Trenggalek, NU Online Jatim
Salah satu Mursyid Thariqah Syadziliyah asal Parakan, Temanggung Jawa Tengah, Agus M. Rikza Amiq memberikan mauidhoh dan membaiat jamaah di Trenggalek. Ia mengulas dua cobaan yang dihadapi para murid—sebutan pengamal thariqah.
Bertempat di Pondok Pesantren Darussalam Jajar, Sumbergayam, Durenan, Trenggalek, sebelum membaiat ia memberikan mauidhoh hasanah tentang biografi Syekh Imam Hasan Asy-Syadzili. Melalui pengembaraan panjang dari Tunisia ke Maroko hingga bertemu dengan sang guru Syekh Abdussalam bin Masyisy.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
"Setelah melakukan perjalanan jauh dari Tunisia ke Maroko, bertemu sang guru langsung disuruh membersihkan badan berati disuruh mandi. Termasuk ujian bagi murid ketika ikut thariqah," papar Agus Rikza Amiq, Ahad (20/07/2025).
Ia mengatakan, perjalanan jauh yang harus ditempuh berbulan-bulan, ketika bertemu sang guru tidak dipersilakan maupun diberi hidangan. Melainkan mendapatkan perintah untuk membersihkan badan.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
"Ada riwayat sampai tiga kali naik turun ke lokasi mandi. Tiga kali bolak balik, maka beliau memberikan dawuh cobaan pertama adalah ketika masuk ke thariqah bukan hanya bersila, menghadap barat memegang tasbih," ulasnya.
Kiai muda yang pernah berkuliah di Maroko ini menerangkan bahwa thariqah bukan hanya seperti itu. Melainkan juga sikap sam'an wa thoatan (mengikuti apa yang menjadi perintah) juga termasuk ibadah.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Gus Rikza melanjutkan, cobaan kedua bagi salik atau murid adalah ketika sang guru meninggal atau berganti guru. Di situlah, dikatakan beliau sebagai cobaan terberat.
Ia mengibaratkan seperti halnya seorang istri yang sudah dicintai berpuluh-puluh tahun hidup bersama. Lalu, suatu waktu meninggal akan sulit untuk berpindah ke lain hati.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
"Semisal diasuh guru puluhan tahun lalu diganti guru yang baru pasti sulit. Yang nyambung dhohiron batinan itu sedikit. Bisa menjadi murid yang diharapkan guru, menjadi murid faham serta nyambung dhohiron batinan," ulasnya.
Putra dari Almaghfurlah KH Haidar Muhaiminan ini menambahkan yang menjadi wasiat dari Syekh Imam Hasan Asy-Syadzili ialah untuk membaca Hizib Bahr. Pasalnya, di Hizib Bahr setiap hurufnya memiliki makna sendiri sendiri.
"Padahal Hizib yang dikarang Syaikh Syadzili itu tidak hanya Hizib Bahar. Ada Hizib Nashor, ada Hizib Khofi dan seterusnya. Tetapi yang diwasiatkan peganganlah Hizib Bahr," beber Cucu KH Muhaiminan Gunardho ini.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Pengamatan NU Online Jatim, sebelum prosesi baiatan dilakukan mujahadah bacaan wirid thariqah. Sekaligus Shalat Hajat serta Shalat Dhuhur berjamaah. Ratusan jamaah baik putra maupun putri mengikuti dengan khidmat.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND