Tapal Kuda

Menjaga Hubungan Baik pada Ulama dengan Meneladani Kehidupannya

Rabu, 3 September 2025 | 11:00 WIB

Menjaga Hubungan Baik pada Ulama dengan Meneladani Kehidupannya

KH Said Agil Husin Al Munawar saat Haul ke-44 KH Abdul Hamid di Pesantren Salafiyah, Kota Pasuruan, Selasa (02/09/2025). (Foto: NOJ/ Mokh Faisol)

Pasuruan, NU Online Jatim

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, KH Said Agil Husin Al Munawar, menegaskan pentingnya menjaga hubungan baik dengan para ulama. Menurutnya, pola hubungan itu tidak hanya sebatas mendoakan, tetapi juga meneladani kehidupan dan keilmuannya.

 

Penegasan itu disampaikan saat mengisi mauidhah hasanah dalam acara Haul ke-44 KH Abdul Hamid bin Abdullah Umar di Pondok Pesantren Salafiyah, Kota Pasuruan, Selasa (02/09/2025).

 

“Para alim ulama dan guru-guru kita harus kita jaga dengan sebaik-baiknya. Komunikasi jangan hanya sekadar membaca Al-Fatihah, tapi juga meneladani apa yang dilakukan dalam kehidupannya,” ujarnya.

 

Ia menyebutkan, saat ini sebagian besar karya ulama Nusantara berada di Belanda, di sebuah perpustakaan di Leiden. Warga Indonesia, atau siapapun yang membutuhkan, dapat mengambilnya melalui sebuah file dan melakukan pembayaran jasa.

 

"Ketahuilah, ketika Belanda ke Indonesia bukan hanya mengambil kekayaan alamnya, tetapi kekayaan intelektualnya juga dibawa pulang," ucapnya.

 

Ia mencontohkan banyak sekali tokoh tokoh Indonesia yang memiliki ketekunan luar biasa, termasuk ulama Nusantara yang meninggalkan banyak karya, meskipun sebagian sempat dijarah kolonial Belanda dan dibawa pulang ke negerinya.

 

“Kita punya manuskrip luar biasa. Banyak karya ulama Indonesia disimpan di perpustakaan Belanda. Itu kekayaan kita yang harus kita pelajari kembali,” jelasnya.

 

Mantan Menteri Agama RI itu mengatakan, lembaga pendidikan Islam seperti Ma’had Aly merupakan bagian penting untuk mengembangkan tradisi keilmuan Islam dari sumber aslinya.

 

“Ma’had Aly bukan untuk menyaingi UIN, tetapi punya versi sendiri. Kita punya kekayaan dan mahasiswa dengan kemampuan sendiri,” terangnya.

 

Dirinya mengatakan bahwa ilmu tidak akan pernah berhenti untuk dipelajari, karena zaman berjalan begitu cepat. “Tidak ada kata selesai dalam menuntut ilmu. Ilmu terus berkembang. Hari ini ditulis, besok bisa sudah berbeda,” tandasnya.