Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network

Metropolis

STAI Al-Fithrah Surabaya Gelar Wisuda ke-10 secara Online

KH Rosidi, Ketua STAI Al-Fithrah Surabaya saat sambutan. (Foto: NOJ/ISt)

Surabaya, NU Online Jatim

Seperti tahun lalu, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fithrah Surabaya kembali melaksanakan wisuda ke-10 secara online, Ahad (24/10). Acara juga dihadiri sejumlah kiai, ulama, dan habaib, seperti Habib Musthofa al-Jufri dan KH Hilmi Basyaiban, serta beberapa pengurus Yayasan Al-Khidmah Indonesia. 

 

STAI Al-Fithrah Surabaya merupakan perguruan tinggi yang didirikan oleh Hadratussyaikh romo KH Ahmad Asrori al-Ishaqy 14 tahun lalu ini berhasil meluluskan 93 mahasiswa. 

 

“Wisuda bukanlah purna tugas untuk berhenti belajar,” kata KH Rosidi selaku Ketua STAI Al-Fithrah yang baru saat sambutan.

 

Dirinya menyampaikan kepada wisudawan, khususnya mereka yang mendapatkan IPK tertinggi agar ilmu yang didapatkan selama belajar digunakan untuk menyelesaikan problem yang semakin kompleks di masyarakat. 

 

“Karena belajar adalah sebuah peristiwa mental, atau sebuah proses internal yang tidak hanya melibatkan stimulus dan respons, tapi lebih dari itu belajar adalah aktifitas yang melibatkan berpikir secara kompleks yang juga dipengaruhi oleh proses mental,” jelasnya.

 

Dirinya juga menjelaskan bahwa wisuda sarjana sepaket kurikulum memang telah terselesaikan. Namun karena secara bahasa kurikulum berasal dari akar kata kurir yang berarti pengantar surat, maka hari ini kurir tersebut tidak boleh berhenti, ia harus terus bergerak. 

 

“Di sinilah makna kurikulum sebenarnya adalah sebagai sebuah proses perjalanan yang tidak pernah berakhir,” ungkapnya. Melalui satu penyelesaian kurikulum ini, artinya telah didapatkan satu paket kompetensi yang menjadi bekal perjalanan selanjutnya, lanjut dia.

 

Selain itu, Ketua STAI Al-Fithrah Surabaya yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Yayasan Al-Khidmah Indonesia tersebut juga menyampaikan satu pencapaian yang berhasil diraih kampus. Yaitu penghargaan pengelolaan jurnal bereputasi dari Kopertais wilayah IV. 

 

“Pencapaian ini sekaligus memposisikan STAI Al-Fithrah sebagai sekolah tinggi yang mampu bersaing dengan kampus-kampus lain,” ungkapnya.

 

Dalam agenda besar ini, Rijal Mumazziq Z selaku Rektor Inaifas Kencong Jember didaulat menyampaikan orasi ilmiah. Dia memberikan gambaran bagaimana dunia semakin cepat berubah. Berbagai revolusi silih berganti, sehingga perubahan-perubahan niscaya harus digerakkan.

 

“Beberapa poin penting yang harus disiapkan oleh lembaga pesantren dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dan society 5.0,” katanya.

 

Pertama, mempertahankan ciri khas pesantren dalam kajian turats dan bimbingan moral. Kedua, harus mampu mengimbangi perkembangan zaman. Ketiga, harus mampu memadukan antara dunia nyata dengan dunia maya. Ini juga harus mampu menjadi ladang dalam pengembangan nilai-nilai pesantren.

 

“Pesantren tidak perlu canggung, tapi harus canggih. Tidak perlu minder, tapi harus pinter. Jadikan ‘klik’ sebagai ladang untuk memanen kebaikan di akhirat nanti, karena apapun yang kita lakukan dengan tombol ‘klik’ ini kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT,” urainya.


Program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) berhasil meluluskan 10 wisudawan, di antaranya 8 mahasiswa dan 2 mahasiswi. Sementara Prodi Akhlak dan Tasawuf (AT) meluluskan 18 wisudawan, yang terdiri dari 13 mahasiwa dan 5 mahasiswi, dan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) meluluskan  20 wisudawan yang seluruhnya adalah mahasiswi.

 

Selain itu Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) meluluskan wisudawan terbanyak, yaitu 32 wisudawan, yang di antaranya 10 mahasiswa dan 22 mahasiswi. Sedangkan Prodi Perbankan Syariah (PS) berhasil meluluskan 12 wisudawan, dengan jumlah mahasiswa dan mahasiswi yang sama.

 

Di antara semua wisudawan tersebut, tiap-tiap program studi juga berhasil meluluskan mahasiswanya dengan nilai yang memuaskan. Mohammad Faridh, wisudawan Prodi IAT berhasil mendapatkan IPK tertinggi di antara semua mahasiswa dengan nilai 3,59, disusul oleh Luluk Safitri, terbaik dari Prodi PGMI yang mendapatkan IPK 3,58. 

 

Sementara Asep Saepurrohman dari Prodi AT dan Aula Mufarokha dari Prodi MPI, masing-masing berhasil menjadi wisudawan terbaik dengan IPK 3,57 dan 3,56. Sedangkan Prodi PS menetapkan wisudawan terbaiknya, Fitri Nur Cholifah, dengan IPK 3,31.
 

Syaifullah
Editor: Syaifullah

Artikel Terkait