• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Keislaman

Sanggahan Kiai Ma’ruf Khozin soal Larangan Perjalanan Ziarah

Sanggahan Kiai Ma’ruf Khozin soal Larangan Perjalanan Ziarah
Sejumlah warga melakukan ziarah ke masjid Al-Aqsha di Kudus, Jawa Tengah. (Foto: NOJ/
Sejumlah warga melakukan ziarah ke masjid Al-Aqsha di Kudus, Jawa Tengah. (Foto: NOJ/

Semakin hari, kian banyak saja penceramah yang membikin gaduh. Yang dipersoalkan adalah amaliah warga kebanyakan dengan dalil-dalil yang tidak tepat. Celakanya, mereka mengunggah pemahaman yang keliru tersebut di media sosial.
 

Salah satunya adalah kejadian di Lombok, Nusa Tenggara Barat sehingga warga Nahdlatul Ulama di sana meminta jawaban atas ulah seorang ustadz dari Salafi yang melarang ziarah kubur para ulama. Tidak berhenti sampai di situ, sang ustadz menyampaikan pandangannya sembari mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. 


Ziarah Makam Ulama Dilarang?

“Saya hanya akan memberi jawaban atas dalil dari ustaz Salafi. Beliau sama seperti Salafi lainnya melarang melakukan perjalanan ziarah makam para ulama dengan mengutip salah satu riwayat,” kata KH Ma’ruf Khozin di akun Facebooknya: 
 

ﻋﻦ ﻗﺰﻋﺔ، ﻗﺎﻝ: ﺳﺄﻟﺖ ابن ﻋﻤﺮ: ﺁﺗﻲ اﻟﻄﻮﺭ؟ ﻗﺎﻝ: «ﺩﻉ اﻟﻄﻮﺭ ﻭﻻ ﺗﺄﺗﻬﺎ»، ﻭﻗﺎﻝ «ﻻ ﺗﺸﺪﻭا اﻟﺮﺣﺎﻝ ﺇﻻ ﺇﻟﻰ ﺛﻼﺛﺔ ﻣﺴﺎﺟﺪ»
 

Artinya: Qaza'ah berkata: Saya bertanya kepada Ibnu Umar apakah saya boleh mendatangi bukit Thur? Ibnu Umar menjawab: Tinggalkan Thur, jangan kau datangi. Tidaklah diperbolehkan melakukan perjalanan kecuali ke 3 masjid. (Mushannaf Ibni Abi Syaibah)
 

“Hadits (inilah) yang dijadikan dalil oleh Syekh Ibnu Taimiyah dan para pengikutnya yang melarang melakukan ziarah ke makam ulama,” jelas Ketua Pengurus Wilayah (PW) Aswaja NU Center Jawa Timur ini.

 

Demikian pula ada hadis lain yang digunakan untuk hal tersebut: 
 

لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى
 

Artinya: Tidak diperbolehkan melakukan perjalanan kecuali ke tiga masjid, yaitu Masjididil Haram, Masjid Rasulullah -Madinah- dan Masjidil Aqsha. (HR al-Bukhari dan Muslim).
 

“Menurut mereka, hadits ini secara umum melarang dilakukan kunjungan perjalanan ziarah makam ulama,” ungkap alumnus Pesantren Ploso, Kediri tersebut. 
 

Dikemukakan Kiai Ma’ruf Khozin bahwa pendapat ini dibantah oleh ulama ahli hadits bermazhab Syafii, yakni Al-Hafidz Ibnu Hajar. Bahwa larangan tersebut bukan untuk ziara kubur, tapi kunjungan ke masjid lain dengan niat ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. 
 

“Sebab shalat sunah dan iktikaf di masjid kampung kita pahalanya sama dengan di masjid di negara lain, kecuali 3 masjid yang disebutkan dalam hadis di atas, karena keutamaan rakaatnya lebih banyak pahalanya,” jelasnya.
 

