• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Keislaman

Durasi Khutbah dan Shalat Jumat yang Ideal

Durasi Khutbah dan Shalat Jumat yang Ideal
Tampak jamaah Jumat sedang khusyuk mendengarkan khatib (Foto:NOJ/karomi)
Tampak jamaah Jumat sedang khusyuk mendengarkan khatib (Foto:NOJ/karomi)

Khutbah Jumat merupakan salah satu komponen penting dalam proses didirikannya shalat Jumat. Sebab tanpa adanya khutbah Jumat, ibadah shalat Jumat tidak dapat dilaksanakan. Khutbah inilah yang membedakan antara shalat Jumat dan shalat duhur. Shalat Jumat harus didahului khutbah, sedangkan shalat duhur tidak perlu adanya khutbah.


Selain itu, di dalam khutbah Jumat terdapat sejumlah rukun khutbah yang harus diperhatikan, karena substansi dan teknis penyampaiannya akan didengar jamaah. Maka dari itu materi dan cara penyampaian khutbah hendaknya mengena dan bisa diambil manfaatnya oleh Jamaah Jumat.


Berkaitan dengan hal itu, salah satu yang sering dipertanyakan adalah mengenai durasi khutbah Jumat. Pasalnya, kerap terjadi di tengah masyarakat, sebagian khatib menyampaikan khutbahnya terlalu panjang sehingga para Jamaah bosan dan mengantuk. Sebaliknya, khutbah yang terlampau pendek, dinilai tidak dapat dipahami substansinya dengan baik. 


Dalam sebuah riwayat disebutkan:  


 كانت صلاة النبي صلى الله عليه وسلم قصدا وخطبته قصدا 


Artinya: Shalat dan khutbah Nabi itu sedang, yakni tidak kelamaan dan tidak cepat (HR. Muslim dan Abu Daud)


Di dalam Syarah Abu Dawud 21/138 dijelaskan:


أورد أبو داود حديث جابر بن سمرة (أن النبي ﷺ كانت خطبته قصدًا وكانت صلاته قصدًا) يعني: ليس فيها إطالة وتطويل، وإنما فيها إيجاز مع التمام، فخطبته كانت قصدًا بمعنى أنها وجيزة ولكنها كاملة، وذلك أنه كان يأتي بالكلام الجامع المختصر الذي معناه واسع؛ لأنه أعطي جوامع الكلم ﷺ، وجوامع الكلم هي الكلمات القليلة المباني الواسعة المعاني.


Artinya: Abu Dawud menyampaikan hadis riwayat Jabir, bahwa Nabi Muhammad khutbahnya sedang, dan shalatnya sedang itu maksudnya tidak memanjangkan materi khutbah, melainkan singkat padat, sempurna. Adapun materi khutbah yang sedang itu maksudnya khutbah singkat yang sempurna, dan materinya ringkas padat makna, sebab Rasulullah menyampaikan kalimatnya secara ringkas penuh makna.


Syekh Abu Tayyib Syamsul Haq al-Azhim mengatakan:  


 وخطبته قصدا :القصد في الشيء هو الاقتصاد فيه وترك التطويل وإنما كانت صلاته صلى الله عليه واله وسلم وخطبته كذلك لئلا يمل الناس  والحديث فيه مشروعية إقصار  الخطبة ولا خلاف في ذلك  


Artinya: Maksudnya khutbah sedang adalah seimbang saat khutbah dan tidak memanjangkan khutbah. Shalat dan khutbah Nabi dilakukan dalam durasi sedang, agar manusia tidak bosan. Hadits ini menganjurkan meringkas khutbah, dan tidak ada perbedaan pendapat dalam hal tersebut. (‘Aun al-Ma’bud, juz 3, hal. 316)


Dengan demikian durasi khutbah yang ideal adalah “sedengan”, seimbang. Bila dikonversikan dalam sebuah ukuran, maka durasi khutbah Jumat yang ideal adalah 5,7,10 menit. Jika dijumlah dengan durasi shalat Jumat, maka, total sekitar 15 menitan. Tujuannya agar jamaah Jumat tidak merasa bosan dan jenuh. Terlebih di antara para jamaah Jumat diisi karyawan, pegawai, mahasiswa, dosen yang notabene akan bekerja kembali selepas ibadah Jumat.


Perlu diingat bahwa khutbah Jumat bukanlah pengajian umum dan harus memperhatikan rukun khutbahnya. Sebab banyak khatib yang kebablasan hingga lupa dengan rukun khutbah Jumat akibat tidak fokus dengan poin inti khutbah yang disampaikan.


Walhasil, Keseimbangan dalam setiap hal adalah hal yang perlu. Sebagaimana ditegaskan oleh Nabi dalam beberapa hadisnya, bahwa sebaik-baiknya perkara adalah yang sedang (tengah-tengah), tidak terkecuali dalam persoalan durasi khutbah dan shalatnya. Nabi mengajarkan durasi khutbah sebaiknya sedang, tidak terlalu panjang dan tidak terlampau pendek. 


Editor:

Keislaman Terbaru