• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Keislaman

Menyongsong Kematian yang Indah

Menyongsong Kematian yang Indah
Pemakaman Gus Solah (Foto:NOJ/Bisnis.com)
Pemakaman Gus Solah (Foto:NOJ/Bisnis.com)

Kematian adalah peristiwa yang tidak bisa dihindari dan itu pasti terjadi bagi makhluk di alam raya ini. Siapa pun baik pejabat, tokoh, ulama, hingga Nabi pasti mengalami kematian untuk kemudian menuju alam akhirat. Proses kematian yang menjadi kengerian tersendiri adalah kematian yang menyakitkan dan suul khatimah, naudzu billah.
 

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar dalam pengajian rutin Syarh al-Hikam pertemuan ke 155 menyampaikan kisah orang yang paling ringan merasakan sakit saat nyawa dicabut itu adalah Nabi Muhammad.  Meski demikian oleh banyak riwayat dikisahkan bahwa Nabi Muhammad masih merasakan sakit yang digambarkan sakitnya seperti kambing yang dikuliti hidup-hidup
 

"Tetapi karena ditampakkan surga, semua rasa sakit itu tidak terasa,” terangnya ketika ngaji rutin Syarah Al-Hikam pertemuan ke 155 di pesantren Miftachus Sunnah Surabaya yang juga disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Multimedia KH Miftachul Akhyar pada hari Jum’at (28/01/2022).
 

Analog yang serupa bisa dijumpai dalam kisah perempuan-perempuan Mesir saat mengupas buah apel kemudian melihat Nabi Yusuf  melintas di hadapannya. Melihat ketampanan Nabi Yusuf  mereka tidak sadar dan tidak merasakan bahwa jari-jarinya teriris pisau. Tetapi setelah Nabi Yusuf tidak terlihat lagi, mereka baru merasakan sakitnya jari tangan yang teriris.
 

“Ketampanan Nabi Yusuf itu dominan Jamaliahnya (elok rupawan, mempesona). Sedangkan ketampanan Rasulullah itu lebih kuat jalaliyahnya (kewibawaan, karisma). Tampan tetapi orang tidak berani melihat dan menatap,” jelas Kiai Mif.  
 

Kiai Miftach menjelaskan bahwa seorang mukmin jika sudah mendekati kematian, surganya akan ditampakkan. Sehingga sakitnya tidak terasa sama sekali. Karena melihat surga itu nikmat yang luar biasa. Dan dapat menutup rasa sakit saat nyawa dicabut. 
 

Dari sini, Kiai Miftachul Akhyar menekankan bahwa setiap muslim harus paham bahwa seluruh manusia akan menyongsong kematian, dan kematian yang nikmat adalah mereka yang di akhir hidupnya melakukan amal soleh, husnul khatimah. Sebab mereka akan ditampakkan surga ketika proses tercabutnya nyawa dan inilah kematian yang indah.


Keislaman Terbaru