• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Keislaman

Sejarah Islam: Inilah Raja Pertama yang Merayakan Maulid Nabi

Sejarah Islam: Inilah Raja Pertama yang Merayakan Maulid Nabi
Tampak masyarakat di Madura merayakan maulid Nabi (Foto:NOJ/jatimhariini)
Tampak masyarakat di Madura merayakan maulid Nabi (Foto:NOJ/jatimhariini)

Tak terasa lagi umat Islam akan memasuki bulan Rabi'ul Awal, seluruh umat Islam di Indonesia memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan berbagai cara. Uniknya, sebelum dan pasca bulan Rabiul Awal, di beberapa daerah seperti di Madura tetap memperingatinya walaupun menghabiskan dana yang cukup besar.


Selain mengharap syafaat Rasulullah, warga menyakini bahwa memperingati maulid akan mendatangkan keberkahan dan rezeki yang melimpah.


Diterangkan oleh Assayid Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih Al-Alawy, hari senin diciptakannya tanaman-tanaman, makanan, buah-buahan yang menjadi dasar hidup manusia.


Sedangkan kata Rabi' berarti bunga. Musim Rabi' adalah empat musim yang terjadi dalam 1 tahun. Yakni, musim bunga (rabi'), musim rontok (kharif), musim panas (shaif) dan musim dingin (syita). Dengan demikian, Rabi' musim terindah atau keindahan agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW.


Sejarah mencatat, orang yang pertama kali memperingati kelahiran Nabi secara meriah dan besar-besaran adalah Raja Abu Sa'id Kaukabri bin Zainuddin Ali bin Baktikin atau Raja Ibril (kini Baghdad) yang masuk dalam wilayah Irak. Gelar termasyhur yang dimilikinya, Malikul Mudhafar.


Raja kelahiran 549 H, wafat 630 H dikenal pemimpin yang shalih dan berakidah Ahlussunnah wal Jamaah. Selain dikenal dermawan, pemberani, bijaksana, cerdas, dan alim, ia seorang tokoh yang memakmurkan masjid Agung Al-Mudhafari dan membangun Universitas Al-Muzaffar (Al-Jaami' Muzhaffary) di kaki Gunung Qaasiun.


Guna memastikan goresan sejarah itu, Ibnu Katsir, Imam Suyuthi dan Ibnu Zauji menyatakan bahwa Malikul Mudzafar adalah orang yang pertama kali menghelat maulid Nabi yang besar dan megah di setiap bulan Rabi'ul Awal. Baginya, Nabi diutus ke Bumi untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.


Dijelaskan oleh Imam Suyuthi dalam kitab Al-Maqadis fi 'Amali Maulid dan Ibnu Zauji dalam kitab Mir'atuz Zaman, Maha Raja Al-Malikul Mudzafar mengundang seluruh pimpinan negara-negara lain, ulama, dan rakyatnya. Bahkan menampung tamu mancanegara agar ikut serta merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.


Kemeriahan itu sangat istimewa dan luar biasa, seperti menyembelih ribuan kambing dan unta yang dihidangkan untuk para tamu dan kemewahan lainnya. Tentu semua yang ia lakukan bertujuan untuk bergembira bersama seluruh lapisan masyarakat, mengajak untuk berbuat baik, bersyukur pada Allah, dan menambah kecintaan pada Nabi Muhammad SAW.


Keislaman Terbaru