Tapal Kuda

Rektor IAI At-Taqwa Bondowoso: Hidup Ibarat Pohon dengan 3 Elemen Utama

Sabtu, 14 Desember 2024 | 18:00 WIB

Rektor IAI At-Taqwa Bondowoso: Hidup Ibarat Pohon dengan 3 Elemen Utama

Rektor IAI At-Taqwa Bondowoso, Suheri. (Foto: NOJ/ Wildan Miftahussurur)

Bondowoso, NU Online Jatim

Rektor Institut Agama Islam (IAI) At-Taqwa Bondowoso, Suheri, menyampaikan sebuah analogi hidup yang penuh makna. Ia mengibaratkan kehidupan manusia seperti pohon yang terdiri atas tiga elemen utama, yaitu akar, batang, dan daun

 

“Masing-masing (elemen) menggambarkan filosofi kehidupan berdasarkan ajaran Al-Qur’an,” ujarnya saat menyampaikan sambutan pada acara yudisium semester akhir IAI At-Taqwa yang dipusatkan di aula IAI At-Taqwa Bondowoso, Sabtu (14/12/2024).

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Ia mengatakan, akar ibarat fondasi hidup yang kokoh, menggambarkan usaha yang tak pernah putus dan doa yang tulus. Batang melambangkan kekuatan dan tanggung jawab yang menopang perjalanan hidup.

 

“Sedangkan daun adalah hasil dari usaha dan keberkahan yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Suheri.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Dirinya menyebutkan, perumpamaan yang disebutkan mengacu pada ayat-ayat Al-Qur’an yang secara luas membahas tanaman dan tumbuhan, yaitu tercatat dalam 112 ayat dan tersebar di 47 surat dalam Al-Qur’an.

 

“Bahkan, sebanyak 16 jenis tanaman disebutkan secara eksplisit. Hal menunjukan betapa Al-Qur’an memberikan perhatian besar pada pelajaran dari alam,” ungkapnya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

“Buah yang dihasilkan pohon menjadi simbol keberkahan dari usaha yang tulus. Pohon mengajarkan kita untuk menjadi kokoh, bermanfaat, dan membawa keberkahan bagi sekitarnya,” imbuh Suheri.

 

Dirinya pun menyelaraskan analogi ini dengan sabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya". Tak hanya itu, ia juga menyinggung pemikiran Imam Al-Ghazali tentang empat golongan manusia berdasarkan tingkat kesadaran mereka terhadap ilmu.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

“Ada orang yang tahu bahwa ia tahu, sosok bijaksana yang memanfaatkan ilmunya dengan baik. Ada pula yang tidak tahu bahwa ia tahu, mereka yang memiliki potensi tetapi belum menyadarinya. Kemudian, ada orang yang tahu bahwa ia tidak tahu, yakni pembelajar sejati,” katanya.

 

“Dan yang terakhir, orang yang tidak tahu bahwa ia tidak tahu, golongan yang harus dibimbing agar terlepas dari kebodohan,” tambah Suheri.

 

Untuk itu, ia mengajak sivitas akademika untuk merefleksikan kehidupan dan terus belajar, agar menjadi seperti pohon yang kokoh, penuh manfaat, dan memberikan keberkahan bagi banyak orang.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

“Hidup adalah proses. Seperti pohon yang menancapkan akarnya dengan kuat, kita pun harus memiliki fondasi yang kokoh dalam menghadapi tantangan zaman,” pungkasnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND