Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network

Tapal Kuda

Cerita Santri Genggong Rasakan Lebaran di Mesir

Saat Afif lebaran di Mesir. (Foto: Istimewa)

Probolinggo, NU Online Jatim

Muhammad Afifullah Al Asy'ari, salah satu santri Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo yang kuliah di Al-Azhar Cairo akhirnya bisa merasakan suasana lebaran Mesir. Afif saat ini berstatus mahasiswa semester empat jurusan Syari'ah Islamiyah.


Afif mengatakan, untuk tradisi lebaran hari ketujuh di Mesir tidak ada perayaan khusus seperti di Indonesia yang mayoritas umat Islam membuat ketupat atau lontong, sehingga biasa disebut lebaran ketupat. Tetapi di Mesir sebagian besar pasar dan toko masih tutup.


"Kemarin saja H+1 lebaran (Idul Fitri) sempat berkeinginan membuat opor ayam untuk mengobati rasa rindu lebaran di Indonesia. Tapi karena semua toko dan pasar tutup, akhirnya cuma menemukan satu toko yang buka dan jual ayam di pasar Bab Zuwaila. Itupun hanya ada ayam kampung dan harus beli satu ekor," kata Afif kepada NU Online Jatim.


Ia menceritakan, keistimewaan berlebaran di Mesir kali ini adalah kebijakan pemerintah yang mulai membuka masjid di luar jam sholat. Sebelumnya hanya dibuka pada jam sholat saja karena pandemi Covid-19.


"Jadi lebaran kali ini masjid mulai difungsikan kembali seperti sebelumnya," ujar Afif.


Selain itu, maqbarah-maqbarah masyayikh dan auliya yang ada di Mesir juga dibuka kembali. Seperti Maqbarah Sayyidina Husein cucu Rasulullah SAW.


"Yang mana sebelum Ramadhan, Pemerintah Mesir sudah memagar masjid dan maqbarah menjadi lebih indah. Ini mungkin bisa menjadi pengobat hati setelah dua tahun merasakan pandemi untuk kembali lagi berziarah," ungkap Afif.


Pemuda kelahiran Lumajang 27 Mei 2022 tersebut menyampaikan, untuk mengobati rasa rindu kepada keluarga bisa dilakukan dengan video call.


Sedangkan untuk menikmati suasana di Mesir juga bisa mengikuti silaturahim dengan warga Indonesia yang ada di negara tersebut.


"Kebetulan saya kemarin ikut open house yang diadakan oleh Keluarga Masyarakat Jawa Timur (Gamajatim). Jadi di sana, bisa berkumpul bareng dengan mahasiswa yang berasal dari Jatim. Kemudian di forum ini juga dihidangkan makanan khas Jawa timur, seperti lontong sayur, dan lainnya. Karena di Indonesia biasanya ada tradisi nyekar para leluhur, di sini kami juga berziarah ke makam masyayikh dan auliya yang ada di Mesir," pungkas Afif.

Siti Nurhaliza
Editor: Romza

Artikel Terkait