• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Keislaman

Crazy Rich dalam Pandangan Rasulullah

Crazy Rich dalam Pandangan Rasulullah
Ilustrasi hati yang dipenuhi dengan harta (Foto: NOJ/ beritadiypikiranrakyat)
Ilustrasi hati yang dipenuhi dengan harta (Foto: NOJ/ beritadiypikiranrakyat)


Orang kaya atau istilah terkini crazy rich merupakan orang super kaya raya yang kehidupannya menjadi inspirasi-motivasi bagi pemuda-pemudi agar sukses dan kaya raya, tajir melintir. Akan tetapi tidak semua crazy rich mengelola bisnisnya sesuai aturan yang diarahkan agama, sehingga mereka tersandung kasus, berurusan dengan pihak berwajib.
 

Bercita-cita untuk kaya raya merupakan hal yang wajar, sebab tidak jarang mereka yang kaya bisa menyedekahkan harta kekayaannya untuk kebaikan. Akan tetapi tidak jarang pula ketika telah kaya raya, mereka dibutakan oleh kekayaannya sendiri. Mereka lupa bahwa inti dari kekayaan adalah kaya hati. Rasulullah pernah berpesan terkait hal ini kepada Abu Dzar:
 

يَا أَبَا ذَرّ أَتَرَى كَثْرَة الْمَال هُوَ الْغِنَى ؟ قُلْت : نَعَمْ . قَالَ : وَتَرَى قِلَّة الْمَال هُوَ الْفَقْر ؟ قُلْت : نَعَمْ يَا رَسُول اللَّه . قَالَ : إِنَّمَا الْغِنَى غِنَى الْقَلْب ، وَالْفَقْر فَقْر الْقَلْب
 

Artinya: Wahai Abu Dzar, apakah engkau menganggap bahwa banyaknya harta itulah yang disebut kaya? Abu Dzar menjawab, Betul. Nabi bertanya lagi, apakah engkau memandang bahwa sedikitnya harta itu berarti fakir? Abu Dzar menjawab, betul ya Rasulullah. Lantas Nabi bersabda, sesungguhnya yang dinamakan kaya adalah kayanya hati sedangkan fakir adalah fakirnya hati (HR. Ibnu Hibban; shahih).
 

Dalam redaksi lain disebutkan:
 

عن أَبي هريرة - رضي الله عنه - ، عن النبي  صلى الله عليه وسلم  ، قَالَ  لَيْسَ الغِنَى عَن كَثرَةِ العَرَض ، وَلكِنَّ الغِنَى غِنَى النَّفْسِ  (متفقٌ عَلَيْهِ)
 

Artinya: Kaya itu bukanlah banyaknya harta. Namun kaya yang sebenarnya adalah kaya hati. (HR. Bukhari dan Muslim). 
 

Merujuk pada kitab syarah Muslim li al-Nawawi, disebutkan bahwa kaya hati yang dimaksud adalah:
 

وَمَعْنَى الْحَدِيث : الْغِنَى الْمَحْمُود غِنَى النَّفْس وَشِبَعُهَا وَقِلَّة حِرْصهَا ، لَا كَثْرَة الْمَال مَعَ الْحِرْص عَلَى الزِّيَادَة ؛ لِأَنَّ مَنْ كَانَ طَالِبًا لِلزِّيَادَةِ لَمْ يَسْتَغْنِ بِمَا مَعَهُ فَلَيْسَ لَهُ غِنًى 
 

Artinya: maksud hadits di atas adalah kaya yang terpuji adalah hati yang kaya dengan rasa cukup, dan menginginkan secukupnya, bukan memperbanyak harta disertai berlomba-lomba mencari dunia dengan berlebihan. Sebab seseorang yang berlebihan mencari dunia, ia tidak akan pernah merasa cukup, dan ini bukan dinamakan kaya.
 

Dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa kaya yang sesuai dengan arahan Rasulullah bukanlah kaya dalam arti memiliki harta yang banyak. Namun lebih kepada sifat hati berupa dermawan, tidak merasa kekurangan, merasa cukup dengan pemberian Allah dan ringan tangan dalam membantu sesama dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadanya.
 

Dalam kitab al-Tadzkirah karya Al-Qurthubi menyebutkan bahwa sejatinya orang yang memerlukan (masih kurang) itu masuk kategori tidak kaya (faqir), meskipun ia memiliki harta melimpah.  Sedangkan orang yang merasa cukup (atas pemberian) Allah, itulah orang yang kaya. Orang kaya raya namun hatinya masih tertambat pada harta serta rakus terhadapnya, sesungguhnya ia masuk kategori miskin.
 

Karena kaya berkaitan dengan karakter jiwa yang matang, maka setiap orang bisa menjadi kaya tanpa harus memiliki banyak harta. Tinggal mengubahnya menjadi bersyukur, merasa cukup atas pemberian Allah, tidak bergantung kepada dunia, tidak suka meminta kepada sesama manusia, membantu kegiatan yang bermanfaat dan membiasakan menjadi dermawan. Walhasil, crazy rich secara spiritual atau kaya hati sangat memiliki peran penting membentuk keseimbangan dan memberikan manfaat untuk masyarakat.


Editor:

Keislaman Terbaru