Mahasiswa Unusida Lolos PHP2D Berkat Atasi Pencemaran Lingkungan
Kamis, 8 Juli 2021 | 08:00 WIB
A Habiburrahman
Kontributor
Sidoarjo, NU Online Jatim
Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) kembali berhasil memperoleh hibah pada Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) tahun 2021.
Tim yang lolos ialah dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik Unusida. Dengan penelitiannya tentang "Fitoremidiasi sebagai Metode Pengelolaan Limbah Cair Tekstil Pengrajin Batik di Kampung Batik Jetis, Kelurahan Lemahputro, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo".
Rektor Unusida, H Fatkhul Anam mengapresiasi prestasi yang kembali ditorehkan oleh tim dari Fakultas Teknik. Sebelumnya, berturut-turut sejak 2018 hingga saat ini tidak pernah absen lolos Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS), kemudian berhasil mencapai tahap pendanaan.
"Selamat kepada tim Fakultas Teknik Unusida. Terima kasih atas prestasi-prestasinya yang sangat membanggakan," katanya, Rabu (07/07/2021).
Senada dengan itu, Listin Fitrianah selaku pembimbing, mengaku bangga atas torehan prestasi mahasiswa Unusida yang sangat peduli dengan lingkungan sekitar.
"Saya bangga atas hasil penelitiannya di lapangan. Saya dukung program yang akan diterapkan di masyarakat ini,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, bahwa inovasi yang dilakukan mahasiswa Unusida tersebut dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah industri batik. Ia pun berharap pencemaran lingkungan akibat limbah industri lainnya juga segera dapat ditemukan solusi untuk mengatasinya.
“Sehingga dapat mengurangi polusi udara, air, maupun tanah, dan tercipta lingkungan yang bersih dan sehat,” tandasnya.
Sementara itu, ketua tim peneliti, Khilyatul Afkar menjelaskan, bahwa PHP2D bertujuan untuk memberikan solusi terhadap masalah-masalah di masyarakat. Di Kampung Jetis misalnya, mayoritas warganya bermata pencaharian sebagai pengrajin batik, sehingga disebut kampung batik.
Berdasarkan survey tim PHP2D Fakultas Teknik, masyarakat di Kampung Jetis selama ini belum bisa mengolah limbah batik dengan baik. Sehingga sebagian warga mengeluh karena sumber air (sumur) setempat yang jadi keruh.
“Hal ini diduga akibat dari pembuangan limbah batik cair yang dibuang begitu saja,” ujar Khilyatul kepada NU Online Jatim.
Dari persoalan ini, menurut Khilyatul, muncul ide Fitoremidiasi dengan memanfaatkan tumbuhan yang dapat menyerap kontaminan atau zat pencemar yang terdapat pada limbah batik, seperti zat warna, naptol, indigosol, serta logam berat.
"Saya teringat pada mata kuliah di teknik lingkungan tentang Fitoremidiasi, yaitu adanya kemampuan tumbuhan dalam menyerap zat pencemar. Metode inilah yang akan coba kami terapkan untuk mengatasi permasalahan lingkungan di kampung Jetis," pungkasnya.
Untuk diketahui, bahwa program yang dulunya disebut Program Hibah Bina Desa (PHBD) tersebut merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa lewat Organisasi Mahasiswa (Ormawa). Baik di tingkat Himpunan Mahasiswa (Hima), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), ataupun Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Penulis: Maschan Yusuf
Editor: A Habiburrahman
Terpopuler
1
Menata Ulang Relasi Kiai dan Santri Ndalem
2
Mengenal Kudapan Jalabiya, Jajanan Tradisional Kue Manis Khas Dungkek Madura
3
KH Anwar Iskandar Raih Bintang Mahaputera Pratama dari Presiden Prabowo
4
Presiden Prabowo Anugerahkan Bintang Mahaputra untuk KH Miftachul Akhyar dan Sejumlah Tokoh NU
5
Menelusuri Ajaran Al-Qur'an dalam Pancasila
6
UNU Blitar Meriahkan BEN Carnival 2025, Tampilkan Tari Moyo
Terkini
Lihat Semua