• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 10 Mei 2024

Keislaman

Keutamaan Bulan Sya’ban menurut Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani

Keutamaan Bulan Sya’ban menurut Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani
Ilustrasi keutamaan bulan Syaban. (Foto: NU Online)
Ilustrasi keutamaan bulan Syaban. (Foto: NU Online)

Tidak terasa bulan Ramadhan sudah hampir tiba, yang ditandai dengan datangnya bulan Sya’ban. Sya’ban sendiri adalah bulan penghujung sebelum masuk di bulan Ramadhan yang penuh berkah. Bulan Sya’ban sendiri memiliki banyak keutamaan yang tidak kalah dengan dua bulan yang mengapitnya, yakni Rajab dan Ramadhan.

 

Keutamaan bulan Sya’ban sendiri dijelaskan langsung oleh Sulthonul Auliya Syeikh Abdul Qadir bin Abi Sholeh atau masyhur dikenal Syeikh Abdul Qadir al-Jailani. Keutamaan dari bulan Sya’ban tidak lepas dari setiap huruf yang mengisi makna mendalam dari bulan Sya’ban. Ini dijalaskan di dalam kitab al Ghunyah li Thalibi Thariqil Haq.

 

شَعْبَانُ خَمْسَةُ أَحْرُفٍ ، شِينٌ وَعَيَّنٌ وَبَاءٌ وَأَلِّفٌ وَنُونٌ ، فَالشِّينُ مَنْ اَلشَّرَفُ ، وَالْعَيْنُ مِنْ اَلْعُلُوِّ ، وَالْبَاءُ مِنْ اَلْبِرِّ ، وَالْأَلِفُ مِنْ اَلْأُلْفَةِ ، وَالنُّونُ مِنْ اَلنُّورِ

 

Artinya: "Sya’ban terdiri dari 5 huruf, Syin, Ain, Ba’, Alif, dan Nun; Syin berasal dari as-Syarafu (Kemuliaan), Ain berasal dari al-Uluw (Tinggi), Ba’ dari al Birru (Kebaikan), Nun dari an-Nur (Cahaya)". (Syaikh Abdul Qadir aj-Jailani, al-Ghunyah li Thalibil Haq, juz 1 halaman 341).

 

Dikatakan pula dalam sebuah nukilan, bahwa Allah SWT. Akan mengampil 4 perkara terbaik dari segala jenis sesuatu kemudian Allah akan memilih yang terbaik di antara keempat perkara tersebut dengan memberikan keutamaan dan kemuliaan di atas yang lainnya.

فَاَللَّهُ تَعَالَى اِخْتَارَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ أَرْبَعَةً ، ثُمَّ اِخْتَارَ مِنْ اَلْأَرْبَعَةِ وَاحِدًا.

 اِخْتَارَ مِنْ اَلْمَلَائِكَةِ أَرْبَعَةً : جِبْرِيل وَمِيكَائِيل وَإِسْرَافِيل وَعِزْرَائِيل ثُمَّ اِخْتَارَ مِنْهُمْ جِبْرِيلَ

 وَاخْتَارَ مِنْ اَلْأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمْ اَلسَّلَامُ أَرْبَعَةً : إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى وَمُحَمَّدًا - صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَجْمَعِينَ ، ثُمَّ اِخْتَارَ مِنْهُمْ مُحَمَّدًا - صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . . . . . . . . . . . . . . . .

 وَمِنْ اَلْجِبَالِ أَرْبَعَةً : أُحَدًا  وَطَوَّرَ سَيْنَاءَ وَلُكَامَ وَلُبَنَانَ ثُمَّ اِخْتَارَ مِنْهَا طُورِ سَيْنَاءَ.

وَمِنْ اَلْأَنْهَارِ أَرْبَعَةً : جِيحُونْ ، وَسَيُحُونَ ، وَالْفُرَاتُ ، وَالنِّيلُ ، ثُمَّ اِخْتَارَ مِنْهَا فُرَاتًا . وَاخْتَارَ مِنْ اَلشُّهُورِ أَرْبَعَةً : رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَرَمَضَانَ وَالْمُحَرَّمَ ، وَاخْتَارَ مِنْهَا شَعْبَانَْ، وَجَعْلَهُ شَهْرَ اَلنَّبِيِّ - صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فَكَمَا أَنَّ اَلنَّبِيَّ - صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَفْضَلُ اَلْأَنْبِيَاءِ كَذَلِكَ شَهْرُهُ أَفْضَلُ اَلشُّهُورِ

 

Artinya: “Allah SWT setiap sesuatu akan 4 perkara, kemudia Ia memilih satu dari 4 perkara tersebut. Allah memilih 4 dari para malaikat yaitu Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail kemudia Ia memilih Jibril dari pada mereka.

 

Allah memilih 4 dari para nabi yaitu Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad dan Allah memilih Nabi Muhammad dari pada mereka, dari gunung-gunung yaitu Tursina, Lukam, Lubanan, dan Lubnanan Allah memilih Tursina, dari sungai-sungai yaiu Jayhun, Sayhun, Firat (Efrat) dan Nil dan Allah Memilih sungai Firat (Efrat).

