Disarankan saat menyelenggarakan kegiatan atau apa pun namanya untuk menghindari penggunaan kata asing. Karena bila ternyata tidak dipahami, maka akan berakibat fatal.
Ini kisah di sebuah pesantren di Jawa Timur. Saat itu diadakan seminar dengan pembicara almaghfurlah KH Sahal Mahfudz dari Pati yang juga pernah menjadi Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Bagi para santri yang setiap hari membaca kitab kuning atau literatur klasik, kata ‘seminar’ masih sangat asing di telinga. Maklum, itu merupakan seminar pertama bagi mereka.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Selesai seminar, Kiai Sahal segera undur diri karena sebuah keperluan. Dan disebabkan suatu halangan, sang kiai tuan rumah tidak ikut menghadiri seminar.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Ketika sang kiai sudah pulang, ia bertanya kepada santrinya,
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Bagaimana seminarnya?”
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Dengan wajah tanpa berdosa, santri tersebut menjawab:
“Seminarnya sudah pulang, kiai. Tadi saya antarkan.”
ADVERTISEMENT BY ANYMIND