
Kiai Qusyairi saat menjelaskan isi kitab adabul alim Wal muta'allim mengenai 10 adab mencari ilmu. (Foto: NOJ/ Sufyan Arif).
Lumajang, NU Online Jatim
Kesusksesan seorang santri dalam meraih ilmu tak lepas dari adab atau tatak ramanya saat berproses. Hal ini menjadi kunci utama yang harus selalu ditekankan dan dijalankan bagi para pencari Ilmu di mana pun belajar agar mendapat ilmu yang barokah dan manfaat.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Hal itu dijelaskan KH Ahmad Qusyairi, Wakil Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lumajang pada kajian kitab Adabul 'Alim Wal Muta'alim secara virtual pada Jumat, (27/08/2021) petang. Acara ini disiarkan dari studio Media Canter An-Nahdloh (MCN) Gedung NU I Jalan Alun-alun Timur No 3 Lumajang.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Pada acara yang disiarkan di akun halaman Facebook PCNU Lumajang tersebut, Kiai Qusyairi menyebutkan 10 adab yang disebutkan dalam kitab karya KH Hasyim Asy'ari ini harus ditanamkan saat mencari ilmu hingga akhir hayat.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
"Kajian tentang 10 adab bagi pencari ilmu tentunya harus kita bawa terus, karena mencari ilmu itu kewajibannya semenjak dari gendongan Ibu sampai masuk liang lahat, kemarin sudah kita bicarakan enam," jelas Kiai Qusyairi seraya menjelaskan enam adab yang dimaksud.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Enam adab yang disebutkan Kiai Qusyairi adalah mensucikan hati, menata niat, tidak menunda-nunda selagi ada kesempatan, sederhana dalam segala hal, pandai-pandai mengatur waktu, dan yang keenam tidak banyak makan.
Lebih lanjut Kiai Alumni Pesantren Ma'hadul 'Ulum Asy-Syar'iyyah (MUS) Sarang ini menjelasakan, adab lainnya yang dapat membuka dan menerangi hati para pelajar agar ilmu mudah dikuasai.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
"Yang ketujuh adalah memaksakan diri untuk menjauhi hal-hal yang dilarang dalam segala urusan. Baik bicaranya, tingkah lakunya termasuk makanan yang dia makan harus halal karena itulah yang bisa membuka dan menerangkan hati, jika ini tidak dijalankan maka bisa menghambat masuknya ilmu," tuturnya.
Selanjutnya, para pencari ilmu hendaknya menjauhi mengkonsumsi makanan dan melakukan sesuatu yang dapat mengganggu proses belajarnya dan menyebabkan bodoh dan lupa.
"Yang kedelapan adalah menghindari dan meminimalisir memakan sesuatu yang menyebabkan dedel (bodoh). Seperti apel yang terlalu asam, cuka, kacang-kacangan. Dan termasuk juga hindari mengkonsumsi makanan yang menyebabkan banyak lendir, makanan bekas tikus. Terus jangan membaca tulisan di nisan makam, jangan lewat di antara dua unta yang berjajar, dan jangan membuang kutu dalam keadaan hidup," imbuh Kiai Kelahiran Banyuwangi ini
Secara lengkap Kiai Qusyairi menutup pembahasannya dengan menyebut adab kesembilan dan kesepuluh mengenai pergaulan yang harus betul-betul dijaga agar tidak salah memilih teman.
"Yang kesembilan seyogyanya pencari ilmu tidak terlalu banyak tidur. Kata Mbah Hasyim jangan sampai tidur dalam sehari semalam melebihi 8 Jam, sekali-kali bolehlah berwisata sekiranya dapat merefresh otak,” ujarnya.
“Terakhir, pencari ilmu meninggalkan pergaulan yang tidak bermanfaat, itu penting karena kalau dia kemudian bergaul dengan orang yang tidak mendukung bahkan bisa menghambat proses mencari ilmu maka fatal akibatnya," pungkasnya.
Penulis: Sufyan Arif
Editor: Romza
ADVERTISEMENT BY ANYMIND