 

Dan Allah memilih 4 dari bulan-bulan yaitu Rajab, Sy’ban, Ramadhan dan Muharram dan Allah melih Sya’ban dan menjadikannya sebagai bulan Nabi Muhammad SAW paling utamanya para nabi dan mengutamankannya sebagaimana mengutamakan Nabi Muhammad di antara nabi-nabi lainnya". (Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, al-Ghunyah li Thalibil Haq, juz 1, halaman 342).

 

Dari redaksi di atas dapat ditarik benang merah, salah satu yang menjadi keutamaan bulan bulan Sya’ban adalah dikhususkannya Sya’ban kepada Nabi Muhammad SAW. Bulan yang diberikan oleh Allah SWT sebagai bukti keutamaan dari Nabi Muhammad SAW dan menjadi utama pula di atas bulan yang lain sebab utamanya Nabi Muhammad SAW.

 

Lantas, apa saja yang Allah berikan di bulan Sya’ban ini dijelaskan pula oleh Syeikh Abdul Qadir al-Jailani bahwa Sya’ban adalah waktu di mana banyak sekali turun keberkahan dan keberkahan. Di bulan Sya’ban pula banyak sekali ampunan atas berbagai macam dosa dan dilipat gandakannya berbagai macam shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

 

وَهُوَ شَهْرٌ تَفْتَحُ فِيهِ اَلْخَيْرَاتُ ، وَتُنْزِلُ فِيهِ اَلْبَرَكَاتُ ، وَتُتْرَكُ فِيهِ اَلْخَطِيئَاتُ ، وَتُكْفَرُ فِيهِ اَلسَّيِّئَاتُ ، وَتُكْثَرُ فِيهِ اَلصَّلَوَاتُ عَلَى مُحَمَّدْ - صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - خَيْرُ اَلْبَرِيَّاتِ

 

Artinya: “Sya’ban adalah bulan yang di dalamnya dibuka kebaikan-kebaikan, diturunkannya barakah-barakah, ditinggalkanya berbagai kesalahan dan ditebuskannya dosa-dosa serta dibanyakan (dilipatgandakannya) sholawat atas Nabi Muhammad SAW sebagai sebaik-baik manusia”. (al-Gunyah li Thalibil Haq, halaman 341).

 

Lalu apa yang perlu kita lakukan sebagai mukmin di dalam mengisi bulan Sya’ban ini? Syeikh Abdul Qadir al-Jailani juga memberikan wanti-wanti agar tidak menyia-nyiakan bulan Sya’ban. Yakni, dengan mengkhususkan diri untuk menyambut bulan Ramadhan nantinya. Di dalam kitab yang sama beliau menuliskan:

 

فَيَنْبَغِي لِكُلٍّ مُؤْمِنٍ لَبِيبٍ أَلَّا يَغْفُلَ فِي هَذَا اَلشَّهْرِ ، بَلْ يَتَأَهَّبُ فِيهِ لِاسْتِقْبَالِ شَهْرِ رَمَضَانَ بِالتَّطَهُّرِ مِنْ الذُّنُوبِ وَالتَّوْبَةِ عَمَّا فَاتَ وَسَلَفَ فِيمَا مَضَى مِنْ اَلْأَيَّامِ ، فَيَتَضَرَّعُ إِلَى اَللَّهِ تَعَالَى فِي شَهْرِ شَعْبَانَ ، وَيَتَوَسَّلُ إِلَى اَللَّهِ تَعَالَى بِصَاحِبِ الشَّهْرِ مُحَمَّدٌ - صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - حَتَّى يَصْلُحَ فَسَادُ قَلْبِهِ ، وَيُدَاوِي مَرَضُ سِرِّهِ

 

Artinya: “Oleh karena itu selayaknya bagi setiap mukmin yang cerdas untuk tidak melalaikan diri di bulan ini, akan tetapi ia harus bersiap-siap di bulan Sya’ban untuk menghadap bulan Ramadhan dengan cara mensucikan diri dari dosa-dosa dan bertaubat dari setiap hari-hari yang telah berlalu. Dan ia hendaknya memohon kepada Allah SWT di bulan Sya’ban dan bertawasul kepada pemilik bulan yakni Nabi Muhammad SAW, sehingga kejelekan hatinya menjadi baik dan diobati penyakit keburukannya". (al-Ghunyah li Thalibil Tariqil Hak, juz 1, halaman 343).

 

Sebagai mukmin yang taat kepada Allah SWT dan mencintai Nabi Muhammad SAW, dianjurkan memperbanyak amal baik. Di antaranya adalah berpuasa sebagaimana yang banyak dijelaskan dalam berbagai nukilan hadist. Wallahu a’lam.

 

*) Wildan Miftahussurur, alumnus Ma’had Aly Nurul Qarnain dan pengurus LTNNU Jember.


Keislaman Terbaru