• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Khutbah

Khutbah Jumat Bulan Maulid: Tragedi Kanjuruhan dan Pesan Kematian

Khutbah Jumat Bulan Maulid: Tragedi Kanjuruhan dan Pesan Kematian
Tragedi Kanjuruhan memberikan pesan bahwa kematian demikian dekat dan pasti akan terjadi. (Foto: NOJ/KHq)
Tragedi Kanjuruhan memberikan pesan bahwa kematian demikian dekat dan pasti akan terjadi. (Foto: NOJ/KHq)

Naskah khutbah Jumat kali ini mengingatkan kita semua bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti. Bagaimana cara dan kapan terjadinya, semua adalah rahasia ilahi. Namun tugas kita adalah bersiap dengan suratan takdir tersebut. 

Karena walau dijaga dengan aneka pasukan dan telah berupaya seoptimal mungkin, ujungnya setiap manusia akan mengalami kematian tersebut. Karenanya, ada sejumlah hal yang harusnya disiapkan dalam menghadapi suratan takdir, termasuk tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Naskah khutbah ini silakan digandakan dan dibagi sebagai upaya saling mengingatkan dalam kebaikan. Semoga dapat menjadi tambahan kebaikan. (Redaksi) 

 

Khutbah


  اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ خَلْقِهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ لِقَائِهِ


أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ


أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ (آل عمران: ١٠٢)

 

Jamaah Shalat Jumat yang Dirahmati Allah
Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Taala, dengan senantiasa berupaya melakukan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan.    


Hadirin Rahimakumullah
Tema khutbah kita pada siang hari ini adalah mengingatkan terkait kematian. Hal tersebut penting untuk terus diingatklan agar manusia khususnya umat Islam dapat menyongsong kematian yang sudah pasti datang dengan persiapan yang optimal. Bahwa ada kejadian yang demikian menyesakkan dada pada awal pekan lalu, tepatnya Sabtu tanggal 01 Oktober 2022 yakni di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Data menunjukkan bahwa hingga kini ada 125 orang meninggal dunia usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Belum lagi setiap hari kita disuguhi berita duka. Bahkan kita dapat melihat sendiri dengan mata kepala kita kerabat, teman, dan tetangga satu demi satu menyongsomng kematian. 


Hadirin, sudahkah kematian demi kematian menjadi nasihat bagi kita? Sudahkah takziah yang dilakukan menjadi tausiah bagi kita semua? Maut adalah kepastian yang tidak dapat dimajukan atau pun dimundurkan barang sesaat pun. Malaikat maut tidak permisi kepada orang yang sehat. Malaikat maut juga tidak minta izin kepada seorang anak atau pun remaja. Ajal tidak menunggu kita sakit. Ajal juga tidak menanti masa tua kita. Jika telah datang waktunya, siapa pun pasti akan menemui ajalnya. Oleh karena itu, persiapan menuju kematian semestinya kita lakukan dalam setiap tarikan nafas kita.   


Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Allah ta’ala berfirman: 


   كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ (آل عمران:١٨٥ ) 


Artinya: Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasan kalian. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya. (QS Ali ‘Imran: 185).   


Dalam ayat lain, Allah Taala berfirman: 


   يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ (آل عمران: ١٠٢)


Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. (QS Ali ‘Imran: 102).   


Di ayat lain, Allah Taala juga berfirman: 


   وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتّٰى يَأْتِيَكَ الْيَقِيْنُ (الحجر: ٩٩)


Artinya: Dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu. (QS al Hijr: 99).


Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Melalui ayat yang pertama, Allah memberitahu kita bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Dalam ayat yang kedua, Allah memerintahkan kita wafat dalam keadaan muslim. Dan dalam ayat yang ketiga, Allah memerintahkan kita beribadah hingga ajal menjemput.


Diriwayatkan dalam Mushannaf Ibni Abi Syaibah bahwa suatu ketika malaikat Izra’il masuk ke ruangan Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam dalam rupa seorang manusia. Sang malaikat tiba-tiba memandang lekat-lekat salah seorang yang hadir di majelis Nabi Sulaiman. Setelah malaikat Izra’il keluar ruangan, laki-laki itu bertanya kepada Nabi Sulaiman tentang orang yang memandangnya lekat-lekat. Kemudian Nabi Sulaiman memberitahunya bahwa orang itu adalah malaikat Izra’il. Laki-laki tersebut lalu meminta kepada Nabi Sulaiman agar memerintahkan angin membawanya ke negeri India. Beberapa waktu kemudian, malaikat Izra’il kembali mendatangi Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman bertanya kepadanya: Kenapa engkau memandang laki-laki itu dengan lekat? Malaikat menjawab: Aku heran, kenapa ia berada di ruanganmu pahahal aku diperintahkan oleh Allah mencabut ruhnya di India. 


Hadirin yang Dirahmati Allah

Di mana pun kita berada, jika sudah tiba ajal, malaikat maut pasti mencabut nyawa kita. Karenanya, yang semestinya ditakutkan oleh seorang muslim bukanlah kematian. Yang seharusnya dikhawatirkan adalah mati dalam keadaan su’ul khatimah. Seseorang yang di masa mudanya ahli ibadah bukan jaminan akhir hayatnya akan husnul khatimah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menegaskan: 


   إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالخَوَاتِيْمِ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)


Artinya: Sesungguhnya yang menjadi penentu adalah perbuatan di akhir hayat. (HR Al-Bukhari).


Pesan ini mengingatkan kita janganlah menunda-nunda tobat. Saat ini juga kita bertobat dari semua dosa. Dosa kecil yang dilakukan terus menerus dapat mengantarkan seseorang melakukan dosa besar. Dan dosa besar yang dilakukan terus-menerus dapat menyebabkan seseorang mati dalam keadaan suul khatimah. Naudzu billahi min dzalik.   


Diceritakan bahwa seorang ulama salaf yang bernama Imam al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah memiliki seorang murid yang sedang sakit keras. Menjelang kematian sang murid, Imam al Fudhail menjenguknya dan menuntunnya membaca dua kalimat syahadat. Si murid tidak mampu mengucapkannya. Beberapa kali dituntun, si murid tetap tidak mampu mengucapkan dua kalimat syahadat. Bahkan sang murid kemudian mengatakan: Saya terbebas dari dua kalimat syahadat. Sang murid pada akhirnya mati dalam keadaan suul khatimah, mati kafir. Imam al-Fudhail gemetar badannya dan menangis karena takut kepada Allah Taala. Beberapa waktu kemudian, Imam al-Fudhail bermimpi melihat muridnya sedang diseret dimasukkan ke dalam neraka. Imam al-Fudhail bertanya kepadanya: Kenapa hal ini bisa terjadi, apa yang telah engkau lakukan? Sang murid menjawab: Wahai guruku, aku dulu sering membicarakan kejelekan teman-temanku dan hasud kepada mereka hingga aku sampai ke keadaan seperti ini dan mati kafir.   

 

Artikel diambil dariKhutbah Jumat: Kematian itu Pasti, Bersiaplah!

 

Hadirin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua, amin. 


   أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Khutbah II

 

   اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا


. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ


أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ


اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ


عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


Editor:

Khutbah Terbaru