Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network

Malang Raya

Soal Lomba Menulis BPIP, Rektor UIN Malang: Bagus, Tapi Tema Diperluas

H M Zainuddin, Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. (Foto: NOJ/Moch Miftachur Rizki).

Malang, NU Online Jatim

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, H M Zainuddin menilai, kompetisi penulisan artikel tingkat nasional yang diadakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sudah baik, namun masih perlu perbaikan.

 

Lomba yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Santri dengan tema ‘Hormat Bendera dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam’ tersebut menurut Zainuddin sudah baik. Mengingat, masyarakat perlu memahami bagaimana sesungguhnya makna dan arti penting dalam mencintai negeri.

 

“Saya kira ide dari perlombaan ini sudah sangat baik dan positif. Hal ini dikarenakan sampai saat ini masih banyak warga yang enggan menghormati sang saka merah putih, dengan anggapan menghormati bendera tersebut bid’ah dan syirik,” katanya kepada NU Online Jatim, saat ditemui di Rektorat UIN Maliki Malang, Ahad (15/08/2021).

 

Namun demikian, Zainuddin berharap lomba penulisan artikel tersebut perlu diperbaiki di beberapa bagian. Misal dilakukannya perluasan tema agar agama lain bisa turut berkontribusi.

 

“Saya menyarankan, kalau bisa temanya diperluas menjadi ‘dalam perspektif agama’. Tidak spesifik terhadap agama Islam saja. Sehingga nantinya, umat agama lain bisa ikut berpartisipasi dan berkontribusi,” imbuhnya.

 

Disebutkan oleh Zainuddin, bahwa lomba hibah kompetitif dalam bentuk penulisan artikel tersebut pada dasarnya sebagai upaya memperkaya khazanah wawasan kebangsaan, khususnya bagi generasi muda, dan warga bangsa pada umumnya.

 

“Selain itu, juga sebagai bentuk dari revitalisasi dan reaktualisasi makna kebangsaan, ke-Indonesiaan, dan menanamkan cinta NKRI dalam perspektif agama. Semoga kegiatan ini terus berlanjut dan berjalan sukses nantinya,” harapnya.

 

Di samping itu, Zainuddin pun menyayangkan persepsi masyarakat yang menganggap hormat bendera bid’ah dan syirik. Mengingat, penghormatan yang dimaksud sebagai wujud mencintai tanah air sendiri. Selain itu, penghormatan terhadap bendera ini merupakan bagian dari komitmen warga negara.

 

“Sungguh ironis, padahal sejak awal sudah diajarkan tentang cinta tanah air,” ungkap Zainuddin.

 

Ia juga menambahkan, korelasinya dengan Hari Santri karena kaum santri merupakan bagian dari pejuang kemerdekaan yang harus dikenang dan diteladani. Hal ini terbukti dalam catatan sejarah, bagaimana para kiai dan kaum pesantren melakukan perlawanan terhadap penjajah.

 

“Kaum santri merupakan bagian dari warga yang memiliki komitmen dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dan kontribusi dan perjuangan mereka untuk bangsa ini tidak dapat terbantahkan lagi,” pungkasnya.

 

Editor: A Habiburrahman

Moch Miftachur Rizki
Editor: A Habiburrahman

Artikel Terkait