Pendidikan

Unusa Ambil Sumpah PPG Prajabatan, Diikuti 136 Peserta

Sabtu, 23 Agustus 2025 | 15:00 WIB

Unusa Ambil Sumpah PPG Prajabatan, Diikuti 136 Peserta

Prosesi Yudisium dan Sumpah Profesi PPG Gelombang 2 Tahun 2024 FKIP Unusa di Auditorium Lantai 9 Tower Kampus B Jemursari, Surabaya. (Foto: NOJ/ Dok. Humas Unusa)

Surabaya, NU Online Jatim

Sebanyak 136 peserta resmi diambil sumpah profesi sebagai guru dalam kegiatan Yudisium dan Sumpah Profesi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Gelombang 2 Tahun 2024 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) di Auditorium Lantai 9 Tower Kampus B Jemursari, Kamis (21/08/2025). Mereka adalah peserta PPG Calon Guru.

 

Unusa menjalankan dua Program PPG, Calon Guru dan Guru Tertentu. PPG Calon Guru (Pra Jabatan) berasal dari Lulusan S1/D4 kependidikan maupun non-kependidikan yang belum menjadi guru tetap, bertujuan untuk mempersiapkan calon guru agar memiliki sertifikat pendidik sebelum masuk ke sekolah dengan lama studi dua semester atau setahun, berupa kuliah, praktik mengajar, dan ujian kompetensi, lulus mendapat sertifikat pendidik untuk digunakan melamar menjadi guru PNS/PPPK.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Sedang PPG Guru Tertentu (Dalam Jabatan) peserta berasal dari guru yang sudah mengajar (ASN/Non ASN) dan sudah tercatat di Dapodik, bertujuan memberikan sertifikat pendidik kepada guru yang sudah aktif mengajar tapi belum tersertifikasi dengan lama studi lebih singkat satu semester), dikarenakan guru sudah punya pengalaman mengajar, lulus mendapat sertifikat pendidik yang digunakan untuk mendapatkan tunjangan profesi guru (TPG).

 

Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Prof Dr Ir Achmad Jazidie MEng, menegaskan bahwa perkembangan teknologi digital harus dipandang sebagai tantangan sekaligus peluang oleh para pendidik.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

“Teknologi digital memang menjadi tantangan tersendiri bagi guru dalam proses pembelajaran. Tantangan ini harus dihadapi dengan bijak agar media pembelajaran yang digunakan benar-benar bermanfaat dan memberikan dampak jangka panjang bagi peserta didik,” ujarnya.

 

Ia menekankan bahwa guru tidak bisa serta-merta menyalahkan murid dalam menghadapi perkembangan zaman. “Kita tidak bisa menyalahkan murid. Justru guru yang harus bisa menerima kondisi tersebut dan mengarahkannya dengan tepat,” tambahnya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Lebih lanjut, Prof Jazidie menyoroti peran penting guru di tengah hadirnya kecerdasan buatan (AI). “AI memang mampu menghadirkan pengetahuan dengan cepat dan mudah, tetapi AI tidak bisa sepenuhnya menggantikan peran manusia dalam berinovasi, berempati, dan membangun karakter,” jelasnya.

 

Karena itu, ia menegaskan bahwa guru dituntut untuk tidak hanya fokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter peserta didik. Menurutnya, tantangan terbesar guru saat ini adalah bagaimana mendidik murid agar terbiasa berempati, mudah memberikan pertolongan, serta mampu bekerja sama dengan orang lain.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

“Nilai-nilai inilah yang harus dibangun sejak dini, sehingga perkembangan teknologi tidak menggerus karakter, tetapi justru memperkuat kualitas generasi penerus,” pungkasnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND