Metropolis

Ketua MUI Jatim: Taat Prokes Bagian dari Ibadah

Jumat, 9 Juli 2021 | 12:00 WIB

Ketua MUI Jatim: Taat Prokes Bagian dari Ibadah

Ketua MUI Jawa Timur, KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah, saat memberikan taisuyah. (Foto: NOJ/ Mukhzamilah).

Sidoarjo, NU Online Jatim

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah mengatakan, bahwa menaati protokol kesehatan (prokes) yang dianjurkan pemerintah merupakan bagian dari ibadah. Sebab, di dalamnya terkandung semangat hifdzun nafsi atau menjaga jiwa.

 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

“Karena penerapan prokes tersebut untuk menjaga kesehatan atau keselamatan warga negara,” ujarnya saat menyampaikan tausiyah pada Webinar Seri Literasi Pandemi bertajuk “Selamatkan Jiwa dari Covid-19, Gimana Caranya?”, Kamis (08/07/2021) malam.

 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Kiai Mutawakkil menjelaskan, dalam terminologi Islam dikenal istilah kewajiban menjaga keselamatan jiwa (hifdzun nafsi), menjaga keselamatan agama (hifdzud din), menjaga keselematan akal (hifdzul ‘aqli),  menjaga keselamatan generasi muda (hifdzun nasal), dan melindungi aset dan akses kegiatan masyarakat untuk ketahanan ekonomi masyarakat (hifdzul maal).

 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

“Dan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ini termasuk ikhtiar yang ditempuh pemerintah dalam menjaga keselamatan warganya,” jelasnya.

 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Dirinya mengatakan, bahwa penyakit yang datang itu sebagai ujian, peringatan, atau adzab. Maka, jangan sekali-kali meremehkannya. Sebab, wabah itu ada penciptanya.

 

“Boleh jadi, meremehkan wabah atau penyakit ini, berarti meremehkan penciptanya,” pesan Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo ini.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Menurut Kiai Mutawakkil, ikhtiar yang mesti dilakukan di tengah pandemi ini ialah memperbanyak istighfar, taubat, dan memperbaiki budi pekerti melalui pelaksanaan protokol kesehatan.

 

“Maka dari itu, MUI Jatim mengimbau kepada masyarakat untuk mendukung upaya pemerintah dalam menekan laju penularan Covid-19,” tegasnya.

 

Pihaknya pun mengimbau kepada para kiai dan tokoh masyarakat agar turut serta memberikan edukasi yang menentramkan soal wabah Covid-19, sesuai dengan bahasa yang mudah dipahami oleh umat.

 

Kiai Mutawakkil Alallah juga menyampaikan keprihatinannya yang terjadi saat ini. Di mana sejumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) tidak bisa melayani pasien yang sakit, meskipun bukan penderita Covid-19. Baik karena kurangnya tenaga kesehatan yang bertugas ataupun karena ruangan yang tidak mencukupi.

 

“Hal ini dikarenakan tenaga kesehatan kita fokus menghadapi melonjaknya penderita dan over kapasitas di rumah sakit,” tutur Wakil Rais Syuriyah PWNU Jatim tersebut.

 

Kendati demikian, Kiai Mutawakkil mewanti-wanti agar umat tetap tawakkal dan yakin bahwa semua akan berlalu jika disertai dengan ikhtiar yang maksimal.

 

“Jika Allah memberikan kesulitan, pasti dibelakangnya diikuti kemudahan. Dan kitalah yang bertanggung jawab untuk berikhtiar mencari kemudahan itu,” terangnya.

 

 

Sebelum penutup, Kiai Mutawakkil berpesan agar Nahdliyin rutin membaca sholawat li daf’il bala’ yang dibaca setiap selesai sholat fardhu. Shalawat tersebut menurutnya untuk menolak penyakit menular yang merupakan ijazah dari KH Syaiful Rizal. 

 

Kegiatan yang diikuti sekitar 140 peserta itu berlangsung menarik dengan menghadirkan pakar ilmu kedokteran, Djoko Santoso dan penyintas Covid-19 untuk memberikan testimoni, yakni KH Ma’ruf Khozin.

 

Editor: A Habiburrahman

ADVERTISEMENT BY ANYMIND