tokoh istimewa pada masanya. (Syekh Abil Fadl Muhammad Khalil, Silkud Durar fi A'yanil Qurunits Tsani 'Asyar, [Beirut: Daar Ibnu Hazm, Kutub Al-Ilmiyah, 1988 M/1408 H], juz 2, halaman 9).

 

Sayyid Ja'far al-Barzanji juga dikenal sebagai sosok yang tampan, berwibawa, berparas indah, bersuara lantang, berpenampilan megah, berwajah cerah, bersemangat tinggi, beradab, gemar membaca, ahli berdebat dan berdiskusi, serta cendekiawan yang menguasai lebih dari satu bahasa. (Muhammad al-Qhat’ani, Maulidul Barzanji Tashih wa I’tinâ’, [Libya: Tajoura, 2013 M/1434 H], halaman 12). 

 

Akhirnya, pada tahun 1177 H / 1763 M, Sayyid Ja'far al-Barzanji wafat, dalam usia 47 tahun. Para sastrawan banyak yang mewarisi karya-karyanya. Menurut pendapat yang kuat, ia tidak meninggalkan keturunan kecuali seorang putri tunggal bernama asy-Syarifah Hafsah, dari istrinya yang juga putri pamannya, yaitu as-Sayyidah asy-Syarifah Khadijah binti ‘Umar al-Barzanji. (Muhammad al-Qhat’ani, Maulidul Barzanji Tashih wa I’tinâ’, [Libya: Tajoura, 2013 M/1434 H], halaman 13). 

 

Karya-karyanya

Kealiman Sayyid Ja’far al-Barzanji dapat dilihat dari berbagai karyanya, di antaranya:

1. Mawlid al-Barzanji, dengan judul asli ‘Iqd al-Jauhar fī Mawlid an-Nabī al-Azhar, karya paling masyhur dan mendunia adalah

2. Mukhtaṣar adh-Ḍau’ al-Wahhāj fī Qiṣṣat al-Isrā’ wal-Mi‘rāj.

3. Al-Ghuṣn al-Wardī fī Akhbār as-Sayyid al-Mahdī.

4. Jāliyyat al-Kurab bi-Akhbār Aṣḥābi Sayyid al-‘Ajam wal-‘Arab.

5. An-Nafḥ aḍ-Ḍarījī fī al-Fatḥ al-Jathhajī.

6. Ithḥāf al-Barāyā li-‘Uddat al-Ghazawāt was-Sarābā.

7. Iḍā’at ad-Dirārī li-Irsyād as-Sārī ‘alā Ṣaḥīḥ al-Bukhārī.

8. Ar-Rauḍ al-Mu‘ṭār fīmā lis-Sayyid Muḥammad bin ‘Abd ar-Rasūl al-Barzanji min Āṡār.

9. Al-Bar’ al-‘Ājil bi-Ijābat asy-Syaikh Muḥammad Ghāfil.

10. Al-Janī ad-Dānī fī Manāqib asy-Syaikh ‘Abd al-Qādir al-Jīlānī.

11. Al-Iqṭāṭ az-Zahr min Natā’ij ar-Riḥlah was-Safar.

 

Demikian biografi singkat penyusun kitab Maulid Barzanji. Semoga bermanfaat dan menambah khazanah pengetahuan kita terhadap ulama masyhur di dunia Islam. Wallahu a’lam.