Mengusung Batik Madura, Ning Fiky Hadirkan Busana Muslim yang Berkelas
Selasa, 5 November 2024 | 08:00 WIB
Bangkalan, NU Online Jatim
Fiky Aisyah Faiqotul Himmah memulai kariernya sebagai desainer busana pada tahun 2017. Awalnya, ia mendesain pakaian untuk anak-anak. Pertama kali ia mengikuti peragaan busana di Kota Malang dengan menampilkan koleksi pakaian anak-anak dengan sentuhan batik Madura.
Mendesain busana pada mulanya hanya menjadi hobi baginya. Namun, karena ia juga memiliki toko perlengkapan bayi, ia merasa perlu untuk menyediakan beragam pakaian anak-anak. Hal inilah yang mendorongnya untuk lebih serius mendalami dunia desain busana.
Setahun kemudian, Ning Fiky, sapaan akrabnya mulai merancang busana muslim dewasa setelah menyelesaikan pendidikan fashion di Surabaya. Ia menghabiskan waktu satu tahun untuk belajar di bidang tersebut, sebuah proses yang cukup panjang bagi seorang ibu rumah tangga.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
”Awalnya otodidak karena memang hobi membuat busana anak-anak,” tuturnya, dilansir dari Jawa Pos Radar Madura.
Saat mengawali karier sebagai perancang baju anak-anak, Ning Fiky hanya menggunakan mesin jahit jadul yang biasa digunakan oleh tukang jahit pada umumnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Tanpa ragu-ragu dia langsung membuat baju yang dia inginkan, tanpa harus menggambar pola terlebih dahulu.
”Dulu saya merasa tidak bisa menggambar dan tidak punya bakat untuk menggambar, jadi langsung menjahit sesuai bayangan yang saya pikirkan,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Namun, sebagai perancang busana, dia dituntut untuk bisa menggambar. Seiring berjalannya waktu, akhirnya Ning Fiky memutuskan untuk kursus menggambar busana.
"Kemudian saya mulai menggambar pola terlebih dahulu sebelum membuat busana muslim," terangnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Mengangkat budaya lokal
Salah satu alasan Ning Fiky tekun di dunia desainer dan sering membuat busana muslim dengan kombinasi batik Madura karena sangat bangga terhadap budaya Madura.
Sebagai orang Madura sudah selayaknya memperkenalkan batik-batik Madura di kancah nasional ataupun internasional. Sebab, batik Madura memiliki kualitas yang bisa bersaing dengan batik di daerah lain.
”Sayang sekali jika batik Madura ini tidak kita angkat ke pasar yang lebih luas lagi, karena di daerah lain sudah melakukannya,” sambungnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Menurut dia, batik Madura yang didesain sedemikian rupa menjadi busana muslim akan memiliki nilai yang lebih dibandingkan hanya dijual berbentuk kain batik.
Setelah dicancang akan memiliki daya tarik yang lebih tinggi terhadap pembeli. Terutama bagi kalangan milenial menjadi hal yang unik dalam berbusana
”Bagi sebagian orang seperti kolektor akan memilih batik yang masih original, tapi sebagian besar harus mengikuti desain fashion sebagai daya tarik,” imbuhnya.
Harga busana karya Ning Fiky
Busana muslim hasil karya Ning Fiky dibanderol dengan harga yang bervariasi. Biasanya harga yang dia tawarkan sesuai dengan kualitas batik yang digunakan.
Semakin tinggi kualitas batik yang digunakan, harganya juga akan semakin mahal. Misalnya untuk busana yang dikombinasikan dengan batik premium dibanderol dengan harga Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta.
”Makanya saya juga membuat batik cap batik Madura agar harganya juga lebih terjangkau, yakni di kisaran Rp 500 ribu,” paparnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND