Puang Makka Kunjungi Lumajang, Teguhkan Spirit Thariqah di Halaqah Sufi Interaktif
Selasa, 10 Juni 2025 | 08:00 WIB

uang Makka (Bersorban memakai tongkat) saat hadir di Halaqoh Sufi Interaktif di Lumajang. (Foto: NOJ/Sufyan)
Sufyan Arif
Kontributor
Lumajang, NU Online Jatim
Zawiyah Silaturahmi Ikhwan Akhowat dan Simpatisan Thariqah Naqsyabandiyah (Sitqon) Cabang Lumajang mendapat kehormatan besar dengan kedatangan seorang tokoh sufi sekaligus Mursyid Thariqah Khalwatiyah peninggalan Syaikh Yusuf Al Makassari, yaitu Syaikh Sayyid Abdurohim Assegaf atau yang masyhur dengan Puang Makka dari Makassar, Sulawesi Selatan, pada Ahad (08/06/2025).
Kunjungan ini dipusatkan di Langgar Selamet Dunyo Akhirat (Lasda) Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh, Lumajang yang menjadi markas Sitqon Lumajang. Kegiatan ini dibentuk dalam Halaqah Sufi Interaktif, yang menghadirkan lintas komunitas thariqah, simpatisan, serta masyarakat umum dari berbagai kalangan.
Rais Sitqon Cabang Lumajang, Gus Moh. Mas’ud, menuturkan bahwa silaturahmi ini tidak hanya menjadi momentum langka, tetapi juga memperkuat semangat keberagamaan yang mendalam di tengah dinamika kehidupan masyarakat.
“Alhamdulillah, acara ini membangkitkan semangat para salik untuk semakin berpegang teguh kepada mursyidnya masing-masing. Bahkan bagi yang baru mengenal dunia thariqah, halaqah ini membuka cakrawala pemahaman spiritual yang luas,” ujar Gus Mas’ud.
Dalam halaqah tersebut, Puang Makka menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya menjadikan mursyid sebagai pusat pancaran energi spiritual. Ia mengingatkan bahwa tanda lahiriah seperti sorban, jenggot panjang, atau kemampuan luar biasa tidak bisa menggantikan peran seorang guru mursyid dalam membimbing muridnya.
“Jangan terpengaruh dengan hanya sorban yang menjulur, jenggot yang panjang, tasbih yang besar, bahkan bisa terbang sekalipun. Karena tidak ada artinya dibanding mursyidmu. Guru mursyidmu lah yang memberikan energi kepadamu,” pesan Puang Makka.
Puang Makka yang juga alumni Pesantren Tebuireng Jombang ini menuturkan, bagi masyarakat umum silahkan berthariqah ataupun tidak berthariqah sekalipun. Namun manfaat berthariqah menurutnya lebih memudahkan seseorang dalam wushul ilallah.
"Berthariqah menjadikan hidup lebih terarah dan tidak capek menjalani panjangnya lika-liku kehidupan, karena dirimu tidak sendirian. Guru Mursyid tidak pernah membiarkan muridnya, bahkan pantang istirahat sebelum mendoakan. Dan berthariqah tentunya harus selaras dengan syariat," pungkasnya.
Terpopuler
1
Innalillahi, KH M Syafi’ Misbah Pengasuh Pesantren Al Hidayah Tanggulangin Sidoarjo Wafat di Makkah
2
Amalan-amalan Sunnah Hari Tasyrik, di Antaranya Makan dan Minum
3
MI Aswaja Besole Tulungagung Juara Favorit Festival Balon Udara
4
Hukum Shalat Makmum di Depan Imam, Sahkah?
5
PCINU Rusia dan Lazawa Darul Hikam Sinergi Adakan Kurban di Moskow-Kazan
6
LAZISNU Nganjuk Tebar Manfaat Kurban pada 1.100 Penerima
Terkini
Lihat Semua