Penafsiran dari Al-Hafidz Ibnu Hajar ini berdasarkan takhsis dari hadits lain;
 


لاَ يَنْبَغِي لِلْمَطِيِّ أَنْ تُشَدَّ رِحَالُهُ إِلَى مَسْجِدٍ يُبْتَغَى فِيْهِ الصَّلاَةُ غَيْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَالْمَسْجِدِ اْلأَقْصَى وَمَسْجِدِي هَذَا (رواه أحمد وشهر فيه كلام وحديثه حسن)
 

Artinya: Seharusnya bagi pengendara tidak melakukan perjalanan ke suatu masjid untuk melaksanakan shalat di sana, selain Masjidil Haram, Masjidil Aqsha dan masjidku. HR Ahmad.


Kiai Ma’ruf melanjutkan keterangannya bahwa Al-Hafidz al-Haitami berkata: Di dalam sanadnya terdapat Syahr bin Hausyab, haditsnya hasan. (Majma' az-Zawaid IV/7). Juga menilai hasan dalam Fathul Bari III/65) dengan memberi kesimpulan, sekaligus membantah pendapat yang ada.

 

فَيَبْطُلُ بِذَلِكَ قَوْل مَنْ مَنَعَ شَدَّ اَلرِّحَال إِلَى زِيَارَةِ اَلْقَبْرِ اَلشَّرِيفِ وَغَيْره مِنْ قُبُورِ الصَّالِحِينَ وَاَلله أَعْلَمُ 
 

Artinya: Maka batal-lah pendapat ulama yang mengatakan dilarangnya ziarah ke makam Rasulullah dan dan makam orang-orang shalih. (Fathul Bari IV/197)
 

Perjalanan Ziarah Kubur
Adakah riwayat secara khusus dari kalangan sahabat yang melakukan perjalanan ziarah kubur? 

“Ada,” sergah Kiai Ma’ruf Khozin dengan menyertakan dalil berikut:

 

ﻗﺎﻝ اﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻣﻠﻴﻜﺔ ﻟﻤﺎ ﺗﻮﻓﻲ ﻋﺒﺪ اﻟﺮﺣﻤﻦ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ ﺑﺎﻟﺤﺒﺸﻲ ﺃﺗﻲ ﻳﻌﻨﻰ ﺑﻪ ﺣﺘﻰ ﺩﻓﻦ ﺑﻤﻜﺔ ﻓﻈﻌﻨﺖ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﻣﻦ اﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻓﺄﻗﺒﻠﺖ ﺣﺘﻰ ﻭﻗﻔﺖ ﻋﻠﻰ قبره ﺛﻢ ﺑﻜﺖ ﻋﻠﻴﻪ
 

Artinya: Ibnu Abi Mulaikah berkata bahwa saat Abdurrahman bin Abu Bakar (saudara Aisyah) wafat di Habasyah dan dikubur di Makkah, maka Aisyah berangkat dari Madinah kemudian sampai hingga ia berdiri di makam saudaranya. Aisyah menangisinya. (Ibnu Asakir, Tarikh Dimasyq)


Berikutnya disertakan riwayat:

عن عبد الله بن أبي مليكة : أن عائشة أقبلت ذات يوم من المقابر فقلت لها : يا أم المؤمنين من أين أقبلت ؟ قالت : من قبر أخي عبد الرحمن بن أبي بكر فقلت لها : أليس كان رسول الله صلى الله عليه و سلم نهى عن زيارة القبور قالت نعم كان نهى ثم أمر بزيارتها (رواه الحاكم)


Artinya: Aisyah pulang dari makam, ia ditanya dari mana? Aisyah jawab: Dari kubur saudaraku. Ditanya: Bukankah ziarah dilarang? Ia menjawab: Dulu Nabi melarang, lalu Nabi perintahkan ziarah kubur. (HR al-Hakim).


Editor:

Keislaman Terbaru